⏩ 9. Love?

12.7K 434 16
                                    


Deva POV

Gadis yang cukup membuatku penasaran, ya wajahnya yang ehm, bisa dikategorikam cantik bahkan sangat cantik itu bisa membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Apakah aku jatuh cinta padanya? Tidaak! Aku tidak menyukainya, aku hanya merasa kagum padanya. Banyak orang yang bilang jika kita suka pada seseorang kurang dari empat bulan maka itu bukanlah cinta, mungkin hanya rasa suka atau kagum saja. Baiklah kita tunggu empat bulan lagi!

Kemarin aku kembali mengatakan hal yang tiba tiba keluar dari mulutku, entahlah mungkin sudah ke tiga kalinya aku mengatakan ingin mengajaknya menikah? Gila. Ya aku gila, saat bersamanya sifatku yang biasanya dingin pada orang lain bisa tiba tiba berubah dan menghilang begitu saja. Gadis itu, hebat! Dan ya kemarin papa kembali mengingatkanku masalah pernikahan, sebenarnya aku sudah tidak terlalu ambil pusing dalam hal ini karna aku tau oma pasti akan membantuku. Benar? Haha. Sepertinya Ve juga bisa jika harus menjadi ibu dari anak anakku kelak? Ah! Apalagi yang aku pikirkan! Jauhkan pikiranmu itu Va, sejak kapan kamu jadi berfikir masalah anak dan istri?

"Woy! Ngelamun aja!." Gebrakan mejaku mengagetkan lamunanku, aku menatap siapa pemilik tangan besar yang menggebrak mejaku ini. "Masih siang Va, jangan mikir jorok deh." Imbuhnya sambil bersedekap tangan fi hadapanku

"Sial! Apaan sih lo Mar." Ucapku kesal sambil bangun dari sandaran kursi kerjaku.

"Lagian di kantor ngelamun, kayanya lo lagi nggak banyak kerjaan ya?." Apa katanya? Yang benar saja, justru aku sedang banyak pekerjaan. Dia ini sungguh menyebalkan.

"Nggak gue lagi banyak kerjaan. To the point aja, ada apa lo kesini?." Tanyaku tajam sambil menghidupkan benda persegi panjang di depanku yang berlogo apel ini.

"Weits, nyantai. Gue mau ngajak lo ke birthday party gue, lo harus dataang!." Mario mendudukkan bokongnya di sofa dalamruangan kerjaku

"Kapan?." Tanyaku singkat,

"Malam ini."

"Gila! Dadakan banget lo ngasih taunya!." Protesku memalingkan pandanganku menatap tajam padanya

"Sorry Va, gue lupa mgasih tau lo kemarin kemarin, ya lo juga sibuk banget kayanya sampe gapernah nongkrong bareng lagi." Elaknya santai mencomot cookies yang dalan toples di atas meja. "Gue mau lo dateng pokoknya, titik! Gue cabut dulu ya mau siap siap buat ntar malem, selamar kerja brada!." Tambahnya di tengah kunyahan cookies dalam mulutnya

"Gue usahain deh ya."

"Pokonya harus bisa." Ucaonya memaksa sambil membuka knop pintu ruang kerjaku dan melangkahkan kaki keluar. Aku menggelengkan kepalaku pelan. Tak lama pintu itu kembali terbuka, Mario menyumbulkan kepalanya
"Oh ya, gue lupa. Nanti dalam ada pests dansanya, gue harap lo bawa pasangan lo Va." Ucapnya dari balik pintu

"Ta-." Pintu itu sudah lbih dulu tertutup. Aku memijat pelipisku pelan, ah bisa bisanya punya teman kaya gini, pikirku dalam hati.

"Ok, gue harus ngajak siapa?." Tanyaku pada diriku sendiri. Sebuah nama bidadari cantik itu melintas di otakku. "Binggo! Veranda!." Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan melangkahkan kakiku menuju ruangannya.

"Mau krmana pak?." Tanya Viny menatapku

"Keruangannya Veranda." Jawabku tersenyuk simpul kemudian kembali melangkahkan kaki menuju ruangannya.

I Hate Love but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang