Everyone asks me if I changed
It's like you're nailed into my heart
My world is filled with youI can't stop, I'm already filled with you
Right now, this moment, you're in my heart(EXO - OVERDOSE)
Wajah dingin Suho. Tawa melengking Kris. Kelebatan bayangan hitam dan putih. Bibir yang membentuk sebuah kata. Apa? Orang itu bilang apa?
Lalu, lantai marmer seputih pualam itu kotor karena bercak-bercak berwarna merah kehitaman. Menetes. Mendesis pelan. Lalu tubuh itu ambruk. Menggelepar. Tubuhnya melengkung. Menekan bagian perut.
"S-sakittt..."
Gadis berambut hitam legam dan bergaun putih itu mengerang kesakitan. Airmatanya meleleh disela-sela kelopak matanya yang menutup rapat. Tubuhnya bergetar hebat. Darah yang mengotori lantai marmer itu berasal dari bibir ranum sang gadis. Terbatuk. Lebih banyak lagi darah menetes.
"Sera!! SERA!!!"
Gadis itu memutar tubuhnya. Menjulurkan tangan, berusaha menggapai. Matanya menatap nanar. Meminta tolong. Tapi kemudian ia tersedak. Lagi. Darah tercecer. Mengerang. Lalu tubuh itu tak bergerak. Sekarat.
"Tidak..."terdengar suara mendesis putus asa. "Jangan sakiti dia..."
"Lu..."
"Tidak... Bangun! Kumohon Sera, bangun..."
"Luhan... heii..."
"Sera..."
"Iya... aku disini. Buka matamu, Lu..."
"SERA!!"
Luhan tersentak. Matanya membuka lebar ditengah deru napasnya yang memacu tak teratur. Jantungnya berdetak ratusan kali lebih cepat. Membuatnya sesak.
"Lu..."sebuah suara lembut membuat Luhan menoleh. Ia mendapati seraut wajah cantik yang nampak cemas menunduk kearahnya. "Mimpi buruk, eh?"
Luhan sejenak terpana. Jadi, tadi itu hanya mimpi? Tergesa, Luhan menarik tubuh Sera dan merebahkan tubuh polos yang hanya tertutup selimut itu keatas dadanya. Memeluknya erat. Mengucap syukur beribu-ribu kali.
"Mimpi buruk tentangku?"tanya Sera lagi. Gadis itu mendengar denyut jantung Luhan yang tak beraturan.
"Tidak, baby..."jawab Luhan bohong. Tidak mungkin ia menceritakan mimpi mengerikan itu pada Sera. Mimpi yang muncul tadi mirip seperti visi yang dilihat Lay ketika ia berada diatap bersama Suho dan keempat kawannya. Visi yang kata Suho adalah buah dari keputusannya.
Sera menaikkan tubuhnya, menumpu berat tubuhnya didada bidang Luhan. "Lalu? Kenapa kau memanggil-manggil namaku seperti itu?"
"Bukan apa-apa, baby. Sungguh..."
"Kau tidak mau bilang padaku?"
"Aku hanya bermimpi kau meninggalkanku pulang kedunia bawah..." Luhan berbohong. Setidaknya agar Sera tidak bertanya lagi.
"Itu tidak akan terjadi, Lu..."kata Sera pasti.
Luhan tersenyum dan merapikan helai rambut Sera yang menutupi wajahnya. "Aku tahu..."
Sera menyusupkan kepalanya keleher Luhan dan bergumam lirih disana. "Kau seharusnya bermimpi indah saat tidur bersamaku."
Luhan tertawa kecil. "Maaf... aku kan tidak bisa mengatur mimpi apa yang akan muncul saat aku tidur, Sera..."
"Uh, kau benar..."
Luhan menarik napas panjang. Mimpi tadi, Luhan tidak pernah meragukan kemampuan Lay dalam melihat masa depan. Jika ini sebuah pertanda. Luhan harus sebisa mungkin melakukan pencegahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL BESIDE ME (EXO FANFICTION)
Fantasy"Aku malaikat, Sera. Dan kau..." "Iblis, aku tau!"potong Sera cepat. Kaca-kaca jendela bergetar merasakan emosi gadis iblis ini. Sera marah. Ia selalu marah jika Luhan mengingatkannya akan perbedaan mereka. Luhan adalah putih. Dan Sera adalah hitam...