Chapter 4 : Meet

2.5K 189 35
                                    

Tidak lama setelah Itachi pulang, Sasuke berlatih melempar kunai di salah satu pohon. Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang mendekat. Ia pun melemparkan kunainya dan...

"Hei !"

"Kau .."

Disclaimer : Mashashi Kishimoto

Rate : K+ or T ?

Pairing : Sasufemnaru

Genre : Friendship, family, adventure, romance ?

Warning : cerita pasaran, typo(s) bertebaran, femnaru, calmnaru, smartnaru, OOC dll...

Happy reading..^^

Naruto POV

Hmm.. Ada suara kunai lagi.. Kayaknya di sini... Hei !

Normal POV

Naruto keluar dari semak-semak sambil memegang lengannya yang tergores kunai. "Aduh. Sakitnyaa..." ringisnya.

"Hei kau ! Kalau tidak bisa melempar kunai tepat sasaran, tidak usah lempar ! Lihat lenganku jadi tergores karenanya !" omel Naruto sambil mendongak menatap anak laki-laki seumurannya.

Rambut pirang itu... Anak dibawah pohon. Akhirnya, aku bisa bertemu dengannya. Batin Sasuke.

"Hoi ! Kau dengar aku tidak sih ?!" gerutu Naruto. Ia kesal karena anak di depannya tidak mendengarkannya.

"Kau ini berisik sekali sih, Dobe"
"A-apaa ? Dobe ?" Naruto mulai kesal dengan anak di depannya ini. Tidak saling kenal dan anak itu memanggilnya 'Dobe' ?
"Dengar ya. Aku tidak mengenalmu dan kau memanggilku Dobe ?! Apa-apaan kau itu ! Dasar menyebalkan !" Naruto meninggalkan Sasuke yang masih terdiam.

Kita akan bertemu lagi... Hime.. Batin Sasuke.

.

.

.

.

.

"Tadaima."
"Okaeri Sasuke. Sudah puas berlatihnya,hm ?" jawab Mikoto, ibu Sasuke dan Itachi. "Cepatlah mandi. Kaasan sedang menyiapkan makan malam."
"Ya, kaasan."

Sepanjang makan malam, Sasuke tidak banyak bercerita. Ia hanya menjawab pertanyaan dari ayahnya dengan singkat. Memang selalu seperti itu, tapi malam ini berbeda. Karena pikiran Sasuke terfokus pada gadis berambut pirang.

Di kamarnya, Sasuke melamunkan gadis kecil yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya. Ia jadi ingat dengan pertemuan pertama tidak langsungnya dengan Naruto.

Flashback On

Hari minggu yang cukup menyenangkan bagi Sasuke. Karena Itachi -kakak Sasuke- yang super sibuk dengan tugasnya sebagai ketua Anbu, mengajaknya jalan-jalan seharian penuh. Ia sangat antusias, tapi tertutupi dengan wajah datarnya.

Saat sedang berjalan pulang, ia melihat seorang gadis berambut pirang sepunggung sedang duduk diayunan. Satu kata yang dia pikirkan saat itu. Cantik batin Sasuke. Baru kali ini ia terpesona terhadap seorang gadis. Sayangnya, ia hanya dapat melihat punggung gadis itu.

Kita akan bertemu lagi, Hime-chan batinnya yakin.

Flashback Off

"Akhirnya kita bertemu lagi, Hime-chan." ucap Sasuke. Terkesan datar, tapi ada nada bahagia terselip didalamnya.
"Kau hanya untukku, dan selamanya untukku." seringai Sasuke.
Obsesi untuk memiliki telah tumbuh di hati Uchiha bungsu. Entah akan menjadi dampak baik bagi si Namikaze atau sebaliknya.

.

.

.

.

Sementara itu, Naruto sedang mengumpat dalam hati. Ia sangat kesal hari ini. Tidak dapat jawaban yang kuinginkan, aku juga mendapatkan luka di lenganku. Sial. Batinnya menggerutu.
"Haah.. Aku bisa cepat tua kalau begini. Aku ingin cepat tahu semua teka-teki yang tersembunyi".
"Hmm.. Apakah akan ada jawaban yang kuinginkan dari rumah Tousan ?". Ia mulai memanggil kedua orang tuanya dengan Kaasan dan Tousan.
"Yosh... Kenapa tidak daritadi kupikirkan ? Aishh... Naru no baka." gerutunya sambil memukul kepalanya sendiri.

"Kepalamu bisa sakit kalau begitu, baka"

"Huh, itu bukan urusanmu rubah jelek" ejek Naruto. Ia sudah terbiasa denga suara berat milik Kyuubi.

"Kau itu benar-benar baka ya. Kau seharusnya bersyukur karena aku mengkhawatirkanmu."

"Kau tidak mengkhawatirkanku, tapi mengejekku. Huft." Naruto menggembungkan pipinya kesal.

"Sebahagiamulah" Kyuubi atau Kurama memutar matanya bosan.

"Sudah kau tidur saja sana ! Kau menggangguku, rubah jelek."

"Siapa yang kau bilang rubah jelek bocah ?!" geram Kyuubi. Seenaknya saja memanggilku rubah jelek, baka gaki.

"Tentu saja kau ! Kau itu rubah jelek yang sangat menyebalkan" seru Naruto berapi-api. Sepertinya, ia sangat benci dengan bijuu dalam tubuhnya itu.

"Ck. Kau sendiri adalah anak keras kepala yang tidak mau menyerah pada keadaan" yah.. Kyuubi pun mulai terpancing emosi.

"Apa salah jika aku ingin tahu asal-usulku hah ?!" geram Naruto frustasi.
"Aku hanya ingin tahu semua kebenaran tentang asalku, siapa orang tuaku, dan kenapa aku begitu dibenci warga desa. Kau tidak pernah tahu bagaimana rasanya disakiti padahal kau tidak tahu apa-apa 'kan ? Jadi jangan ganggu aku. Kumohon."

Kyuubi terkesiap. Melihat Naruto menangis sesenggukan karena masalahnya membuatnya merasa bersalah juga. Bukankah itu semua disebabkan oleh amukannya 6 tahun lalu ? Menghela napas pelan, ia memejamkan mata.

"Tidurlah, gaki. Jangan kau terlalu pikirkan dulu saat ini. Jangan sampai otak bodohmu itu jadi rusak karena kau paksa untuk berpikir."

Walaupun terkesan menghina, tapi ada kekhawatiran tersirat disana.
Lelah karena menangis, Naruto memilih mendengarkan ucapan Kyuubi. Ia pun memejamkan mata dan tertidur. Samar-samar ia masih bisa mendengar Kyuubi mengatakan...
"Aku akan membantumu karena ini juga adalah kesalahanku."

TBC

Huwaa.. Gomen ne. Maafkan saya yang baru update cerita ini. Maafkan saya juga karena cerita ini sangat pendek. Ai sangat sibuk dengan tugas sekolah yang menggunung T_T

Jaa~

My Cute FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang