PDKT

2.5K 226 11
                                    

"Okee guys.. Yuki kasih satu lagu special nih buat kamu kamu semua. Check this out" ucapnya lalu memutarkan sebuah lagu. Ia segera melepas headphones dari kepalanya. Melihat kearah Stefan yang menundukan kepalanya. Dia bingung harus berkata apa.
"Mas Stefan kok tumben masih dikantor" ucapnya memberanikan diri berbasa-basi kepada bosnya itu. Tak ada kata yang keluar dari mulut Stefan. Yuki terlihat semakin tak nyaman.
"Siaran selesai jam berapa?" Tanya Stefan tiba-tiba.
"Jam 11, sebentar lagi mas" jawab Yuki mencoba santai. Stefan melihat jam ditangannya, sekitar 15 menitan lagi.
"Okee gue tungguin" ucapnya santai
"Hah? Ngapain dia nungguin gue? Jangan-jangan dia mau ngomong sama gue, terus mau mecat gue" benak Yuki menerka-nerka.
"Tuh lagunya udah abis" ucap Stefan mengagetkan Yuki. Yuki tersenyum aneh dan meneruskan siarannya. Yuki akhirnya selesai melakukan pekerjaannya hari ini. Ia merapihkan peralatannya. Stefan juga masih setia berada disana.
"Ayok.." Ucap Stefan saat melihat Yuki selesai merapikan peralatannya.
"Kemana" ucap Yuki ragu.
"Udah ikut gue aja" ucap Stefan menarik tangan Yuki. Yuki menahan langkahnya, ia melihat tangan Stefan yang menggandeng tanganya. Stefan menengok kearah Yuki, ia tersadar dan segera melepaskan tangannya "Sorry.. Sorry.." Ucapnya singkat kemudian meneruskan langkahnya. Yuki mengikuti dibelakangnya.
Ketika berada diluar ternyata sudah menunggu AL yang ingin menjemput Yuki. AL menatap tajam kearah Stefan.
"Gue tunggu dimobil" ucap Stefan berbisik kepada Yuki. Yuki hanya menganggukan kepalanya pelan. Ia kemudian mendekati AL.
"Yok..pulang" ucap AL tersenyum. Yuki tersenyum manis kepada AL.
"Maaf AL, hari ini gue ga bisa pulang bareng lo. Gue masih ada urusan" ucap Yuki.
"Sama dia" ucap AL menengok kearah Stefan. Yuki mengangguk pelan.
"Dia siapa emang?" Tanya AL. "Dia bos gue" ucap Yuki.
"Yaudah kalo gitu gue tungguin lo sampe urusan lo selesai ya" ucap AL. Yuki segera menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.
"Ngga usah, ini udah malem. Lo pulang aja" ucap Yuki.
"Tapi Yuk....." Ucap AL terpotong "AL gue gapapa, gue bisa jaga diri gue sendiri ko. Lo ga usah khawatir" ucap Yuki. AL akhirnya menuruti Yuki dan berlalu pergi tepat didepan Stefan dan Yuki yang akan melakukan pergi bersama.

Didalam mobil suasana hening, tak ada kata yang terucap dari keduanya. Pandangan Stefan lurus menatap jalanan sedangkan Yuki sesekali melirik kearah Stefan, ia bingung harus berkata apa.
"Kita mau kemana" ucapnya memberanikan diri bertanya. "Ga usah banyak tanya, entar juga lo tau" ucap Stefan cuek. "Iiih.. Kalo aja, lo bukan bos gue udah gue acak-acak tuh muka lo" gerutu Yuki dalam hatinya. Ia terlihat kesal terhadap Stefan yang ketus padanya. Ia memanyunkan mulutnya. Terlihat lucu dan cantik. Tanpa ia sadari, Stefan memperhatikannya. Stefan tersenyum melihat ekspresi Yuki yang menurutnya terlihat lucu. Stefan menepikan mobilnya kesebuah taman. Ia kemudian turun dari mobilnya tanpa berkata apa-apa. Yuki semakin terlihat bingung dengan sikap Stefan. Ia kemudian beranjak turun dari mobil dan menghampiri Stefan yang sedang bersandar di depan mobilnya. "Sebenarnya kita mau ngapain kesini,mas?" ucap Yuki sedikit ragu.
"Panggil gue Stefan aja. Gue cuma butuh temen. Udah lo gausah banyak omong, temani gue aja disini" ucapnya.
Yuki kemudian mengangguk. Suasana seketika hening.
"Gue bosan dengan semua ini" ucap Stefan tiba-tiba, memecah keheningan diantara mereka. Yuki menatap kearah Stefan. "Semua orang - orang disekitar gue, seperti ga ada yang perduli sama gue" lanjutnya.
"Kok ngomong gitu" ucap Yuki pelan.
"Ya... Mamah papah gue bercerai. Papah gue sibuk dengan keluarga barunya. Sedangkan mamah sibuk sekali dengan bisnisnya. Mereka sepertinya lupa kalo mereka juga punya anak yang masih butuh perhatian dari mereka. Bukan hanya mencukupi dari segi materi. Sedangkan cewe gue, orang yang selama ini gue anggap satu-satunya orang yang paling ngertiin gue, dia juga sibuk dengan dunia barunya. Gue benci sama semua ini" ucapnya histeris, matanya mulai berkaca-kaca. Yuki tersenyum kemudian menghembuskan nafasnya.
"Lo pernah ga merasa kalo sebenernya lo itu kurang bersyukur sama semua yang udah Allah kasih buat lo. Kadang saat kita merasa mereka tidak mengerti kita, kita sendiri lupa apakah kita sudah mengerti mereka. Lo masih beruntung Steff orang tua lo masih utuh walau mereka ga bersama. Sedangkan gue, dari gue kecil ayah gue udah pergi ninggalin gue sama Mamah. Gue bahkan bisa dibilang kurang dapat kasih sayang. Semenjak ayah pergi, Mama gue tuh selalu sibuk cari uang buat sekolah gue, sampe akhirnya gue tau kalo nyokap punya penyakit jantung. Sebuah kenyataan pahit yang harus gue terima, satu-satunya orang yang gue punya divonis mengidap penyakit mematikan seperti itu" ucap Yuki lirih, ia menundukan kepalanya tanpa terasa airmata menetes dari matanya.
Stefan menengok kearah Yuki, hatinya seperti terasa sakit mendengar cerita Yuki. Ia memberanikan diri mengangkat wajah Yuki perlahan. Ia menatapnya dalam, terlihat kerapuhan dari gadis itu. Stefan kemudian mengusap airmata Yuki dengan lembut. Entah perasaan apa yg mendorongnya melakukan itu. Ia masih memandang Yuki lekat, perasaan berkecamuk didalam hatinya.

Perjuangan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang