Prolouge ; Tujuan

58 2 0
                                    


19 Oktober 2015, Asrama Sekolah 21:19

"Maafkan aku. Tapi ini demi semuanya." Kata anak itu sambil menikam perutku dengan pisau.

Mata itu... mata yang sama saat aku melihatnya meninggal. Kogasaka. Ya.. nama Kogasaka yang sangat kubenci.... hahaha ? apa yang kupikirkan saat aku sedang sekarat seperti ini ?

Aku memegang pundaknya seraya berkata "Hei... siapa namamu ? ...Rei ?.. maaf tapi kau berbuat suatu kesalahan untuk membunuhku seperti ini –ukh !"

Aku berkata sok keren tapi aku benar-benar sekarat saat ini. Yah, ini memang sangat menyakitkan. Mungkin aku akan mengatakan sesuatu yang lebih keren lagi hehehe

"...Sampai jumpa Rei..."

Dan akupun menutup mataku dengan tenang....

19 Oktober 2015, K-E Group 04:12

Aku membuka mataku. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini... hari yang SANGAT MENYEBALKAN ! well yah... sangat menyebalkan untuk pindah sekolah di tengah-tengah semester pertama bukan ? akan kujelaskan situasiku. Namaku You. Yup You. You dibaca dengan y-o-w, yow bukan yuu. Kadang-kadang orang salah membaca namaku saat aku menuliskannya di daftar hadir atau sesuatu seperti itu.

Situasiku saat ini... aku sedang di transfer untuk program pertukaran pelajaran. Yang notabennya adalah kedok untuk mengurungku di suatu tempat yang bisa diawasi oleh ayahku. Oke ayahku mengirimku kesini -ke pulau buatannya. K-Entertaiment Group. Itu perusahaan ayahku.

Di pulau ini fasilitasnya lengkap. Ada supermarket, jalur pelayaran pribadi, bandara pribadi, sekolah akademi, apartemen dan lain-lain. Entahlah, bagaimana bisa ada seseorang yang bisa membangun tempat seperti ini. Oke mari kita kesampingkan masalah itu.

Hari ini jadwalku adalah masuk di Seihan Academy. Akademi Internasional Swasta yang ada pulau ini. Meskipun dibilang INTERNASIONAL tapi kebanyakan murid di academy ini adalah orang jepang. Yah itu masuk akal karena pulau ini dibangun di atas wilayah jepang bukan ?

Sebenarnya aku mudah beradaptasi, jenius... oke mungkin lebih ke licik, bahasa inggrisku baik, bahasa jepangku cukup untuk berkomunikasi. Tapi.... hanya ada satu masalah yang membuatku sebal. Satu masalah itu adalah

"BOKEKA PENGUIN-KU KETINGGALAN DI INDONESIA !!!!"

Seketika itu ada seorang pramugari yang datang kepadaku berkata tolong diam. Aku mengerti kalau aku berisik.

"Tapi PENGUIN-KU ketinggalan ! PENGUIN ! aku tak bisa hidup tanpa PENGUIN !"

Pramugari itu mendengus. "Maaf tuan. Anda boleh berteriak di ruangan pribadi milik anda. Tapi jangan di mic pemberitahuan pesawat, karena anda sekarang ada di kokpit." Dia mendorongku keluar dari kokpit dengan halus. Sedangak pilot dan co-pilot hanya tersenyum kasian pada pramugari tersebut.

Well ayahku berkata sebagai bayaran aku mau bersekolah lagi adalah aku bisa melakukan apapun yang bisa kulakukan. Dimanapun, kapanpun, dan apapun.

"Oke kalau begitu... aku akan kembali. Tapi tolong bawakan aku seseorang untuk diajak bicara. Namanya kalau tidak salah Arian. Penerbangannya kurang 3 jam kan ?" perintahku terhadap pramugari tersebut.

"Ya tuan. Silahkan kembali ke ruangan anda."

Aku pun melangkah ke ruanganku. "Oh iya pramugari, tolong berkomunikasi dengan pihak bandara kita akan sedikit terlambat karena mesin kedua dan keempat akan mati."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The TransmitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang