Pertanyaan sekaligus pernyataan yang tempo hari keluar dari bibir manis Asta masih terngiang di telingaku. Oh Tuhan, mengapa seperih ini ketika aku sudah tahu makna dari jatuh cinta?
Aku terdiam. Menatap foto-foto yang pernah aku lakukan dengan Asta. Apa aku harus melupakannya? Tapi untuk apa? Dia itu sahabatku, masa iya aku melupakan seorang sahabat? Apalagi aku sangat menyayanginya. Dia benar-benar membuatku nyaman. Berada disampingnya membuatku hangat. Hangat, sehangat caramel coffe kesukaanku. Memberikan kesan manis, meski harus terasa pahit diakhir.
Masih terukir jelas dalam memoriku tentang kenangan kita. Candamu untukku, rangkulanmu, pelukanmu bahkan kata-katamu yang menguatkan perasaan cintaku untukmu.
Oh sialan. Asta pergilah dari pikiranku.
Hari ini tidak ada pelajaran disekolah karena para guru sedang ada rapat. Aku memanfaatkan waktu ini dengan ketiga sahabatku dikantin.
"Ciee yang kemaren disamper Asta ke caffe.." Goda Hani padaku.
Aku melihat Destri tampak sedikit berbeda raut wajahnya.
"Ahaha iya kita kemaren ngomongin sesuatu yang penting dan ini masalah hati." Jawab ku santai dan dihadiahi kata "What?!?!" Oleh ketiga sahabatku.
"Hahaha apaan si lo pada. Des, lo lagi deket kan sama Asta? Jujur aja deh sama gue.." tanya ku pada Destri to the point.
"Iih engga Del, gua sama dia itu cuma sekedar bbman dan gaada apa-apa. Bahkan gua aja gaada rasa suka sama dia."
"Gausah boong Des. Keliatan banget dari mata lo. Lo suka sama Asta." Bantahku
Kami terdiam sesaat.
"Del..." panggil seseorang dari belakang. Aku sangat hafal suara ini. Sangat. Ya, dia adalah Asta.
"Ya?"
"Boleh kita ngomong sebentar?"
"Oke." Aku bangkit dari dudukku dan mengikuti lamgkah Asta.
Apalagi yang ingin dia bicarakan. Bukankah kemarin sudah sangat cukup? Aarrgghh Astaaaa...!!!
"Del,"
"Hm"
"Lo beneran kan ngga nyimpen perasaan apa-apa ke gue?"
Oh sialan. Memangnya dia berharap lebih padaku? Tidak , kan?
"Beneran, Asta. Sejak kapan sih gua bohong ke lo?"
"Oke. Gua jadian sama Destri." Jawabnya lalu memelukku. Seakan-akan ia ingin berbagi kesenangannya padaku.
Tuhan, aku harus bagaimana?
"Oh ya? Waah pajak jadian bisa kali bos. Hahaha" Balasku masih dalam pelukannya. Berharap dia tidak melihatku yang mulai berkaca-kaca.
Dia melepaskan pelukannya dan menatapku.
"Iya. Apa sih yang ga buat lo? Bahkan kalo lo mau jajanan dikantin gua bayar semua buat lo. Hahaha. Del, gua sayang sama lo. Kalo bukan lo yang ngasih tau ke gua tentang Destri pasti gua gabisa jadian sama Destri."
"Hahaha iya gua juga sayang sama lo."
Haha lucunya rasa jatuh cinta. Rasa yang benar-benar jatuh. Memang indah , tapi hanya sesaat. Lukanya lebih lama untuk pulih. Ibarat bintang. Ketika diatas memang terlihat indah dengan cahaya yang berkilau, tapi ketika jatuh ia akan merusak atmosfer.
Dia. Bahkan lebih indah dari yang pernah ku bayangkan. Melambungkan ku jauh ke awa dengan perlakuannya padaku. Hati memang tak dapat ditebak. Kita memang dekat tapi bukan berarti kita memiliki rasa yang sama. Kita berbeda. Ya, berbeda. Sangat berbeda. Aku dengan rasa yang lebih dan kau tanpa rasa yang lebih.
Tapi satu pertanyaan yang terlintas. Sejak kapan mereka dekat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And This Feeling
Roman pour AdolescentsKetika aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Terkesan wajar, namun terasa menyayat hati.