Chapter 1 / A Little Conversation

84 3 0
                                    

[ S A M A N T H A ]

"Dimana kau ketika aku membutuhkanmu? Aku sudah menunggu disini kurang lebih satu setengah jam!" Aku benar-benar emosi, Jamie, kakak laki-laki kandungku--yang amat sangat menyebalkan-- harusnya sudah menjemputku satu setengah jam yang lalu. Namun bagaimana jadinya? Tiba-tiba saja ia menelponku dan berkata bahwa ia tidak bisa menjemputku karena ia harus mengantar pacarnya menuju bandara untuk pertukaran pelajar, katanya.

"Aku benar-benar minta maaf, Samantha. Aku mohon mengertilah posisiku kali ini." Ucapnya dengan suara yang terdengar sangat menyesal. Well, bagaimanapun juga aku berhak untuk merasa kecewa. "Full of shit" itulah kata-kata terakhir yang kuucapkan sebelum memutuskan sambungan telfonnya.

Aku mendengus kesal. Guess what? Sekarang aku harus mencari kendaraan umum untuk bisa sampai ke rumah. Tak ada satupun kendaraan yang lewat.

"Want a ride?" Aku menengok kearah sumber suara. Kutemukan laki-laki berambut coklat ikal, alis yang tebal, mata hijau emeraldnya yang akan menenggelamkanmu apabila kau menatapnya, bibir berisi yang berwarna kemerah mudaan, dan rahang yang--aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannnya--tegas, ya mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkannya.

"Do you want a ride?" Ia mengulangi pertanyaannya, meleburkan lamunanku yang baru kusadari bahwa sedari tadi aku sedang memandanginya.

"Oh-uhm, sure" aku memberikan senyuman canggung, tanpa berfikir lama-lama aku pun langsung memasuki mobilnya.

Tak ada percakapan diantara kami berdua, "Kau Samantha, kan?"

Ia mengetahui namaku?! Saat aku hendak membuka mulutku, malaikat disebelah kananku seakan-akan berkata "never talk to strangers", sedangkan setan disebelah kiriku berkata "Kau akan menyesal nantinya bila tidak berbincang-bincang dengannya" entah apa yang aku pikirkan, aku mengikuti setan didalam pikiranku untuk berbicara dengannya. Lagipula, dia bukan stranger, dia adalah senior ku. Walaupun aku tidak sepenuhnya mengenalnya, aku tahu bahwa he's the baddest a.k.a Detroit High's bad boy.

"Kau mengenalku? Iya aku Samantha. Kau seniorku kan?

"Kau tidak mengenalku?" Wah, aku harus bertepuk tangan atas kepercayaan dirinya.

"Aku tau siapa kau, hanya saja aku tidak begitu mengenalmu" aku menatap rambut ikalnya yang disisir kebelakang.

"Aku Harry," aku hanya mengangguk karena aku sudah mengetahuinya, "Harry Styles" sambungnya.

"Sampai" ucapnya. "Terima kasih tum-" tunggu, bagaimana dia tahu dimana rumahku? Ia bahkan tidak bertanya dan aku tidak menjelaskan apapun.

"Bagaimana kau tahu dimana aku tinggal?" Sungguh, aku benar-benar bingung.

"Bukan urusanmu" ucapnya tanpa melihat kearahku.

Aku memutar bola mataku, "terserah, dan terima kasih tumpangannya." Lalu turun dari mobilnya kemudian memasuki rumahku.

I'm desperately need 10++ votes for this chapter buat motivasi untuk chapter selanjutnya HEHE soo. . A vote would be nice.

Don't forget to vote and comment!
All the love xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang