"Rei, lo flu??,"tanyaku saat aku melihat Reina yang membawa satu kotak tissue dihadapannya. Dia menggeleng cepat.
"Hatchiii... nggak kok gue cuman bersin-bersin doang,"kemudian bersin lagi.
"Aihh itu namanya gejala flu oon."aku menoyor kepalanya. Reina mendelik kearahku. Aku duduk dibangku depan Reina dan mengusap kepalanya pelan. Dia seperti anjing atau kucing yang sedang dielus majikannya kalau seperti ini. Sangat menggemaskan.
"Maaf ya gara-gara gue lo jadi sakit." Aku tahu memang aku yang salah kan. Karena aku mengajaknya jalan kaki dan terjebak hujan sampai jam 11 malam kita baru pulang.
"Wehhh sadar juga lo gue sakit gara-gara lo."ucapnya tajam. Wehh tuan putri galak benar-benar marah.
"Apa perlu gue cium nih tuan putri biar cepet sembuh??,"tanyaku jail sambil mengedipkan mataku. PLAK. Buku super tebal langsung mendarat dikepalaku. Aku meringis memegang kepalaku yang abis digebuk Reina pakai buku kedokteran yang maha tebel.
"Mimpi aja lo."
Rei.....
Aku ingin bicara padamu, aku ingin tahu apa yang kau rasakan selama ini. Siapa aku bagimu?? Aku tidak ingin kau menganggapku lebih, aku hanya ingin kau menganggapku sebgai teman. Yah teman, hanya teman.
"Rei,nanti jadi kan ngerjain makalah itu?? Euhmm gimana klo ngerjain di apartemenku aja?."
Kami mendapat tugas membuat makalah tentang salah satu penyakit kronis yang penangannya sekarang ini masih dalam proses penelitian. Ini bukan tugas individu melainkan kelompok dan satu kelompok hanya dua orang. Awalnya Roi mengajakku bergabung dengannya tapi aku lebih memilih bersama Reina.
"Jiah, modus lo.,"Reina sambil menjitak jidatku.
"Wadaw, sakit oon. Bukan modus oii, emang lo kira gue cowok apaan??."
"Apapun. Hahahaha.... hatchiiii."Reina menertawaiku dan tiba-tiba dia bersin disela tawanya. Sontak membuatku balik menertawakannya. Reina memukuliku secara beruntun rasanya pundakku seperti hampir copot dari tempatnya berada. Ini cewek mantan pegulat apa ya, pukulannya kuat banget.
Sebelum menuju apartemenku Reina merengek meminta membeli snack dan minuman. Kata dia kurang seru kalau cuman serius ngerjain tugas tanpa didampingi dengan snack dan minuman. Kami mampir dulu ke sebuah minimarket dekat dengan apartemenku, kami membeli beberapa bungkus snack dan minuman berkaleng. Awalnya Reina mengambil minuman bersoda, tapi aku merebutnya mengembalikan minuman bersoda itu dan menggantinya dengan minuman isotonik dan air mineral. Sudah tahu lagi tidak enak badan malah mau minum-minuman bersoda yang tidak sehat. Calon dokter kok tidak bisa menjaga kesehatannya sendiri, bagaimana nanti bisa mengobati pasiennya??
Kami sampai di apartemen sudah lumayan sore karena jam yang ada dinding apartemenku sudah menunjukkan pulul 5 sore. Aku meletakkan bungkusan yang kami beli tadi di meja.
"Langsung mau ngerjain tugas atau lo mau mandi-mandi dulu gitu."kataku melepas tas yang dari tadi nemplok dipunggungku. Reina menggeleng pelan kemudian mengeluarkan buku-bukunya.
"Langsung aja deh,"katanya kemudian.
Aku mengangguk kemudian berjalan kearah dapur untuk membuatkan minuman untuk Reina. Meski tadi kami membeli minuman, lebih baik Reina meminum yang hangat-hangat dibanding minuman dingin itu.
"Nih diminum dulu, klo flu jangan minum minuman dingin."ucapku sambil menyodorkan segelas minuman hangat kearahnya.
"Makasih, lo baik banget deh nyet."
Aku memang selalu baik kan sama kamu Rei???
Kami terlarut dalam mengerjakan tugas hingga tak terasa sudah hampir jam 10 malam. Tugas kami hampir selesai, meski dari tadi Reina bersin-bersin mulu. Kasihan banget nih anak, terkena air hujan dikit aja langsung flu. Mungkin daya tahan tubuhnya lagi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Falling In Love [5|5]
Historia CortaAku tak ingin jatuh cinta padamu, tapi aku juga tidak ingin kau menghilang dari sisiku. ----- Cerita ini gue terinspirasi dari lagu Big Bang yang terbaru Let Not Fallin in Love. huweeeee ini sukses bikin gue baper.. nyesek banget sumpah. Semoga ceri...