Love 30

5.4K 263 17
                                    

WARNING!!! ini gak author private ya. karena permintaan sahabat author. berhubung sedikit BDSM. harap maklum. :D

happy reading~~

===========================================================================

Aku mematung memandang Reviel kini telah berdiri di hadapanku. Aku tak dapat bergerak dari tempat aku berpijak. Hanya kini sekelebat bayang-bayang yang mengerikan yang membuat mulutku bungkam. Ada apa? jangan tanyakan itu padaku. Aku ingin sekali membunuhnya. Ingin. Tapi aku tak bisa melakukannya. Bagaimana kalau ketahuan? Bagaimana dengan Tuan Jeremi nanti? Aku hanya mengepalkan kedua tanganku di samping tubuhku. Rasa emosi yang menjalar di hatiku, membuat aku tak dapat melakukan apa-apa. kini Reviel tengah berjalan menuju ke arahku. Senyuman, bukan, seringaiannya masih saja menghiasi wajahnya. Aku menatapnya yang ada di hadapanku. 4 langkah dari hadapanku.

"kau sudah siap? Aku berikan kau sebuah bonus." Dia memberikanku 1 bungkus plastik yang entah bubuk apa yang di dalamnya. Aku hanya menerimanya dengan tatapan bertanya. "Berikan ini pada Alex. Ini bisa bertahan dalam waktu 1,5 jam." Aku masih bingung dengan penjabaran yang baru saja ia utarakan. Aku tak berani hanya sekedar bertanya. Jadi akhirnya aku hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang dia perintahkan. "Aku rasa rencana kita tukar. Aku ingin kau siksa Alex. Seperti halnya kau disiksa olehnya. Apa kau tak ingin melakukannya?"

Perkataan Reviel itu membuatku tak dapat berketip. Jangankan mengedipkan mata, bernafas saja terasa susah. Apa yang baru saja dia katakan? Dia menyuruhku untuk menyiksa Tuan Alex? Menyiksanya? Apa yang ada di dalam pikirannya itu? Apa dia sudah gila? Rasa jantungku serasa di remas sekuat-kuatnya. Menyadari apa yang dia lakukan nanti. Tiba-tiba dia menyeretku ke sebuah kasur yang di atasnya ada sebuah tas. Aku tak mengerti apa isi tas itu. Aku hanya menyerengit ketika berdiri tepat di hadapannya.

"Pakai itu semua."

Aku kembali memandang Reviel, entah kenapa dia selalu memerintahku seperti halnya Tuan Jeremi atau Tuan Alex? Aku memandangnya penuh tanya juga tajam. Tapi dia berbalik memandangku dengan tajam. Mau tak mau aku melangkahkan kakiku 1 langkah dan mengambil 1 tas yang ada di antara keduanya. Alisku kembali berkerut ketika aku mengetahui isi di dalamnya. Baju maid? Apa-apaan ini? Apa dia berniat menyuruhku mengenakan baju ini? Saat aku menolehkan kepalaku, Reviel tengah menatapku dengan tatapan, kenakan-itu-atau-tamat-riwayatmu. Tanpa berkta lagi aku mengganti baju yang aku kenakan dengan baju maid yang di sediakan. Setelah selesai aku melihat Reviel menyodorkanku sebuah wig berwarana merah menyala. Sama seperti dengan warna rambut Reviel. Aku akan bersumpah. Bila aku mendapatkan waktu itu, akan aku bunuh Reviel! Umpatku dalam hati.

Kembali aku terintimidasi oleh tatapannya yang seakan membunuh itu. Aku hanya menuruti apa yang dia mau. "Ini. Pakai ini." Setelah menggunakan wig merahku, kembali lagi! Aku melihat Reviel menyodorkan sebuah tabung kecil di tangannya. Aku tak mengerti apa yang dia berikan padaku. Saat aku buka tutup pada kedua tabung kecil itu, yang aku lihat hanya iris mata yang berwarna hazel. Aku menatapnya tak mengerti. apa ini? "Ini ada softlens. Pakailah di matamu."

Aku memandang Reviel serta benda yang ada di tanganku secara bergantian. Aku tak mengerti cara memakainya. Reviel yang mengerti kegundahanku, kini mulai mendekat dan mengambil iris hazel itu pada jarinya. Lalu jari pada tangan kirinya membuka kelopak mataku, memaksaku untuk membukanya dengan lebar, serta memasukkannya benda itu. Itu di lakukannya dua kali pada mata kiri dan kananku. Setelah selesai, aku mencoba mengedipkan kelopak mataku, rasanya aneh. Seperti ada yang mengganjal.

"Ternyata jauh lebih mirip dari dugaanku." Aku memutarkan badanku menghadap Reviel. Aku tak mengerti apa kata-katanya. Kemudian dia memegang kedua pundakku, dan menuntunnya di sebuah cermin full body yang terletak di kamarku. Di sana aku melihat sesosok gadis berambut merah yang panjang lurus, dengan pakaian maid yang ia kenakan serta bermata hazel. Aku lihat pantulan bayangan Reviel di cermin. Dia tersenyum manis. Sangat manis. Aku tak mengerti apa yang dia pikirkan. Setelah melihat penampakanku, dia menarik tanganku keluar pintu kamar. Aku melihat dia telah berjalan menuju lift. Dengan gerakan cepat aku berlari ke arahnya. Kemana semua para penjaga yang telah di tugaskan? Kemana Tuan Jeremi? Saat aku memasuki ruang kubus keci itu, aku menatap punggung Reviel. Kini tatapanku menjadi kekhawatiran yang membludak dan keluar kapan saja. Apa yang akan dia lakukan pada Tuan Alex?

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang