Pulang

77 5 2
                                    

Pernahkah kalian berpikir untuk pulang? Kembali ke kampung halaman setelah bertahun tahun merantau? Entah kenapa itulah yang membayangiku akhir akhir ini. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membeli dua tiket one way ke Jakarta dari Incheon.

Maka hari ini aku pulang. Siang ini aku tiba di Bandara Soeta dengan sebuah koper di tangan kiriku dan sebuah backpack dipunggungku. Aku lelah sekali. Menghirup udara tanah air rasanya membuatku bahagia hahaha, bagaimana tidak beberapa tahun terakhir aku habiskan di luar negeri. Satu tahun pertama, aku menghabiskan waktu mengejar seminar kedokteran dan bisnis di Singapura dan tinggal di rumah seorang teman. Delapan tahun berikutnya aku mengisinya dengan kuliah S2 jurusan managemen bisnis di Amerika bersama bang Genta yang menuntaskan S3 kedokterannya kemudian ia bekerja sebagai asisten dokter bedah dan aku dipaksanya bekerja di unit gawat darurat walau nyatanya hanya bertahan sebulan. Lalu, satu tahun terakhir kami habiskan tinggal di sebuah apartemen kecil di Seoul, Korea. Selama di Korea aku lebih banyak menghabiskan waktu jalan jalan di pinggiran kota mencari makanan atau menemani bang Genta ke seminar.

" Dari sini ke mana?" tanyaku padanya

" Kita cari taksi. Terus pulang."

" Ya maksudnya pulang ke mana, abangggkuu?"

" Apartemen gue di daerah Sudirman Thamrin."

" Oooh, daebakk." Seruku bertepuk tangan.

" Gue bisa gila lagi."

" Hehe."

Sebuah taksi berhenti di depan kami. Genta dengan sigap memasukan koper kami ke dalam bagasi, aku enak enak aja langsung masuk.

" Ke mana mas?" tanya si supir. Tanpa menganggkat wajah dari smartphonenya ia spontan menyebutkan nama sebuah apartemen di daerah Sudirman Thamrin,Semanggi lebih tepatnya.

" Habis ini apa?" tanyaku lagi.

" Lo bakal kerja bareng gue di rumah sakit."

" Hahh?! Maksud?"

" Gue udah minta lo masuk tim bedah bareng gue nanti dan sudah di acc lo ga bisa nolak"

" Udah gila ya?"

" Belum, lo yang udah. Hahaha." Ia malah tertawa.

" Heh, denger ya. Gue tujuh taun kuliah menegemen bisnis, kaga punya gue basic basic kedokteran. Suka ngaco."

" Lo yang suka ngaco. Hahaha. Terus catetan catetan seminar yang lo simpen ke mana? Itu teh apa mba? Hahaha."

" Emang cukup?"

" Kata gue cukup ya cukup. Hahaha."

" Seenak jidat wae ih, geuleuh." ( sesukanya aja ih, nyebelin) aku mencubit tangannya.

" Hahaha."

Ya, aku bisa apa? Ini pasti ada campur tangan Uwak Indra. Aku gak terimaaaa. Keberangkatanku waktu itu ke Singapura sudah di rencanakan oleh mereka berdua. Aku berangkat tengah malam. Dan kepulanganku sekarang, tau tau udah ada apartemen aja.

" Mau gaak?" tanyanya, memastikan.

" Ga."

" Dih, gak bosen lu Cuma ngeliatin gue operasi dari jauh."

" Ga."

" Yakiin. Gak bosen lu ngejomblo? Hahaha."

" Apaan sih, sendirinya muka udah tua bangka masih jomblo dih, kesian amat lo.'

" Ingeet lo juga udah tua artinya hahaha."

" Ciuuuh."

" Dan inget, lo juga udah gak bisa kerja lagi di media. Aku melarangmu. Camkan itu."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang