Maaf baru aku publish, pdhl sudah di draft dari dulu.
Terima kasih banyak yang sudah mau membaca fiksi aku ini..
Maafkan manusia ini jika selalu typo setiap menulis..
Maaf jugak kalau tidak dapet feel'nya yak..
-----♡♡♡-----
previous~"Kyu." Setelah beberapa saat. Ia memanggil Kyuhyun dengan pelan. Ia mendongak pelan, melihat mata Kyuhyun.
"Hm? Ya, baby? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Ia menatap Kyuhyun dengan mata yang penuh persakitan. pelupuk matanya kembali menampung airmatanya.
Ia harus kuat! Kim Harin, kau pasti bisa! Sorak pikiran Harin. Ia segera menghapus genangan air mata itu.
"Kyuhyun.. Ma. Maaf.. aku. aku benar-benar lelah dengan perilakumu.." ia menatap Kyuhyunnya dengan pandangan yang sangat kelelahan.
"a. aku. ingin.. kita akhiri saja hubungan kita ini." Harin merasakan satu tetes air matanya menetes kembali. Ia segera menundukan kepalanya. Tak menatap mata Kyuhyunnya. Tidak. Lebih tepatnya. Mantan Kyuhyunnya.
-----♡♡♡-----
[PART 2]
=Kyuhyun Side="a. aku. ingin.. kita akhiri saja hubungan kita ini."
"Akhiri saja hubungan kita ini.."
"Akhiri saja.."
Perkataan Harin berkelana di dalam pikiranku. Seperti terkena sihir, seluruh tubuhku tak dapat digerakkan sama sekali.
Aku tertegun.
Tak pernah terbayang jika Harin ingin berpisah. Tak pernah sekali pun. Bahkan aku telah merencanakan akan meningkatkan tingkatan status kita.
Aku ingin berteriak. Menghancurkan segala sesuatu yang ada disekitarku.
Aku merasa seperti ada seseorang yang menusuk hatiku dengan beribu-ribu jarum.
Kesadaranku mulai terkumpul. Kuarahkan pandanganku ke depan dan sekitar. Namun, tak ku temukan Harin di hadapanku.
Aku terlalu larut dengan pemikiranku sendiri tentang kalimat perpisahan Harin tadi.
Mataku menatap sendu bangku yang telah diduduki Harin.
"Baby.."
"Jangan.." Kyuhyun berkata dengan sangat lirih.
"Kumohon.."
~
~~~~♡♡♡~~~~~
=Author Side=
Harin berlari meninggalkan taman kota. Terus melangkahkan kakinya dengan cepat.
Keadaan Harin tak jauh berbeda dengan Kyuhyun. Airmatanya memenuhi wajah cantiknya.
Harin menutup bibrnya dengan kedua tangannya. Mencoba meredam isakannya.
Kakinya terus melangkah tanpa arah. Hingga tanpa ia sadari langkahnya berhenti dipintu masul toko bunga.
Ia masuk ke toko bunga dan disambut lily putih yang memenuhi lorong awal toko. Ia mengangkat tangkainya dan dihirupnya aroma bunga favoritnya itu.
Aroma lily putih membuat sebagian masalah dipikirannya menghilang. Ia memejamkan matanya dan menerbitkan senyuman tipis yang membuatnya tampak manis.
Tiba-tiba Harin melebarkan kedua matanya. Ia kembali teringat kejadian di taman.
Bibir yang semula tersemat senyuman. Meskipun tipis. Kini kembali bergetar.
Air mata mulai menggenang kembali. Tanpa disadarinya setetes air mata berhasil lolos dan jatuh ke kelopak lily ditanyannya.
Dihusapnya secara sedikit kasar bersamaan dengan siluet Song ahjuma pemilik toko yang mendekatinya.
Song ahjjuma pemilik toko bunga yang cukup terkenal di Seoul bagian barat. Song ahjjuma yang telah merawatnya hingga dewasa setelah kedua orang tuanya meninggal.
Ia menganggap Song ahjjuma adalah ibu keduanya. Begitupun Song ahjjuma, yang menganggap Harin sebagai putrinya sendiri.
"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu, nona cantik? Oh. Oh. Apa kau sedang ingin mencuri bungaku yang harum itu nona?" Sapa Song ahjjuma beserta senyum ramahnya.
Harin sedikit terhibur karena sedikit candaan dari ibunya. Hanya sedikit.
Ia segera memeluk Song ahjjuma. Song ahjjuma yang mengerti kondisi anaknya pun menepuk-nepuk punggung Harin.
Ini yang sekarang ia butuhkan.
Pelukan dari seseorang ibu yang menenangkan.
Mata indahnya kembali mengalirkan airmatanya. Meskipun sudah ia tahan agar tidak menangis dihadapan ibunya.
~~~~~♡♡♡~~~~~
Terlihat seorang pria keluar dari bandara internasional. Ia melangkahkan kakinya dengan sangat percaya diri.
"Seoul. I'm back." ungkap pria itu dengan sedikit cengiran khasnya.
Ia berjalan keluar dan menarik kopernya menuju pintu keluar.
"HYA!! BOCAH SINTING!!" Teriak seorang wanita pada pria yang berjalan dengan mata yang tertutup kacamata hitam.
Sang pria merasa jika yang dipanggil adalah dirinya pun menolehkan kepalanya.
"Noona! Hya!" Pekiknya agak nyaring. Ia melepas kacamatanya. Ia berlari dan menarik kopernya dengan sedikit berlebihan.
Ia memeluk erat seseorang yang dipanggilnya noona, dan dibalas tak kalah erat olehnya.
"Hya bocah sinting! Kenapa baru kembali setelah 3tahun?" ucap sang gadis setelah melepas pelukan teletubies mereka.
Ia hanya nyengir lebar dihadapan noonanya. Tak tahan melihat tingkah laku noonanya tersayang.
Ia menghirup aroma Seoul yang sangat khas untuk memastikan bahwa ia memang benar-benar kembali ke Seoul.
"MyeolRin. Tunggulah aku." ucap pria itu dengan menatap lurus jalanan bandara yang sedikit padat.
TBC
Maaf part duanya aku buat lebih pendek. Maafkan jugak ff aku ini banyak kekurangannya x_x
Kalian bisa kritik dan saran, komen aja. PM saya juga terbuka untuk siapa saja yang mau ngajak saya chat wkwk..