*2 tahun kemudian*
"Ms. Blackwood"
Terdengar suara seorang barista memanggil namaku.
"Hazelnut Frappucino with whipping cream and caramel. Thankyou and enjoy your day Ms. Blackwood" ucapnya lagi seraya memberikan pesananku."Hah.. sudah pukul 1:00 pm dan dia belum juga datang!" Gumamku seorang diri.
sudah sekitar 30 menit aku duduk di kedai kopi ini. Hari ini aku memiliki janji untuk bertemu dengan Gigi disini namun ia tak kunjung juga datang. kebiasaannya yang satu ini memang bukanlah hal yang asing bagiku, Sepuluh tahun aku berteman dengannya, tak pernah sekalipun ia datang tepat waktu. Meskipun begitu menunggu tetaplah hal yang paling menjengkelkan buatku.
"Olivia... hhhhhh... maafkan.. maafkan aku terlambat.. jalanan hari ini sungguh menyebalkan, macet dimana-mana dan......" Gigi berhenti seketika ia menoleh ke arahku dan mendapatiku sedang menatap sinis ke arahnya.
"What ??? Sungguh kali ini aku tidak berdusta.. kau harus percaya kepadaku kali ini Liv.." ucapnya kemudian.
"I don't care about that ! Tapi berhenti meminum kopiku bitch.." ucapku seraya merebut cangkir kopi milikku.
"Oh shit.. kau memanggilku bitch hanya karena secangkir kopi?? Really ??! Don't talk to me again bitch !" balasnya yang kemudian memesan secangkir iced cappucino.
"So... mengapa kamu menyuruhku untuk datang kesini?" Tanya Gigi kemudian.
"aku akan interview sebagai seorang sekretaris di Styles Corp besok" jawabku santai
"Oh.. What ?!!!!! How dare you !?"
"what ? Apa yang salah? Aku butuh uang dan kesempatan tidak akan datang dua kali bukan?"
"Kamu bisa mendapatkan uang dengan pekerjaan yang lain Ms. Blackwood tapi tidak di perusahaan sialan itu !"
"Ya.. tapi pada kenyataannya hanya perusahaan itu yang memanggilku untuk interview saat ini."
"Oh.. shit.. kamu tau kan seperti apa dia ?! Apa kamu mau nasibmu sama seperti perempuan jalang yang diambil dan dibuang setelah dia bosan?! hampir semua sekretarisnya berakhir di ranjang yang kemudian dibuangnya ke jalanan"
"Ya aku tau itu.. dan aku juga tau kau mengenalku dengan sangat baik bukan?" Jawabku mencoba meyakinkan
"Ah.. whatever ! lakukanlah apa yang kamu mau.. aku tidak perduli ! Dasar kau jalang keras kepala." Gumam Gigi menyerah.
Ya.. Gigi tau persis bagaimana watakku.. dia adalah satu-satunya orang yang aku percaya di dunia ini, aku mengenalnya sejak kecil dan dia sudah seperti kakak buatku. Hanya Gigi yang tau bagaimana kelamnya masa laluku dan dia selalu menjagaku layaknya seorang adik.
"Ah.. sudah pukul 3:00 pm aku harus segera menjemput freddie di sekolah. Jaga dirimu baik-baik !" Ucap Gigi dan kemudian pergi meninggalkanku.
Gigi memang sudah berkeluarga dan memiliki satu orang putra. Melihatnya memiliki keluarga kecil yang harmonis terkadang membuatku ingin memiliki hidup seperti itu. Namun, bayang- bayang kelam masa laluku membuatku berpikir 1000 kali untuk melakukannya.
"Mr. Harry Styles"
suara barista kali ini benar-benar menghenyak lamunanku. Seketika aku langsung menolehkan pandanganku ke arah sosok lelaki itu. Perawakannya yang tinggi dengan dadanya yg bidang. Rambut ikalnya dibiarkan terurai panjang. Oooh.. seperti itu rupanya tampang lelaki playboy paling terkenal di kota ini. Aku langsung mengalihkan pandanganku ketika lelaki itu menoleh ke arahku. Tak butuh waktu lama aku segera membereskan barang-barangku dan memutuskan untuk kembali ke apartemenku.Di perjalanan entah mengapa aku mulai menimbang-nimbang kembali keputusanku. Ada sedikit keraguan menyeruak di dalamnya.
