Bab 1

3.2K 120 5
                                    

Hari Sabtu sore dan minggu Jodha tidak perlu ke Rumah sakit sebab Rumah sakit tidak punya banyak keadaan yang mendesak jadi ia mendapat hari libur. Jodha bergegas pulang ke apartemen untuk bersiap dan pergi berkumpul bersama teman-temannya  di tempat biasa Cafe Heidelberg German Market & Restaurant. Jodha mandi kemudian memakai baju kaos ketat hitam berlengan panjang , rok pendek coklat silver, stoking hitam, boot silver dan jaket kulit hitam. Merasa penampilannya di cermin sudah cukup ia tersenyum lalu  menyambar tasnya dan kunci mobil lalu berlari kecil menuju parkir area dimana mobilnya berada. Dari kejauhan ia melihat semua sahabatnya telah hadir dan sedang bersenda gurau,
" hai semua, sorry aku telat dan kenapa kalian semua cekikikan seperti itu? " tanyanya sambil melihat mereka satu persatu,  semuanya menyapa Jodha  lalu Bakshi berkata " wahhh ibu dokter baru datang tapi sudah ingin tahu saja heehhehheheh",
" ini Ruk dan Sujamal buat ulah lagi" kata Moti sambil menunjuk kearah Ruk dan Sujamal kemudian tertawa cukup keras
Jodha ikut tersenyum dan bertanya
"ulah yang biasa atau yang luar biasa?"
kali ini Surya yang menjawab " mereka kedapatan bercumbu oleh dosen di ruang pemeriksaan dan alasan mereka sungguh menggelikan, mereka dengan santainya bilang kalau mereka tuh lagi mempelajari anatomi tubuh sambil belajar acting untuk kerja social di senior high school bulan depan yang akan membahas bahaya tentang obat-obatan terlarang"
Jodha membesarkan mata sambil menutup mulut agar tawa kerasnya sedikit teredam.
Ruk dan Sujamal hanya tersenyum dengan wajah tidak bersalah,  mereka melanjutkan mengobrol dan memesan makan malam, setelah hidangan di depan mereka tak tersisa mereka melanjutkan pergi  ke bioskop untuk menonton film still Alice.
Malam ini sangat menyenangkan seperti hari lain yang Jodha habiskan bersama teman-temannya, dengan perasaan puas mereka pulang ke apartemen masing-masing.
Jodha, Bakshi, dan Moti pulang bersama walaupun dengan mobil yang berbeda.

Sesampainya di apartemen, Jodha, Moti dan Baksi  berkumpul di apartemen Jodha melanjutkan obrolan tadi yang terputus,
" Jodha aku perhatiin kamu kok kaya berbeda gitu ya?, ga biasanya matamu sendu walau kau memaksakan untuk biasa saja" tanya Bakshi membuat Jodha terlihat kikuk, ia terdiam dan tidak tahu harus menjawab apa,  Jodha hanya menghela napas panjang sambil memainkan rambutnya.
Moti menanyakan hal yang sama  dan  akhirnya ia menjawab ragu

"aku juga tidak mengerti, perasaanku saat ini tidak tenang terlebih pembicaraan terakhir di telepon dengan ibuku sedikit janggal" Jodha tidak meneruskan bercerita tentang paket aneh karena merasa hal itu adalah rahasia keluarganya.

Lalu Jodha segera mengalihkan pembicaraan sebelum kembali di tanya macam-macam
" kalian apa khabar kuliahnya, ayo dong serius jangan main aja terutama kamu Bakshi, kamu ga rindu dengan keluargamu di Agra?" 
" mereka tiap hari menelponku dan ingin saat aku lulus langsung balik ke India, mereka ingin aku menunda dulu mengambil spesialis karena akan bertambah lagi waktuku tidak bertemu mereka" jawab Bakshi sambil tersenyum
Jodha dan Moti ikut tersenyum mendengarkan jawaban Bakshi yang merupakan anak paling tajir di antara mereka, dia mau jauh-jauh kuliah demi gelar dokter, padahal kalau dipikir-pikir Bakshi tidak harus bekerja selepas kuliah karena telah memiliki segalanya.
Mereka terus mengobrol sampai tengah malam dan ketiganya  tertidur bersama dikamar Jodha. Esok harinya mereka tetap bangun pagi untuk jogging dan langsung sarapan di café sebrang gedung apartemen mereka. Dalam kebersamaan mereka hari itu mereka merasa perasaan yang aneh, seperti mereka akan kehilangan satu sama lain namun ketiganya hanya diam dan tidak membicarakan apa yang mereka rasakan.

Tiga hari kemudian pukul 9 malam Jodha terlihat sibuk menangani pasien pria yang mengalami tabrakan beruntun,"apakah aku sudah mati?" tanya pria yang setengah sadar tersebut" Jodha tersenyum sambil terus bekerja
" anda masih hidup dan akan segera pulih dalam sekejab"jawab Jodah
" aku pikir aku sudah di surga karena di hadapanku ada angel dengan matanya yang indah" Jodha tertawa pelan namun pria tersebut  tak sadarkan diri sebelum Jodha sempat membalas ucapannya

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang