"Gila! Badan lo kecil tapi berat banget." Suara ocehan itu terdengar saat ia harus membopong tubuh kecil Jean.
Jean yang malang harus tertidur saat dirinya mabuk di acara pernikahan orang, berkata yang aneh-aneh dan menyusahkan orang lain. Untung saja ada orang baik seperti Radit yang mau membawa tubuh kecil Jean itu ke villa.
Iya, namanya itu Radit. Lebih tepatnya Raditya Savero, orang yang Jean ajak nikah tadi. Tenang saja, Radit tahu kalau Jean itu mabuk dan tidak terlalu memikirkan perkataan gila Jean.
"Gue harus bawa dia kemana weh?!" Tanya Radit pada seorang perempuan, karyawan Jean tepatnya.
Perempuan itu mengarahkan telunjuknya pada sebuah pintu didepan sana, "Itu, kamar yang sebelah situ." Katanya.
Okey, Radit mengangguk dan langsung membawa Jean kekamar yang diberitahu wanita tadi, "Oh ya, makasih yah, Mbak." Lanjutnya dan wanita tadi mengangguk lalu berlalu pergi.
Beberapa detik setelah wanita tadi pergi, Radit baru sadar kalau sekarang dia berada dalam kesusahan karena tangannya kesulitan untuk membuka pintu tersebut, Jean tidak peka, ia masih tertidur dan sesekali mengerang.
"Gimana cara buka pintunya, anjir." Katanya yang masih berusaha membuka pintu kamar tersebut.
Beberapa kali gagal dan, yes! Radit berhasil membuka pintu kamar tersebut. Ia langsung menuju kasur yang ada ditengah ruangan, menaruh tubuh Jean dengan hati-hati karena takut perempuan itu terbangun. Saat ia berniat untuk berhalu pergi, Jean merintih dan akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk pergi, memilih terdiam ditempat sambil menatap wajah Jean.
"Jangan pergi..." Gumam Jean dalam keadaan tidur. Ia mengigau.
"Aku takut sendiri, Dri." Katanya, lagi.
Radit yang mendengar itupun sedikit terenyuh dan mulai berspekulasi tentang apa yang dialami wanita ini. Ia mendekat kearah Jean, merapatkan selimut itu ke tubuh Jean.
"Jangan pergi...Dri, please." Sungguh, Jean benar-benar kacau dibuat Adrian. Lelaki itu mampu membuat Jean menangis dalam tidurnya.
Radit hanya mampu melihat Jean dalam keadaan kacau, mengambil langkah untuk duduk dipinggir ranjang, dengan niat menunggu wanita ini untuk tertidur pulas.
"Cowo berengsek yang bikin lo kaya gini hebat banget kali yah, sampe bikin lo nangis di saat lo tidur, mantap!" Garau Radit, sebenarnya Radit bukan orang yang terlalu peduli dengan orang lain.
Tapi entah kenapa, hati kecilnya tersayat dan ikut merasakan kesedihan saat melihat Jean seperti ini. Ia tahu betul rasanya ditinggalkan dan yah, itu sangat sakit. Sangat sakit.
Sampai akhirnya lelaki ini memilih untuk tetap berada didekat Jean sampai wanita ini benar-benar tertidur pulas, sebenarnya sedikit membosankan saat harus menunggu karena hal seperti ini, Radit mengambil ponsel dari kantung celananya. Membukanya dan hanya sekedar iseng-iseng membuka lalu menutup lagi sosial media miliknya.
Mulutnya terbuka lebar dan matanya berkedip berkali-kali, rasanya ia ingin tertidur pulas disebelah Jean, di kasur yang empuk. Tapi buru-buru ia tepis pikiran itu dan memilih untuk duduk dilantai dengan kepala yang bertumpu pada sisi ranjang. Ia melipat tangannya sebagai bantal dan gelap lah penglihatannya. Radit tertidur.
***
Celah pada jendela membuat sinar matahari dengan bebasnya masuk menyelinap, membuat sedikit gerakan ringan dari Jean, menarik selimutnya keatas kepala, menghalangi sinar itu membangunkan dirinya. Omong-omong soal Jean yang masih tertidur pulas, bagaimana dengan Radit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Janji [Selesai] #Wattys2018
Novela JuvenilHighest Rank: 542 in Relationship 16/06/18 Perkara janji yang selalu dengan mudahnya di ucapkan oleh banyak orang dan berakhir dengan semu semata. Bagaimana kalau janji itu tulus diucapkan namun suatu hal yang buruk harus terjadi dan janji itu berak...