Hah.. lelaki itu.. apa aku harus menjadi sekretarisnya ? Apakah aku sanggup ? Haaah... mungkin Gigi benar.. tapi........
Ya.. Olivia tidak boleh takut akan hal itu. Aku pastikan dia tidak akan berani menyentuhku seujung kuku pun ! Gumamku seraya memacu mobilku kencang."OLIVIAA...."
Terdengar suara seseorang memanggilku sesaat setelah aku keluar dari mobilku."Ah.. Niall.. aku pikir siapa.." sapaku saat melihat sosok yg berlari ke arahku.
"Sapaan macam apa itu ? Kita sudah hampir 10 tahun tak bertemu heh !" Balasnya kesal, yang kemudian membuka kedua lengannya lebar seraya tersenyum.
"Aaaaah.. wajah itu.." ucapku seraya memeluk bahu bidang itu.
"Aku sangat merindukanmu Olivia.."
"Berhentilah berbohong kepadaku Neil.. dan ayo kita masuk" balasku
Niall adalah cinta pertamaku sewaktu SMA dulu. Sudah sangat lama rasanya aku tak melihat wajah itu, tak banyak yg berubah darinya. Gaya rambutnya yang tak pernah berubah.. sikap kekanakannya, bau tubuhnya dan senyum itu.. seolah terdapat sihir di dalamnya membuatku tak mampu menoleh darinya.
Jika saja Niall tidak memutuskan untuk melanjutkan studinya di NYC mungkin kami masih akan tetap bersama hingga hari ini. Namun kami memutuskan untuk berjalan masing-masing dan mengejar mimpi kami sendiri. Kami yakin jika memang kami sudah ditakdirkan bersama, suatu hari nanti entah bagaimana takdir akan menyatukan kami kembali begitupun sebaliknya.
"Sejak kapan kamu tinggal disini?" Tanya Niall sembari melihat-lihat isi ruang tamu ku.
"Hmm.. lumayan.. sudah hampir satu setengah tahun. Kau mau minum apa?"
"Apa saja.." balas Niall yang kemudian menemukan foto dirinya dan Olivia 10 tahun yang lalu, membuatnya tersenyum karena itu pertanda bahwa Olivia tidak pernah melupakannya.
"Bagaimana kau bisa tahu rumahku?"
Terdengar suara Olivia memecah lamunan Niall seraya menyodorkan secangkir ice cappucino."Sluurrrrpppp... aaaaah.. cappucino ini tak pernah berubah rasanya.." ucap Niall setelah menengguk minumannya.
"Hahaa. Kau berkata seperti itu seolah-olah di new york tidak ada kedai kopi Niall !"
"Haha. tentu ada.. disana hanya tidak ada kamu Olivia." Ucap Niall membuat keadaan menjadi beku seketika.
"Bagaimana kau tahu rumahku Mr. Horan ?!!!!"
"Uhm.. well.. aku tahu semuanya dari Gigi, dan aku dengar kau akan bekerja sebagai seorang sekretaris di........."
Belum selesai Niall berbicara, Olivia sudah menyumpal mulutnya dengan sepotong buah Apel, membuatnya bericara.
Malam itu ku habiskan waktu ku untuk berbincang dengan Niall. Aku sangat bahagia dia datang.. sudah lama dia menghilang dari hadapanku. Membuat waktu seolah berganti dengan cepat menyisakan memori yang terpendam.*Hello.. this is me again.. setelah menimbang2 akhirnya writer memutuskan untuk melanjutkan cerita ini dengab merubah sedikit alur cerita.
I hope you'll be like it ! Don't forget to give me a star n comment ya.
D n all the love-
-er3ee❤-ee
3ew
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA
FanfictionDisaat hidupku hancur diatas kata cinta.. Disaat cinta tak memiliki makna berarti untukku, disaat itu dia hadir.. hadir menawarkanku setangkai mawar hitam. Indah.. namun lirih.. Haruskah aku membangun kembali hidupku denganya??? -Olivia Blackwood-