Chapter 5

4.3K 411 0
                                    

Pagi ini Sandra duduk sembari menempelkan kepalanya diatas meja. Ia merasa tak semangat pagi ini.

"Sandra selamat pagi." ucap Sehun yang tiba-tiba datang.

Sandra hanya diam. Ia tidak menatap Sehun sedikit pun.

"Ommo! Aku lupa mengerjakan tugas matematika!" Ujar Sehun dengan kencangnya.

Sandra masih terdiam. Ia seakan-akan tidak peduli dengan Sehun. Bahkan saat pria itu kesusahan mengerjakan soal, Sandra hanya diam. Biasanya ia memberi buku tugasnya untuk disalin Sehun, tetapi hari ini tidak.

Bel masuk telah berbunyi, tetapi Sehun belum juga selesai mengerjakan tugas rumahnya. Sandra segera menegakan tubuh dan menghelakan napas. Ia sesekali melirik kearah Sehun yang masih kesusahan mengerjakan soal.

Sejujurnya, Sandra ingin sekali memberi buku tugasnya kepada Sehun. Namun, ia masih sangat kecewa dengan pria tersebut karena ia mengajak ketemuan dengan Bella sore ini.

Tak lama Jung Seonsaengnim masuk kekelas dan menyuruh seluruh siswa untuk mengumpulkan tugas rumah.

"Argh.. Belum selesai! Bodolah yang penting aku sudah mengerjakan 2 soal. Ohiya Sandra sini buku mu ku kumpulkan."

Sehun mengambil buku Sandra dan bergegas kedepan kelas untuk mengumpulkan buku. Walaupun Sehun belum selesai, tetapi ia tetap mengumpulkan. Memang sih sangat kelewatan dari 20 soal ia baru mengerjakan 2 soal._.

Kebiasaan Jung Seonsaengnim yang langsung menulis sebuah soal dipapan tulis lalu menyuruh muridnya untuk maju.

"Ooh Se Hun kerjakan didepan"

Sehun terkejut. Lagi-lagi ia yang disuruh maju kedepan. Sudah pasti ia tidak akan bisa mengerjakan. Apalagi matematika adalah pelajaran yang sangat ia kesalkan. Sehun melirik kearah Sandra yang sedang menulis-nulis dibukunya. Biasanya wanita ini membantu Sehun jika ia sedang disuruh maju, tetapi kali ini Sandra hanya terdiam dan fokus pada buku yang ia corat-coret.

Dengan perlahan Sehun maju kedepan kelas. Gugup, cemas, dan gelisah yang ia rasakan saat mengerjakan soal. Soal itu padahal sama persis dengan di pekerjaan rumah. Namun, tetap saja Sehun tidak mengerti bagaimana cara mengerjakannya.

"Ooh Se Hun kau lama sekali! Apa kau tidak tahu cara mengerjakan soal itu? Lalu bagaimana kau bisa mengerjakan tugas?"

Jung seonsaengnim mengambil buku tugas yang dikumpulkan Sehun. Ia melihat bahwa murid itu baru mengerjakan dua soal.

"Apa ini? Kau baru mengerjakan dua soal?" Gentak Jung Seonsaengnim. Sehun hanya menundukan kepalanya. Ia melirik kearah Sandra, tetapi wanita itu masih fokus pada buku yang ia corat-coret.

"Sandra ku mohon bantu aku" batin Sehun.

**

Sandra POV

Aku mendengar kalau nama Sehun dipanggil untuk mengerjakan soal didepan. Sejujurnya aku ingin menolongnya, tetapi rasanya sangat malas menolong orang yang telah membohongi ku. Meskipun ia adalah kekasih ku sekali pun.

Aku meliriknya saat ia melangkah maju dan mulai mengerjakan soal. Aku tahu ia tidak akan mengerjakan soal itu. Karena menurut ku soal itu juga cukup susah.

"Apa ini? Kau baru mengerjakan dua soal?" gentakan Jung Seonsaengnim sangat keras.

Aku melirik kearah Sehun yang menundukan kepala. Saat ia melirik ku, aku kembali berpura-pura menulis. Aku tahu sekarang ia membutuhkan ku. Tapi aku berusaha untuk tidak peduli dengannya. Sungguh rasanya sangat tidak tega.

"Sekarang kau keluar! Ingat jika kau tidak mengerjakan tugas lagi, kau tidak boleh ikut pelajaran ku bukan hanya sekali, tetapi selamanya!"

Ucapan Jung Seonsaengnim berhasil membuat ku menatap kearah Sehun. Pria itu berjalan keluar dengan lambat dan menundukan kepalanya. Aku terus menatapnya tak tega.

Apa aku sangat jahat? Apa aku harus membantunya? Dia adalah kekasih ku. Ku rasa aku harus membantunya. Tidak! Dia sudah menyakiti ku! Aku tidak mau membantunya untuk kesekian kali. Rasa sakit ini masih sangat membekas. Apalagi saat aku ingat ia menelepon Bella semalam. Mana mungkin aku membantu seseorang yang jelas-jelas telah menyakiti ku? Aku bukanlah tipe wanita sebaik itu.

Jam istirahat berbunyi. Aku segera keluar dari kelas, tetapi aku tidak melihat Sehun. Aku mencarinya kekantin, lapangan, ruang dance, ruang vokal, dan keseluruh lab. Namun, pria tersebut belum juga ku temukan.

Aku berlari menaiki beberapa anak tangga. Aku melihat Sehun sedang bediri diatap sekolah. Ia terlihat sedang menatap seluruh pemandangan yang sangat indah ditambah udara yang membuat rambutnya bergerak tak beraturan. Aku melangkah kearahnya. Sepertinya ia mendengar langkah ku sehingga ia menoleh dan menatap ku.

"Sandra?"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Huh? Memangnya aku kenapa? Aku baik-baik saja."

"Maaf aku tidak membantu mu Sehun."

"Ini bukan salah mu, hei sejak kapan kau memanggil ku Sehun bukan Sehunie?"

Apa? Aku memanggilnya Sehun? Benarkah? Aku tidak menyadarinya. Aku biasa memanggilnya Sehunie, tetapi kenapa sekarang aku hanya memanggilnya Sehun?

"Ku rasa kau salah dengar, aku memanggil mu Sehunie."

"Benarkah? Mungkin aku benar-benar salah dengar." Sehun mengangkat kedua bahunya.

Aku ikut memandang sekitar disampingnya.

"Hmm.. Apa kau akan pergi sore ini?" tanya ku.

Aku harap Sehun jujur kalau ia akan pergi dengan Bella sore ini. Aku sudah mendengar semuanya ditelepon semalam.

"Aku akan pergi dengan teman ku."

"Teman mu? Siapa?"

"Ahh.. Kau ini ingin tahu sekali. Teman ku wanita, tetapi tenang saja kami hanya berteman."

"Boleh aku ikut?"

"Jangan, eh.. Maksud ku sebaiknya kau dirumah saja istirahat."

Aku hanya menghelakan napas. Aku tahu kalau pria ini memang tidak ingin aku ikut.

***

Sepulang sekolah aku kembali diantar oleh Sehun. Aku mengambil handphonenya yang ada di samping kursinya.

Aku memainkan handphone tersebut. Tak sengaja aku membuka pesan. Aku melihat ada percakapannya dengan Bella dipesan.

Mereka akan ketemuan jam dua di Hollys coffee? Ku rasa aku tahu tempat itu. Aku akan mengikutinya nanti.

Namun, apakah aku siap jika Sehun menyentuh tangan Bella lagi? Apa aku siap melihat kedekatan mereka berdua? Walaupun mereka baru kenal, tetapi mereka sudah sangat akrab.

Ah sudahlah, siap tak siap aku harus menerimanya. Lebih baik aku melihat langsung yang dilakukan Sehun walaupun membuat ku sakit, daripada aku tidak mengetahui apa yang ia lakukan, itu pasti akan membuat ku khawatir dan berburuk sangka.
______________________________________

Cepet banget yak updatenya :v haha lagi rajin

Ohiya maap lagi nih kalo ada yang typo atau gak jelas. Maklumin lah, setiap orang memiliki kesalahan *anjay:v
Oke abaikan itu alay-_-

SEHUN??? (Exo Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang