Benda Yang Aneh

17 0 0
                                    

Yuna berlari menuju kelasnya, sial! Dia terlambat dan terpaksa lari dari gerbang ke kelasnya yang cukup jauh.
Buk!
"Duh!" Umpat Yuna sambil mencoba untuk berdiri. Ia menatap orang yang di tabraknya.
"Joan ih, lo jalan kagak liat-liat!" Bentak Yuna pada Joan, Joan merapikan almamaternya lalu mengambil buku Yuna yang berserakan di lantai.
"Elu yang salah, ngapain coba lari-lari" Ungkap Joan, Yuna pun menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal.
"ah udah gua mau ke kelas, kesiangan nih, bye!" Yuna berlari meninggalkan Joan. Segaris senyum terbentuk di bibir kecil Yuna, "Hari ini lo ganteng Jo" gumamnya dalam hati.

Yuna tak bisa memungkiri kalau dirinya menyukai siswa bernama Joan itu. Yuna tak pernah sedikit pun menunjukan kalau dia menyukai Joan, dan tentu saja Joan pun tak mengetahui kalau Yuna kakak kelasnya sekaligus Teman satu club nya itu menyukai dirinya, terlebih lagi Joan mempunyai kekasih dan sibuk dengan kekasihnya yang pencemburu itu.

"Kesiangan lagi Yuna Kristian?" Goda Aulia teman dekat Yuna, Yuna pun memutar bola matanya -Aulia sudah tau kebiasaan Yuna- namun tak menghilangkan senyuman di bibirnya itu.
"Ketemu siapa lo di Jalan? Si Radit? Si Ipal?" Tanya Aulia yang merasa aneh dengan senyuman yang ia liat di bibir Yuna.
"Joan hehehe" Jawab Yuna sambil merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.
"Oooh ketemu pacar Indri?" Goda Aulia lagi, tak bisa berhenti memang Aulia menggoda temannya itu.
"Ah elu, iya dia pacar orang, tenang gua kagak bakalan rebut dia sob, gua sih tau diri" Ucap Yuna membela diri dibalas sebuah tepuk tangan garing dari Aulia.

"Weh, si Joan ulang tahun hari ini, mau ngasih kejutan?" Tanya Aulia.
"Boleh, tapi jan hari ini, hari ini pasti si Indri ngasih kejutan ke si Joan"
"Ya besok aja, tar kita kontek-kontekan sama Kak Surya"
"Oke lah, duh gua pen ngasih kejutan lain ke si Joan deh kayaknya" Yuna menopangkan dagunya di kedua tangannya.
"Apaan?" Tanya Aulia penasaran.
"Gak tau ....."

Yuna mendengarkan lagu dari Ipodnya sambil menatap sebuah jam yang ada di depannya, jam itu berkilau dan terlihat asing. Sudah 20 menit ia duduk dan menatap jam aneh itu, tak berani untuk menyentuh tapi dia juga merasa sayang kalau jam itu ditinggalkan begitu saja.
"Mayan buat hiasan. Tapi takut yang punya malah nyari" gumamnya.
Ia pun memutuskan untuk menunggu 20 menit lagi untuk memastikan Jam itu tak ada pemiliknya atau pemiliknya sengaja meninggalkan benda itu atau tanggapan-tanggapan lainnya.

20 menit berlalu dan tak seorang pun yang mengambil jam indah itu. Yuna memutuskan untuk mengambil jam itu dan membawanya ke kelas.

Sepulang sekolah ia memutuskan untuk mengedit foto hasil hunting kemarin sore bersama Joan. Club fotografi adalah salah satu sarana dimana Yuna bisa bertemu dengan Joan. Entah keberuntungan atau apa Joan dan Yuna ada dalam satu team.
Disela-sela pengeditan, Yuna teringat dengan Jam tangan yang tadi ia temukan di taman belakang sekolah.
"Banyak tombol, kek kalkulator" gumamnya.
Karena penasaran ia pun memencet salah satu tombol di jam itu.

Bup!

Tiba-tiba seorang peri ada di hadapannya, dan itu membuat Yuna memundurkan dirinya hingga menabrak pohon di belakangnya. Tak berani untuk mendekat, Yuna hanya diam menatap peri itu penasaran dan jam tangan itu masih ada di tangannya.
"Lo itu mahluk apa? Peri? Atau sejenis nyamuk?"
"Aku Gwin, aku tinggal di Jam ini" ucap mahluk kecil bersayap itu.
"Jadi jam ini bukan jam biasa?" Tanya Yuna penasaran.
"Ini jam yang bisa memutar waktu kembali, tapi bukan berarti takdirmu akan berubah. Maksudnya walaupun kau melakukan sesuatu sekarang dan kau membalikan waktunya, apa yang akan terjadi selanjutnya adalah sama dan tak berubah" Jelas mahluk itu.
Yuna mengernyitkan dahinya.

To be continued


The TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang