04

3.7K 193 3
                                    


Di dalam kamar berukuran lumayan besar itu pemuda kecil sedang meringkuk kesakitan siapa lagi kalau bukan peran utama kita yaitu Denis.
Bukan tanpa sebab dia kesakitan seperti itu, kemarin malam dia di suruh Papa nya membeli sesuatu yang sangat sulit dicari di kota ini sampai malam menjelang dan sialnya hujan deras tiba-tiba datang saat dia berada sangat jauh dari rumah. Sudah pernah aku bilang kan kalau Denis tak suka memakai kendaraan di rumah nya, jadi dia naik bus, saat pulang dia jalan kaki karna tak ada bus yang beroperasi jam malam. Malang nya di tengah perjalanan dia kehujanan, dan tak mendapat pesanan Papa nya.

Denis sangat takut jika pulang nanti tak membawa pesanan dari Papa nya, tapi demi koleksi boneka panda nya, minuman anggur yang sudah di fermentasi selama 6 tahun itu sangat lah jarang di buat sekarang, hanya orang tertentu yang masih menyimpan minuman itu. Tanpa di sadari dia sudah samapai rumah dan melihat Papa nya itu berkacak pinggang dan menatapnya tajam.

PLAKK

"Kemana saja kau, aku menyuruhku membeli minum tapi tak kembali-kembali, keluyuran kemana" sudah di tampar di jambak pula rambut nya dengan keras.

"Ampun Pa, Denis gak nemuin orang jual anggur yang Papa minta.hiks.."

"Dasar anak tak berguna, apa yang bisa kau lakukan hahh??" Sentak Papa denis, denis hanya diam dan terisak, dia gak mungkin membantak perkataan Papa nya, meskipun Papa nya jahat padanya tapi dia sangat sayang papa nya itu, keluarga yang denis punya hanya papa nya.

"Masuk!!" Dengan perlahan-lahan denis masuk ke kamarnya, sedari tadi dia menahan pusing di kepala, mungkin karna kelamaan kena air hujan. Tanpa melepas baju nya Denis berbaring dan tidur, tak berfikir bagaimana jika dia sakit besok.

.

"Aisshh, kemana sih denis? " Ridwan sedari tadi mondar-mandir di depan pintu masuk kelas di temani Ridho sang kekasih.

"Jangan mondar-mandir kepala ku sakit liatnya sayang" Ridwan mendelik ke arah kekasihnya itu.

"Bagaimana aku bisa tenang kalau Denis belum datang sampai jam istirahat begini? Apa dia di pukul lagi oleh Papa nya?" Raut khawatir ketara sekali di wajah Ridwan, Ridho menghela nafas melihat kekasih nya seperti itu.

"Mungkin dia ada halangan sayang"

"Iya halangan di pukuli Papa nya, astaga demi kuku ku yang baru aku kutek Papa nya itu bagaikan iblis tau" Ridho terkekeh mendengar perkataan kekasihnya.

"Kenapa tertawa?"

"Aku tidak" sanggah Ridho, setelah Ridwan tak lagi melihat nya Ridho melanjutkan tertawanya dalam diam.
Tanpa mereka sadari seseorang mendengar perbincangan mereka.

.

"Uugghh!!"

"Jam berapa ini?" Ujar Denis dengan sampil menahan kepalanya yang sangat nyeri.

"Astaga!! Aku telat!" Dengan tergesah Denis meloncat dari tempat tidur, belum sampai 2 langkah denis jatuh saking sakitnya kepalanya.

"Aww, sakit sekali"

"Mungkin sebaik nya aku istirahat di rumah saja" Denis kembali ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil hp nya yang semalam dimatikan oleh nya.

"Besok aku akan mati di tangan nya" Denis melihat banyak sekali notif pesan dari Ridwan dan Ridho. Ridho sih hanya 2 pesan yang menanyakan keadaan dan keberadaan nya yang lain dari Ridwan bukan menanyakan keadaan seperti Ridho dia malah mengumpat kasar dan mengancam akan membunuh nya besok karna tak ada satu pun pesan dan telfon nya yang dia balas.

"Biarkan saja, besok akan aku jelaskan." Denis menaruh hp nya sebelum kembali tidur.

.

"Cepat pulang jangan keluyuran kemana-mana" setelah itu papa Denis pergi begitu saja meninggalkan Denis yang tadinya ingin sarapan bersama Papa nya

"Kenapa seperti ini Ma, denis ingin seperti dulu lagi." Denis sudah ingin menangis tapi dia tahan, jangan sampai dia menangis. Dia sudah berjanji dengan Mama nya jika dia akan kuat bagaimana pun kelakuan Daddy nya.

"Sebaiknya aku pergi sekolah saja." Denis meninggalkan begitu saja makanan nya, para pelayan di sana sangat kasihan dengan Denis, semenjak kematian Mama nya Denis di siksa oleh Papa nya seperti ini, entahlah karna faktor apa mereka juga tak tau, padahal tuan besar dulu sangat menyayangi tuan muda Denis.

"Masih berani menampak kan muka lo di hadapan gw, hn?" Perkataan dengan nada menyindir itu sudah pasti dari sahabat nya, karna siswa disini tak akan ada yang berani berkata kasar kepadanya seperti itu karna Papa nya itu donatur terbesar sekolah ini.

"Maaf, aku lupa membawa hp kemarin saat disuruh Papa membeli anggur" ujar Denis lesu. Yang tadi nya ingin memarahi Denis, Ridwan jadi tak tega, pasti ada apa-apa dengan Denis.

"Dipukul lagi?" Tanya Ridwan

"Tidak"

"Jangan bohong, gw tau lo di pukul lagi kan!" Ridwan mencoba sabar selama ini tapi dia tak bisa menahan diri sekarang, dia harus bisa menyadarkan Papa Denis kalau tidak ingin kehilangan Denis suatu saat nanti.

"Begitulah, kamu tau sendiri kan. Kepala ku pusing sekali jadi aku ingin langsung masuk" Denis melewati Ridwan begitu saja, keputusan Ridwan sudah bulat dia harus berbicara pada Papa Denis, ini juga demi Denis.

.

"Kamu akan langsung pulang?" Denis menanyai Ridwan dan Ridho yang ada di depan nya.

"Iya, langsung pulang saja oke nanti biar tidak di gebukin lagi. Gw juga mau pulang kok" ujar Ridwan sambil mengusak rambut Denis sayang.

"Baiklah, hati-hati kalian " Denis melambai ke arah Ridwan dan Ridho.

"Ayo kita ke kantor Papa Denis, gw udah gak kuat nahan ini semua" keluh Ridwan.

"Nahan apa sayang? Nanti saja oke kita tuntas kan di kamar"

Plakk..

Dengan tidak etis nya Ridwan menampar Ridho di tengah parkiran dan di lihat hampir seluruh siswan disini.

"Aww.. sayang lu kok gitu sih sama kekasih sendiri juga" keluh Ridwan sambil mengusak pipinya yang di tampar Ridwan dengan sayang nya .

"Cepet masuk mobil apa gw tinggal" Ridwan berjalan ke mobil nya, memang mereka selalu membuat jadwal hari dimana mereka membawa mobil, tidak adil jika Ridho terus yang menjemput dan membawa mobil, kan kasian.

"lo yakin yang?" Tanya Ridho memastikan, ini buruk tau.

"Gw yakin 100%, ini buat hidup mati nya sahabat gw tau "

" Udah lo jangan banyak omong, diem aja" sentak Ridwan, seketika Ridho diam di tempat jika sudah di bentak seperti ini. Dia itu seme-seme takut uke .

memang di antara mereka yang paling sopan adalah Denis, dari segi mana pun. Bahkan kata-katanya saja masih
- aku,kamu- kan kuno banget itu. Katanya tak sopan jika pakai -lo,gw-
.
.
.
Bye~

Putri Vijannah

Das Beste (BOYxBOY) SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang