Part 1

152 5 0
                                    

Hari pertama sekolah adalah hari dimana langit selalu terlihat lebih cerah, daun-daun terlihat lebih hijau dan burung-burung yang menyanyi dengan bahagia. Namun tidak dengan perempuan satu ini

"Kindy, berangkat!!!" Teriak gadis dengan sepatu converse yang tak terikat dan membentur lantai dengan kencang.

"Kindy ini sarapanya dibawa.." ibunya sudah tampak sangat biasa dengan kejadian seperti ini, tak heran ibunya terlihat sangat santai menanggapinya.

"Ah udah telat Bu, Kindy berangkat ya.."

"Naik bis?" Kindy hanya mengangguk dan segera pergi dari rumahnya sambil terus berlari.

-----

Akibat kecerobohannya, saat ini ia sedang meringis kesakitan dalam hati saat upacara pembukaan penerimaan siswa baru. Perutnya mulai tak terkendali, asam lambungnya naik. Inilah akibat dari tidak pernah sarapan. Menjadi siswa SMA seharusnya sangat menyenangkan di hari pertama, mengapa ia harus mengalami ini?
Ia tetap diam. Namun ia dapat merasakan badannya mulai berkerigat, bukannya kepanasan tetapi ia justru merasakan dingin di badannya. Matanya mulai tak fokus, kepalanya pusing.

"gue gak boleh pingsan" ucapnya terus menerus di dalam hati.

"Kamu gak kenapa-napa?" Salah seorang senior menghampirinya, senior itu perempuan.

Sebelum Kindy sempat menjawab, Kindy langsung menubruk kakak kelasnya. Jadilah ia pingsan.

Hawa tubuhnya berubah menjadi sejuk, yang sebelumnya dinin namun panas. Ia membuka mata, warna biru laut mencolok matanya. Badannya terasa sangat nyaman dan kali ini ia benar-benar sadar kalau dia sedang berada di dalam ruang kesehatan. Kindy langsung mendudukan tubuhnya dan melepaskan ikatan rambutnya yang sangat kencang dan membuat kepalanya sangat berat.

"Udah sadar?" Suara perempuan mengejutkannya.

"Eh...mmm...iya kak" jawabnya kikuk,

sekilas ia melihat seorang laki-laki sedang duduk di sebuah kursi yang di depannya terdapat meja.

"Udah mendingan? Mau masuk kelas aja?" Kindy terkejut, namun Kindy mengangguk.

Ia pun berjalan menuju kelasnyadan sekilas beradu tatap dengan laki-laki yang sedang duduk dikursi itu. Saat sampai di depan ruang kelasnya, diintipnya ruang kelas itu dari jendela yang menempel di pintu, ia berpikir "masuk gak ya..?"

"Ngapain berdiri di sini?" Suara berat mengejutkannya, membuatnya terlonjak dan lansung menoleh ke arah belakangnya. Persis sekali di depan matanya terdapat laki-laki yang ada di depan ruang kesehatan tadi.

"Nggg..mmm..anu, mau...."

Belum selesai ia bicara tiba-tiba tubuhnya terhempas ke belakang akibat ada yang membuka pintu persis di belakangnya. Namun dengan cepat tangannya sudah digapai oleh kakak kelas yang sekarang berada di depannya. Seisi kelas menatapnya, ada yang terkejut, ada yang tertawa girang.

"Eh! Ngapain lo berdua?!". Suara itu mengejutkan mereka berdua.

Dengan cepat Kindy langsung mendorong kakak kelas yang telah menolingnya dengan gugup, lalu ia pergi ke kursi di mana tasnya terpampang di atas meja. Akibatnya kelas menjadi riuh tak karuan. Semua orang menatap Kindy, ada yang masih menertawakannya, ada juga yang berbisik tak jelas membicarakan kejadian tadi.

-----

"Nan, ngapain lo sama anak baru dempet-dempet gitu" bisik Firzan, teman sepermainan Nanda sejak mereka SMA

"elo sendiri? Ngapain buka pintunya? Tadi dia hampir jatoh ke belakang kalo gak gue tarik".

Firzan terdiam"emang tadi gue buka pintu?".

Nanda tak mempedulikan perkataan Firzan dan segera masuk ke dalam ruangan kelas. Firzanpun mengikutinya dari belakang.

"Nah, hari ini mentor kalian adalah gue, Firzan dan orang satu itu Nanda"

Nanda hanya tersenyum ramah namun dapat membuat adik-adik kelasnya yang perempuan meleleh tak karuan.

"Ohiya, sebelumnya gue mau kasih tau ke kalian. Kalian di sini udah bukan anak SMP lagi, tapi kalian adalah anak SMA. Gue gak mau denger lagi nanti lo semua ngeluh atau apapun itu. Ngerti?"

Dan satu kelaspun menyautkan jawaban mereka "ngerti kak..." Nandapun memngangguk.

"Nah, biar gue hafal sama wajah-wajah kalian. Gue mau liat muka kalian lebih jelas dan mau denger nama kalian beserta alasan kenapa kalian masuk sekolah Harapan Jaya ini, satu-satu dari depan"

Mulailah acara pengenalan diri dari depan, Kindy sedang berharap-harap cemas karena ia duduk paling ujung kelasnya.

"Tenang aja...," teman sebangkunya meningatkan. Gadis berambut sebahu dengan bandana putih yang menghiasi rambutnya. Satu kata, manis. "Nama lo siapa? Gue Jessie

"Gue Kindy" Kindy tersenyum,

"namanya lucu"

"Makasih" sepertinya mereka akan menjadi teman baik.

Tiba-tiba sudah menjadi giliran bagi Jessie untuk mengenalkan dirinya. Ia berdiri dengan tenang tersenyum dan bersuara lantang namun tetap lembut.

"Nama saya Jessica, tapi kalian bisa panggil saya Jessie. Alasan saya masuk sekolah ini, karena orang tua saya yang minta dan karena memang keinginan saya juga" Jessie diberikan tepuk tangan dengan meriah.

Kini giliran Kindy, dengan canggung ia berdiri dan melihat seisi kelas. "Nggg...namaku Kindy, biasa dipanggil Kindy. Alasan aku sekolah di sini karena.....nggg....mungkin karna dulu ayah sama ibu sekolah di sini"

Keadaan sepi, tak ada tepuk tangan. Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah meja guru, di sana sedang duduk Nanda dan diikuti dengan terpukan dari Firzan. Membuat seisi kelas diabuat bertepuk tangan karenanya.

"Nan, kok kita tepuk tangan? Alasannyakan ga brilliant" bisik Firzan

Nanda terkekeh "alasannya sama kaya gue waktu pertama kali masuk sekolah ini"

Kindy tersenyum lega dan kembali duduk di tempatnya. Tiba-tiba tak sengaja matanyapun bertemu dengan laki-laki bernama Nanda yang sedang tersenyum ke arahnya.

-----

Terima kasih telah membaca cerita ini, harap maklum atas setiap kesalahan dari setiap kalimat dan alur dari cerita ini. Sekian.

Namaste.

HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang