12 - Heart Heater

11.4K 734 51
                                    

Julian POV

Itu dia, nomer punggung 8. Miranda.

"LUNAA! SEMANGAT HONEY!"

Nonton softball itu memang gak umum, tribun penontonnya kecil gak seperti basket.

Tapi bosen kan ya kalau nonton basket melulu.

"Ra? Ara!" Gue menoleh ke kanan, ke arah kegaduhan.

Mata gue menyipit. Itu cewek yang gue pinjemin payung waktu itukan?

"Kak, tolongin temen saya." Saking fokusnya, gue sampai gak sadar kalau cewek berambut pendek ini memohon sambil narik-narik ujung baju gue.

Padahal di sekeliling mereka kan banyak orang? Kenapa harus gue?

Akhirnya gue bopong dia ke mobil, yang mana untungnya hari ini gue nge-pas banget lagi bawa mobil.

"Julian, lo gak dukung Luna?"

Gue maunya tetap disamping Luna, tapi gak bisa.

"Semangatin Luna ya Zi!" Zio ngangguk, seakan ngerti posisi gue yang lagi kejepit sekarang.

Gue minta tolong Zi. Lo yang terbaik.

"NA! AYO SEMANGAT! 1 STRIKE LAGI!"

"Luna ayo Na!"

Luna gue gak bakal kenapa-kenapa kan?

***

Sampai di rumah sakit terdekat gue langsung bawa Ara ke UGD, dan balik lagi ke lapangan pertandingan.

Tadinya.

"Kakak, bisa ikut saya gak? Saya takut." Gue berpikir sejenak sebelum mengangguk mengiyakan. Yaudah deh, hitung-hitung beramal.

Setelah agak lama, akhirnya ada suara langah kaki yang keluar dari ruangan unit gawat darurat.

"Yang keluarganya pasien yang mana?" Dokter keluar dari ruangan, berjalan ke arah tempat gue duduk.

Gue diam, faktanya gue cuma pengantar doang. Bukan apa-apa. Dan gak bisa berbuat apa-apa.

"Masih di perjalanan dok."

"Ya sudah, kalau begitu kalian boleh jenguk dulu. Pasiennya sudah sadar kok, saya permisi." Dokter pergi, seiring cewek di samping gue masuk ke ruangan itu.

Karena gue bukan siapa-siapa jadi ya gue tunggu luar. Jantung gue berpacu cepat, bukan; bukan tentang cewek ini tapi yang lain.

Pertandingan Luna gimana kabarnya?

"Kak,"

"Ya?"

"Kata Ara, kakak masuk aja." Gue bergumam singkat dan masuk, sekalian pamitan mau balik.

"Makasih ya kak, kakak nolongin aku lagi." Ara keliatan lebih baik, dan gue bersyukur seenggaknya dia nggak kenapa-kenapa.

"Iya sama-sama."

"Eh Ra, gue ada les. Gue duluan ya?"

"Oh iya gak pa-pa, makasih ya Sar."

"Duluan ya kak." Gue mengangguk singkat, gue juga harus liat Luna sesegera mungkin.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang