CHAPTER 6

76 10 0
                                    


RANI POV

Sudah beberapa hari ini aku semakin dekat dengan david. Aku senang. Putri pun senang. Walaupun awalnya dia sedikit merajuk karena aku tidak menceritakan david padanya lebih awal. David sering datang ke kelasku, menjemput dan mengantarkan aku pulang saat sekolah, sering mengerjakan PR bersama. Intinya aku benar benar merasa dekat.

David juga sering melindungi aku dari intan yang cara membullynya padaku semakin parah saja. Mungkin sejak kejadian di taman beberapa hari lalu.

Aku pergi ke kantin sendirian. David sudah menunggu di kantin bersama putri dan reyhan. Tidak Rafka. Entah kenapa Rafka akhir akhir ini sedikit menjauh. Entah itu hanya aku yang merasakan atau apa, tapi intinya aku merasa dia menjauh. Rafka juga sudah jarang lagi ke kelasku saat istirahat dan lebih memilih bergabung bersama teman temannya.

Aku sudah pernah bertanya padanya kenapa, dan rafka hanya menjawab singkat. Aku juga sudah pernah minta maaf jika aku bersalah, tapi Rafka hanya tersenyum tipis dan bilang 'nggak ada yang perlu dimaafin'. Jujur aku sedih melihat rafka menjauh. Rafka datang hanya jika aku sedang merasa sulit atau sedih. Bagai seorang pelindung atau pahlawan. Tapi aku tidak bersedih. Dan aku ingin Rafka tetap ada. Kembali seperti dulu.

Aku menarik kursi di depan Rafka dan menghela napas

"Kenapa lo?" Tanya reyhan sambil memainkan tissue di tangannya

Aku menggeleng "Nggak papa. Han.. gue mau tanya dong"

Aku memandang reyhan yang sedang mengangkat alisnya "tanya aja"

"Rafka kok nggak keliatan hari ini? Dia nggak masuk ya?" Aku berusaha menutupi rasa penasaran dan khawatirku

"Hahaha santai aja kali. Nadanya khawatir gitu" aku sudah tau kalau reyhan bisa mendengar nada khawatirku sebaik apapun aku menyembunyikannya "Dia lagi dateng ke rumah sepupunya"

Sepupunya? Yang waktu itu Rafka ceritakan ke aku? "Yang mana?"

"Stecy"

Perempuan? "Ohh.. Ada apaan emang?"

Reyhan mengangkat bahu nya "masuk rumah sakit katanya?" .

"Emang sakit apa? Dirawat emangnya?"

"Leukemia. Nggak. Cuma kayak drop aja. Kata Rafka sih nanti siang juga pulang"

Leukemia? Aku tidak menyangka itu. Aku jadi tidak tega dan ingin bertemu "udah berapa lama emang?"

"Sejak sekolah dasar"

"Semoga cepet sembuh deh"

"Udah parah kali"

Hah? Udah parah? Dan dari sekolah dasar lagi. Aku nggak bisa bayangin gimana rasanya itu kalo aku yang jadi dia

"Terus gimana? Kok nggak dirawat?"

Reyhan lagi lagi angkat bahu "Ya nggak gimana gimana. Tapi sih katanya buat sembuh itu cuma 10 persen. Yang punya penyakit nggak mau dirawat"

"Kasian banget"

Reyhan tertawa mengejek dan aku menatapnya bingung. Nggak gila kan si reyhan "karena penyakitnya Stecy selalu dapatkan apa yang dia mau. Dan itu nge buat dia jadi cewek yang manja dn egois"

"Kok lo tau?"

"Gue kan sahabat nya Rafka, ish!" Reyhan menjitak kepalaku. Nggak putri, nggak reyhan sama sama suka jitak pala orang ih. Gimana kalo mereka berantem ya, main jitak jitakan kali

"Ya kan gue cuma nanya sih" aku mencibir sambil mengusap kepalaku "putri sama david mana? Bukannya mereka udah duluan tadi"

"Putri di kamar mandi. David lagi Pesen makanan"

FIGHTING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang