4- The Band?

284 146 20
                                    

Di sebuah ruangan di salah satu café yang terasingkan dari keramaian kota. Lima orang pria sedang mediskusikan sebuah misi.

"Dalam misi kali ini, kalian akan ditemani seorang agen perempuan," ujar pria berkepala plontos alias botak yang duduk di salah satu bangku sofa tinggi seperti bangku kehormatan di hadapan ke empat orang pria yang duduk di sofa di kedua sisi sebelahnya.

"Tapi kalian harus mencari sendiri agen wanita tersebut," ujar pria itu lagi, membuat raut wajah ke empat agennya menjadi bingung.

"Mengapa harus kami yang mencarinya?" tanya pria berambut blonde.

"Tidak ada jawaban atas itu," jawab pria plontos itu dengan tegas, membuar si pria blonde menghela nafasnya.

"Mengapa harus bersama seorang wanita? bukannya wanita itu merepotkan ya," kali ini pria blonde itu melakukan protes.

"Jangan membantah perintahku!" membuat si pria plontos yang tak lain adalah bosnya berseru.

"Tapi yang dia katakan itu benar," timpal pria berambut ikal, "Tanpa perlu bantuan pihak lain, kami bisa menyelesaikan misi ini," lanjutnya dengan nada dingin dan terdengar sombong, membuat si bos mendecih.

"Jaga sikapmu padaku!" seru Mr. Marvell seraya menatap tajam pria ikal di hadapannya.

"Jadi, apa misi yang harus kami jalani?" tanya pria yang duduk di sebelah pria blonde, membuat Mr. Marvell beralih menatapnya.

"Kalian akan tahu jika kalian sudah menemukan agen wanita itu dan membawanya kepadaku ... tapi," Mr. Marvell menggantung kaliamtnya dengan tersenyum miring penuh arti.

"Tapi apa?" tanya pria yang duduk di sebelah pria ikal.

"Kalau dalam waktu dua hari kalian tidak menemukannya, terpaksa aku akan menyerahkan misi ini pada band lain. Secepatnya carilah seorang agen wanita, ini perintah!" jelas Mr. Marvell.

Dan kalau Mr. Marvell sudah berkata begitu,maka perintahnya sudahlah mutlak dan agen-nya tidak bisa membantah lagi.

"Alright!"ucap pria blonde yang akhirnya pasrah, begitu juga dengan yang lainnya.

"Hanya itu saja yang ingin kau sampaikan?" tanya pria ikal dengan nada yang lagi-lagi angkuh.

"Iya,kalian boleh keluar," jawab Mr. Marvell, lalu mendapat anggukan kepalatiga agen-nya sebelum mereka melangkah keluar, kecuali pria ikal yang masih duduk diam di sofa, menatap Mr. Marvell dengan intens.

"Ada yang ingin kau bicarakan Harry?"

#

Fay's POV

Di sinilah sekarang aku berada, di sebuah café yang sedikit terasingkan dari keramaian kota bersama dengan Niall, Louis, dan Liam. Well, penyebab aku bisa berada di café ini karena diajak oleh Niall untuk pergi bersama mereka, jadi aku mengiyakan saja ajakannya mengingat kebosanan yang akan aku rasakan bila kembali ke apartemen.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh café, saat ini aku sedang duduk di sudut meja di samping kaca besar yang transparan memperlihatkan daerah luar café yang tak begitu ramai— mungkin bisa dikatakan sepi— menunggu mereka (Liam,Louis, Niall) yang sedang berada dalam suatu ruangan yang ada di café tersebut.

Masih memperhatikan café yang bergaya klasik ini, sangat nyaman dengan Live music yang menenangkan. Walau café ini terletak di daerah yang sepi, pengunjungnya sangat ramai, entah datangnya dari mana tetapi sejauh aku memperhatikan hanya dua meja saja yang tak berpelanggan.

Melirik ruangan yang tadi dimasuki Niall, dkk. Ugh, mengapa mereka lama sekali? tidak tahu apa gadis yang mereka bawa sudah hampir mati kebosanan tanpa kopi ataupun cemilan di atas meja!

Devil Or Angel (The Secret Agent) (h.s/z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang