28 Cerita Lama yang Belum Pernah Dimulai

258 14 0
                                    

Kissa dan kedua orang tuanya menikmati acara yang diadakan Komplek Merak. Acara yang sudah berlangsung dari pagi hari itupun sampai ke puncaknya.

Satu per satu anak muda di komplek itu naik ke atas panggung untuk bernyanyi. Dan masing – masing orang pasti selalu dihadirkan kejutan entah didatangkan pacarnya, mantanya, atau bahkan orang – orang yang ingin mengungkapkan rasa sayang. Selain itu juga MC akan menyediakan waktu untuk sesi kepo – kepoan agar mereka semua semakin mengenal antar warga. Giliran Kissa pun tiba. Dengan gugup Kissa naik ka atas panggung.

"Ini dia, satu lagi anak gadis di Komplek Merak. Mungkin kebanyakan orang disini hanya sekedar kenal muka saja. Tapi belum tentu semuanya tahu siapa gadis ini, betuuul???

"Betuuullll..." semua penonton berteriak heboh.

"Iyalah, pasti betul. Soalnya anak perempuan satu ini banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan sekolahan. Jarang nongkrong – nongkrong ala anak alay kaya lo lo pada hahaha... terlebih lagi dia juga kuliah di tempat yang jauh yang menyebabkan belakangan ini jarang terlihat. Jadi langsung aja deh, perkenalkan dirimu..."

Kissa mengambil mikrofon yang diserahkan MC, dengan gugup Kissa berdeham. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian, "Halo, nama saya Kissanash Mauriz Ayunda warga dari blok H. Hmm saya akan menyanyikan tiga lagu, sama seperti yang udah – udah... langsung aja yaa..."

Intro lagu anak – anak yang berjudul Aku Bisa yang dinyanyikan AFI Junior mulai terdengar. "Buat adik – adiknya yang suka minder, ini lagu untuk kalian..."

Setelah ia selesai menyanyikan lagu pertama, intro lagu kedua pun segera terdengar, lagu Seventeen yang berjudul Jalan Terbaik terdengar sayup – sayup.

Kissa teringat wajah Naron ketika menyanyikan lagu itu. Tanpa sepengetahuannya, background di belakangnya berubah menjadi kumpulan foto – foto Kissa dan Naron selama SMA dan berhenti di foto mereka yang diambil secara terpisah. Dimana ada Kissa yang sedang tersenyum memegang kitabnya dengan berpakaian baju muslim dilengkapi pasmina yang menutupi kepalanya. Di sebelah foto itu, ada foto Naron yang juga sedang tersenyum dengan memegang kitabnya di depan tempat ibadahnya. Semua orang pun diam mendengarkan nyanyian tulus Kissa.

"Ku yakin kita akan bahagia... tanpa harus selalu bersamaaa... tak perlu diisesaliii... tak usah dii...tangisiiii... Ku yakin ini jalan terbaik, walau kita tak lagi berduaaa... tak perlu diisesaliii... tak usah dii...tangisiiii..." Kissa mengakhiri lagunya, intro lagu selanjutnya tidak terdengar.

MC menghampirinya, "Waduh Kissa.... ini lagunya dalem banget ya kayanya..."

"Haha... enggak kok biasa aja..." Kissa masih belum melihat background yang ada dibelakangnya.

"Ah masa biasa aja? Kita yang ngedengerinnya aja sampe merinding loh... pasti tulus banget deh nih nyanyiinnya?"

Kissa tertawa hambar sekali lagi. Ia hanya ingin cepat ini berakhir, "Enggak kok..."

"Masa enggak? Coba tolong jelasin, foto di belakang kita ini maksudnya apa ya?"

Kissa menoleh ke belakang dan terkejut, "Hahaha... apa ini?" tanya Kissa dengan suara terkejut menatap foto terakhir yang ditampilkan. Foto pun berubah – ubah ke foto awal dimana ada foto dirinya yang sedang bersama Naron dan teman – temannya waktu SMA dimana foto Kissa bersama Naron yang paling mendominasi. Foto mereka di Monas, foto mereka saat bermain UNO, foto Kissa sendiri yang diambil Naron secara diam – diam yang tidak ada di album foto milik Kissa, foto Kissa sedang bercanda berdua, foto dimana Kissa sedang tertawa menatap arah lain sementara Naron tersenyum meliriknya, dan masih banyak foto – foto lain yang mengingatkan kebersamaannya dengan Naron.

"Ya gatauu... disitu kan foto lo bukan gue hahaha... kita mulai ya sesi – sesi keponya. Yang penasaran tentang kamu tuh lumayan banyak loh disini. Orang – orang kan ngeliat kamu cuma kalo kamu berangkat – pulang aja makanya orang – orang banyak yang kepo tentang kamu. Entah itu ke sekolah kek atau main kemana kek. Kalo boleh jujur, kamu itu dikenal sebagai anak jutek. Sebenernya sih cenderung pemalu sih ya keliatannya. Soalnya nih kita ngobrol disini aja gue bisa liat kalo lo itu orang yang hangat..."

DI BALIK TIRAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang