3 bulan kemudian
Sejak kejadian 3 bulan lalu hidup mereka berdua sangat berubah. Matthew dan Sara. Kedua orang ini seperti orang asing yang tidak pernah bertemu, apalagi berbicara sebelumnya.
Laki-laki itu menjadi sangat pendiam dan dingin. Tidak seperti matthew sebelumnya
Gadis itu menjadi sangat sensitif dan sering melamun. Tidak seperti sara sebelumnya
Hari kelulusan sudah didepan mata. Semua siswa tentu saja bahagia. Tentu saja, siapa yang tidak bahagia dihari kelulusannya?
Oops. Kita salah, dua orang itu sepertinya tidak terlalu bahagia di hari kelulusannya
Sara, gadis itu tersenyum simpul. Pada akhirnya ia akan masuk ke perguruan tinggi. Seharusnya ia hari ini saling berfoto bersama, menari ataupun sekedar berbagi gurauan untuk yang terakhir kalinya dengan teman temannya, seperti apa yang dilakukan sebagian siswa siswi disini.
Bukan berada di taman sendirian seperti ini.
Sara menatap kakinya yang tidak bisa sampai ditanah. Ugh, bangku taman ini terlalu tinggi. Mungkin ia yang sedikit pendek.
Tiba-tiba ia sebuah tangan di depannya. Gadis itu melirik ke pemilik tangan itu.
'Fuck, apa maunya lelaki brengsek ini lagi?' Batin sara mulai memanas
Sara menangkat alisnya sebelah seakan bertanya 'apa?' Pada pemilik senyum paling indah, menurut sara.
"Selamat untukmu" ucapnya dengan senyum manisnya.
God dammit. Gadis itu tidak bisa menahannya. Perutnya seakan tergelitik. Dan dadanya terus berpacu dengan sangat sangat cepat.
Oh tuhan, ini semua tidak adil. Dia, matthew sudah berperilaku sangat tidak sopan dan sangat keterlaluan padanya. Sekarang, hanya dengan senyum itu ia bisa luluh.
Segampang itukah?
O-oh. Tidak segampang itu sepertinya. Ingatan 3 bulan lalu itu muncul lagi. Itu membuatnya membenci matthew lagi.
Tapi tidak semudah itu membenci orang yang kau suka. Dia, mereka,tidak tahu kalau disaat malam tiba,saat sara mulai terpejam, bayangan laki-laki di depannya selalu datang.
Keduanya larut dalam keheningan.
"Kau tidak perlu berbicara apapun padaku. Kita, kau dan aku hanya perlu saling berfikir, bagaimana kedepannya hubungan kita berdua" laki-laki itu berucap dengan lirih
"Ini terakhir kalinya. Terakhir kalinya kita bertemu. Terakhir kalinya kita bisa saling bertatap, sebelum kita berpisah, sebelum kita menjalani kehidupan kita yang sesungguhnya" terlihat mata laki laki itu berkaca.
"Aku meminta maaf, karena-"
"Tidak semudah itu matthew espinosa" suara gadis itu bergetar
"Kau tahu? Pengalaman terburuk dalam hidup ku adalah bertemu dengan kamu, matt. Kau seharusnya belajar bagaimana bertindak pada seorang wanita khususnya. Apa kau pernah diajari sopan santun oleh orang tuamu? Apa kau t-"
"Stop" laki laki itu terdiam menunduk. Beberapa saat kemudian ia memeluk sara. Matthew rindu sara. Ia rindu senyum itu, ia rindu tingkah konyol itu, ia rindu semua yang ada didiri sara
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✖ Matthew Espinosa
Fanfic"should i smile because we are friend? or should i cry because that's the only thing we can ever be?"