Chapter 1

44 1 0
                                    

1

Linsya Pov

"Assalamualaikum....". Sapa ku ke suster penjaga di bangsal ku. Ya aku Linsya Sofyana Putri,salah satu dokter anak di Rumah Sakit "Kasih Ibu".

"Waalaikumsalam,dok". Dia Tata,satu-satunya suster yang paling baik dan mungkin paling senior di sini. Walaupun dia yang paling senior tapi aku tidak pernah mendapat keluhan dari semua pasien ku dan dari suster junior di sini. Dia sudah seperti ibuku sediri,sudah cantik,ramah, sopan,solehah pula.

"Iya,ibu suster yang cantik. Ibu suster ku ini sudah sarapan belum?".

"Alhamdulillah sudah,dokter Linsya. Loh dokter sendiri sudah sarapan belum?"

"Sudah dong. Masa susternya sudah sarapan tapi dokternya belum".

"Ya saya pikir ibu dokter yang cantik ini belum makan,takutnya nanti baju bu dokter makin kebesaran".

"Ah,ibu bisa aja".

"Bisa dong,ah kok jadi ngerumpi gini sih. Hahaha ya sudah saya ke tempat saya dulu ya bu,assalamuallaikum".

"Waalaikumsalam".

Tata Pov

Aku memang suster senior di sini tapi aku tidak ingin menjadi suster paling berkuasa di sini karena aku sadar kalau aku hanya seorang suster di sini.

Perempuan berkerudung nan cantik itu dokter Linsya. Tapi aku terbiasa memanggilnya nak Linlin,dia adalah satu-satunya dokter di sini yang sudah aku anggap seperti anak ku sendiri. Dia cantik,menarik dan solehah tentunya. Andai saja aku bukan sekedar seorang suster mungkin akan aku jodohkan ia dengan Dani,siapa lagi kalau bukan anakku yang paling kecil (Bocoran tokoh dipart yang akan datang).

Tapi mungkin itu hanya sebatas mimpi,jangankan melamar nak Linlin. Masuk ke dalam rumahnya saja aku sudak ketar-ketir takut tidak di terima. Pasalnya tadi malam ia datang ke rumahku sambil menangis tersendu-sendu dengan alasan dia akan di jodohkan oleh anak teman ayahnya yang juga seorang dokter.

Tapi ia menolak dengan alasan tidak mencintai anak dari teman ayahnya,yaiyalah jangankan mencintai lah wong liat saja belum pernah. Belum selesai aku cerita,kini aku melihat lagi penolakan yang di tunjukkan oleh dokter Lin. Ya siapa lagi yang berani menggoda si dokter kalau bukan pemilik rumah sakit ini,Raditya. Aku juga tidak tahu,kenapa dokter Lin selalu saja menolak ajakan Dokter Raditya. Mungkin karena dokter Lin tidak suka di ganggu kali ya.

Tata Pov end.

Linsya Pov.

Setelah beberapa langkah aku berjalan,sialnya aku bertemu dengan dokter Raditya yang selalu setia dengan tampang casanovanya. Satu kata untuk nya,menjijikan.

Dia mulai berjalan ke arahku,dan mulai lah dia melancarkan aksinya.

"Hai,dokter anak-anakku".

"Waalaikumsalam, hai juga dokter casanova".

"Eh iya, Assaalamualaikum. Wow panggilan itu sepertinya masih menempel saja ya,tapi tak apalah jika yang menggunakannya dokter untuk anak-anakku kelak. Ngomong-ngomong pagi-pagi begini dokter sudah sarapan belum?"

"alhamdulillah,sudah dok".

"Wah sayang sekali,padahal aku berniat mengajakmu ke cafe depan rumah sakit".

"Iya ya sayang sekali,maka dari itu saya mau masuk ke ruangan saya dan silahkan dokter sarapan semoga dokter menemukan pengganti teman sarapan ya". Aku pun mulai berjalan keruangan ku tapi langkah ku terhenti saat ada tangan laki-laki yang menahannya,ya Radit. Emangnya siapa lagi kalau bukan dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang