Deva PoV
" jadi,aku mau putus sama kamu!!"
Jederr!! Bagaikan petir menyambar seleruh tubuhku aku tidak mimpi bukan ia memilih memutuskanku?. Seakan akan tubuhku lemas rasanya tidak ada tulang sebagai penyangga didalam tubuhku lagi mataku mulai berkaca kaca lihatlah diriku serapuh inikah??, kuraih kedua tangannya dan kutaruh didepan dadaku.
" lihat aku sekarang, rasakan detak jantungku...aku masih sayang sama kamu jangan lakukan hal bodoh sepeprti itu aku sayang kamu!!" kulihat ia memejamkan matanya menarik nafasnya perlahan dan..
" maaf...aku ngak bisa lanjutin lagi Deva!! Maaf!!" ia melepaskan gengaman tanganku darinya, kulihat ia sudah meneteskan air matanya lalu menyekanya dengan kasar.
" please..." ucapku penuh memohon agar ia tidak memutuskanku karna aku terlalu sayang dengannya.
" maaf..." seketika itu ia langsung berlari dari hadapanku, apa yg terjadi kenapa ia memutuskanku?
" Arghh!!!" Aku mengacak rambutku kasar melampiaskan kekesalanku, hatiku terasa sakit setega itukah dia? Sesekali kutendang sebuah batu batu kecil yg ada dihadapanku aku tidak peduli batu itu mengenai seseorang toh? ini tempat sepi..
Dengan lemas aku berjalan menuju sebuah danau yg biasa kukunjungi ya mencoba menenangkan diriku disana semoga saja masalahku hari ini sedikit hilang dan redah karna sebuah danau nanti ya semoga..
Brukk..
" aww.." aku berlari kearah seseorang perempuan yg sedang terjatuh dari sepedanya saat ini kubantu ia untuk berdiri ia meringgis kesakitan, kulihat lukanya sedikit parah memang.
" lukamu sedikit parah...hmm bagaimana cara mengobatinya ya??" aku mencoba memikirkan bagaimana caranya mengobati luka perempuan ini yg sedikit parah karna darah segar demi sedikit keluar dari lututnya?
" aku punya P3K didalam tasku" ucap wanita tersebut segera mungkin kubuka tas miliknya dan kuambil sebuah kotak persegi panjang bertuliskan P3K, kuajak ia untuk berada di tepi jalanan yg cukup sepi ini. Dengan segera aku langsung mengobatinya ia sering sekali meringgis dan mengerang kesakitan.
" aww...sakit hati hati" ucapnya kepadaku agar aku mengobatinya dengan hati hati padahal ini sudah hati hati loh.
" selesai.." aku menakhiri mengobatinya dengan menutup lukanya dengan perban. Ia tersenyum kearahku.
" thanks..aku ngak tau kalau misalnya ngak ada kamu nanti.."
" ya sama sama oh ya aku Deva..kamu??" aku mengulurkan tanganku kepadanya ia menyambutnya dengan baik dan dengan diiringi sebuah senyuman manis daribibirnya.
" Veranda..." hmm nama yg bagus cantik seperti orangnya hehe.
" oh ya..kamu tadi mau kedanau??" tanyaku ia mengangguk mantap tapi ekpresi wajahnya berubah menjadi kecewa why?
" tadinya sih gtu tapi dengan keadaan kakiku yg saat ini bagaimana mungkin bisa ke sana??apalagi aku bawa sepeda.." ia memghembuskan nafasnya sangat berat karna tidak bisa ke danau. Aku tersenyum lalu kubantu ia berdiri mimik wajahnya terlihat bingung.
" kita mau kemana??" tannyanya dengan wajahnya yg polos astaga...cantik sekali dia jika seperti ini.
" jadi aku juga mau kedanau kebetulan hmm bagaimana kalau kamu aku bonceng??" lalu ia merubah raut wajahnya terlihat sangat senang dengan cepat dia mengangguk. Aku mengambil sepedanya yg tergeletak aku menaiki sepedanya lalu ia setelah siap aku mengayuh sepeda tersebut menuju Danau diperjalanan kita saling menanyakan tentang kita seakan alan aku sudah sangat akrab dengannya tak lama akhirnya aku dan Ve sudah sampai pada Danau tujuan kami cukup sepi mungkin orang orangnya bisa kami hitung dengan jari. Kubantu ia untuk berjalan menuju danau wajah kami saling bertatapan mataku tak lepas mengarah pada matanya yg indah itu.