Bab 1. My Life

267 14 3
                                    

Hari ini adalah hari ke-30, lebih tepatnya selama sebulan aku telah menempati cafe yang membuatku terselamatkan dari mahluk-mahluk tak berotak dan menjijikkan yang berkeliaran diluar sana.

Bangunan cafe bergaya militer dengan pintu besi yang terbuat dari baja dan juga jendela layaknya sel narapidana menahan segerombolan mayat hidup itu untuk masuk dan melahapku, dan kemungkinan besarnya aku bisa menjadi salah satu dari kawanan mereka. Berkat tempat ini, aku aman, dan nyaman dengan persediaan makanan dan air yang kuperkirakan akan tercukupi untuk beberapa bulan kedepan.

Meskipun begitu, aku tahu kalau persediaan makanan dan air akan habis nantinya. Tapi yang terpenting saat ini, aku selamat dari mereka meskipun aku tahu bangunan ini tidak mungkin bisa jadi tempat perlindunganku selamanya. Suatu saat nanti, mereka pasti akan berhasil untuk menerobos masuk kedalam.

Seperti biasa, tiap pagi suara jet yang melesat dilangit membuat telingaku berdengung dan seketika membangunkanku dari sofa merah yang merupakan tempat tidurku selama tinggal ditempat ini.

Dengan rambut berantakan, aku berjalan menuju jendela dengan tujuan memperhatikan lingkungan luar. Sama dihari-hari biasa, pemandangan yang sama kembali terlihat dari jendela. Ada beberapa dari mereka berdiri didepan kafe dengan tampang idiot. Dan juga ada yang tengah makan bangkai yang dulunya itu manusia dengan rakusnya.

Membosankan melihat zeke tak jelas itu melintas didepan cafe tiap pagi. Aku bahkan memberikan mereka nama seperti 'Fred ' untuk si tukang sapu jalanan, ini terlihat dari pakaiannya seperti dinas kebersihan, 'Arnold ' untuk anak muda yang sering bertengker didekat tiang lampu kuperkirakan mati saat bermain basket (terlihat dari pakaiannya ; baju olahraga khusus para pemain basket), 'Lysa' umurnya mungkin sebaya denganku sayangnya ia tidak seberuntung aku, 'Jeje' si kutu buku, kenapa kusebut kutu buku? hal ini jelas sekali terlihat dari pakaiannya yang culun setengah sobek (terutama kacamata yang masih menyangkut padanya), dan masih banyak lagi.

Awalnya melihat cara mereka makan membuatku mual dan ingin muntah seketika tetapi pemandangan itu terus saja berulang tiap harinya sehingga membuatku telah terbiasa dengan hal menjijikkan itu.

Oh ya, sebelum itu biarkan aku memperkenalkan diri dulu. Stella Brenert, itu namaku. Aku lebih suka dipanggil Stell. Hingga hari ini, usiaku telah memasuki 17 tahun. Dari seluruh anggota keluargaku, hanya aku yang selamat dari para zeke (itu sebutanku untuk mereka) alias mayat hidup.

Aku sangat ingat waktu itu. Terik matahari pagi dimusim panas terasa menyengat kulit. Hari itu hari istimewa bagi denis yang berulang tahun. Denis tidak meminta agar ulang tahunnya dirayakan akan tetapi ia meminta pada ayah, ibu, dan aku menetap dirumah untuk makan bersama.

Secara, ibu merupakan seorang pe-bisnis dan ayah adalah seorang polisi yang saat ini tengah sibuk-sibuknya sehingga kurang meluangkan waktunya bersama. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali kami makan bersama.

Ibu memasak makanan favorit denis yang menjadi favoritku juga. Steak! makanan simple untuk sarapan kami sekeluarga. Sementara menunggu makanan, diruang tamu, ayahku sempat bercakap melalui telepon dengan seseorang yang entah siapa sedangkan aku dan adikku menonton TV.

Awalnya aku ingin menonton acara kesukaanku akan tetapi adikku bersikeras untuk menonton kartun kesukaannya, karena hari ini hari istimewa baginya jadi aku menurut saja. Saat aku memindahkan siaran, mataku sempat menangkap sebuah berita secara live. Aku menyempatkan diri untuk melihat berita itu sejenak.

Yang terlihat di siaran itu, seorang pembawa berita sedang menyampaikan berita didepan Santa Maria Hospital yang tidak jauh dari rumahku. Ia mengatakan mengenai hal yang menurutku tidak jelas namun bisa kutangkap dari pembicaraannya bahwa saat ini di seluruh America, segelintir orang tiba-tiba saja mati dan belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Yang jelas, narasumber yang diundang dalam diskusi singkat itu yang tak lain adalah seorang peneliti mengatakan bahwa ada kemungkinan virus yang menjadi penyebab dari kematian yang mendadak itu. Setelah menyampaikan berita itu, peristiwa mengerikan terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warm BodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang