Part 2 (End)

824 18 2
                                    

Ya. Aku belum menceritakan semua. Tentang, untuk apa Donghae di rawat di rumah sakit ini. Hingga saat ini sudah lebih dari dua bulan lamanya.
Donghae memang sakit. Dia sakit parah.

Donghae menderita sakit jantung kronis. Tidak ada jalan lain untuk mengobatinya selain mengganti jantungnya. Maksudku harus dengan transplantasi jatung.
Operasi sebelumnya tak bisa membuat jantungnya berfungsi dengan baik. Makin lama, sakitnya makin parah.
Sedangkan donor jantung tak mudah didapat.

Donghae selama ini dirawat bukan untuk pengobatan. Tapi hanya untuk membuatnya bertahan. Bertahan selama menunggu adanya donor jantung. Dan tak tahu kapan rumah sakit bisa mendapatkan jantung baru untuknya. Sementara yang mengantri untuk transplantasi bukan cuma satu atau dua orang saja.

Selama masa penantian, aku terus memberinya semangat untuk bertahan.

Tapi kini Donghae mengalami serangan jantung lagi. Kali ini berakibat fatal karena kondisi jantungnya yang sudah makin melemah.
Sekarang keadaan Donghae kritis. Aku sangat ketakutan. Aku takut kali ini dia tidak bisa bertahan lagi.

Aku tahu selama ini Donghae telah berusaha. Dia bertahan sekuat yang dia bisa.
Barangkali Donghae masih punya mimpi, itulah mengapa dia bisa bertahan hingga saat ini. Dan aku baru menyadari itu sekarang.
Donghae masih menunggu seseorang yang dicintainya, untuk mengungkapkan perasaannya.
Karena itu, aku ingin mewujudkan impiannya itu.

Satu-satunya hal yang membuatnya mampu bertahan. Shin Injung. Seseorang yang dicintainya.

Tapi Sungmin menghancurkan impian itu. Aku marah. Aku tidak terima.
Aku tak akan membiarkan mereka bahagia tanpa tahu apapun tentang perasaan Donghae. Mereka harus tahu ini!!

*

"Shin Injung, Donghae pernah bercerita kepadaku bahwa kau pernah mengungkapkan perasaan cintamu kepadanya dan kau berharap dia membalas perasaanmu, namun Donghae menolakmu. Itu benar kan?"

Injung nampak terkejut. Begitu pula dengan Sungmin.
Saat itu kami bertiga berdiri di depan ruang ICU tempat Donghae ditangani dokter khusus. Dan kami sedang menungguinya di luar.

"Apa Donghae benar telah menceritakan itu padamu?" Injung seakan tak percaya.

Dari mana aku bisa tahu semua ini kalau bukan Donghae sendiri yang mengatakan ini kepadaku!

Sungminpun juga nampak tak percaya begitu saja. Dia bertanya langsung pada Injung.
"Injung ah? Benarkah itu? Aku tak pernah tahu itu sebelumnya. Donghae juga tak pernah bercerita apa-apa."

Aku yakin dia penasaran bahwa ternyata ada rahasia antara Donghae dan Injung yang tak pernah dia sadari.

"Iya benar. Saat itu aku menyatakan cinta kepada Donghae, sebelum aku lulus SMA.
Sebenarnya saat itu orang tuaku ingin menguliahkanku di Amerika setelah aku lulus, tapi karena aku tak ingin berpisah dengan Donghae aku keberatan kuliah di sana. Jika Donghae menerimaku, aku akan tetap tinggal di Seoul. Aku bisa menggunakan banyak cara untuk menolak keinginan orang tuaku.
Tapi ternyata Donghae menolakku. Aku merasa sangat sedih. Tak ada alasan lagi bagiku untuk tetap tinggal. Jadi aku memutuskan untuk pergi, menuruti keinginan orang tuaku, sekolah di Amerika."

Aku membuka pembicaraan lagi.
"Injung ah. Apa kau tahu, sejak kau pergi Donghae menyadari perasaannya terhadapmu. Dia menyesal telah menolakmu. Dia baru menyadari bahwa dia sebenarnya mencintaimu.

"Sejak saat itu Donghae terus menunggumu pulang. Dia ingin mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya kepadamu.
Dia terus mencintaimu dari dulu hingga sekarang.

"Apa kau tahu selama ini Donghae sakit? Tidak ada banyak harapan baginya untuk sembuh.
Yang bisa dia lakukan hanyalah bertahan dan menunggu kepulanganmu. Dia ingin mengungkapkan cintanya kepadamu.
Dia bertahan karenamu.
Dia bisa bertahan hidup hingga saat ini untuk bisa bertemu denganmu."

Even the Angel KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang