Aku membuka handphoneku yang sejak tadi tidak berhenti berbunyi. Aku melihat ada notifikasi pada bbm. Aku dengan cepat membukanya.
Asta Paramudita : PING!!!
Adelia Ananta : Pong!
Asta Paramudita : Basket aja
Adelia Ananta : Gamau ah. Pingpong aja.
Aku memang sudah satu contact dengannya ketika Destri membroadcast pin ku ke satu angkatan sekolahku. Destri cukup terkenal disekolah. Bukan Destri saja, aku dan 3 sahabat ku itu memang suka membuat semua mata tertuju pada kami. Ya, kita berempat suka membuat ulah disekolah. Foto dengan guru killer, bernyanyi menggunakan microphone diruang pengumuman dan masih banyak lagi.
Asta Pramudita : Serah dah. Lagi ngapain lo bocah?
Adelia Ananta : Kepo amat jadi orang. Ish gua bukan bocah ya. Gua itu remaja imut dan cantik asal lo tau
Oke, disini aku terlihat over pe-de. Ah bodolah, ini hanya untuk menutupi rasa gugupku. Apa? Gugup? Tidak. Aku biasa aja. Seperti biasa saat aku menerima pesan oleh teman cowok ku yang lain. Hanya sebatas teman.
Asta Paramudita : Iya dah cantik. Apalagi kalo lagi liatin gua. Wkwkwk
Adelia Ananta : Dih, pe de gila lo. Siapa juga yang liatin lu. Mending gua liat wakwaw dah
Jawabku mencoba akrab dengannya. Percakapan kami di bbm berlanjut hingga larut malam. Kami menceritakan masa kecil kita, musik, tentang guru disekolah, hobby, sampai hal gila yang pernah kita lakukan masing-masing.
Asta Parmudita : Yaudah lu tidur gih. Udah jam 11. Besok lu sekolah kan. Takutnya lu telat tar. Maaf ya udah ngajak lu chat sampe malem gini.
Adelia Ananta : Iya, selaw aja As. Gua juga udah biasa tidur larut malem gini. Ah, gua tau lu takut kan gua bangun kesiangan trus akhirnya ga sekolah dan pasti lo bakal kangen sama gua. Hahaha
Aku cukup ragu untuk mengirim pesan itu. Tapi aku rasa aku tidak perlu ragu untuk mengirim pesan itu. Itu hanya bercandaan saja.
Asta Paramudita : Haha tau aja lo kalo gua bakal kangen sama lo. Yaudah, goodnight bocah tengil
Aaaaa kenapa aku bisa tersenyum senang membaca pesan ini. Bukannya ini biasa aja? Tidak berbeda. Sama saja. Hanya sebuah pesan tanpa arti. Iya sekedar itu.
Adelia Ananta : Gdnight too bocah rese
Aku meletakan handphoneku diatas nakas samping ranjangku. Aku menutup mataku. Aku menyunggingkan senyum dan mempererat pelukanku ke guling kesayanganku. Hahaha aku gila, pikirku.
Tuhan? Apa ini yang namany jatuh cinta? Aku tak mengerti.
Pagi yang cerah. Entah mengapa aku semangat sekali pagi ini. Aku segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah. Aku merapikan rambutku dan memasangkan bandana biru laut dengan aksen pita disampingnya.
Aku menuruni tangga satu persatu sambil bersenandung kecil. Terlihat mama sedang sarapan dengan papa dan adikku.
"Good morning , dear." Sapa papa dan mama bersamaan.
"Good morning too." Jawabku sambil menarik kursi didepan mama.
"Aku hari kayanya pulang lebih sore. Aku mau cari novel."
"Ok no problem. Jadi mama harus jemput dimana nanti?"
"Aku pulang naik busway aja ma." Jawabku enteng dan mendapat anggukan dari mama.
"Non Adel, ada teman Non didepan." Kata Bi Ijah yang mengagetkanku. Siapa yang kesini? Ini masih terlalu pagi.
Aku pun berjalan ke depan. Seketika mataku membulat. Untuk apa dia kesini? Ini masih pagi. Jangan jangan.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And This Feeling
Teen FictionKetika aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Terkesan wajar, namun terasa menyayat hati.