Part 24
Hello semua, Author belum terkenal kembali lagi, hihi
Semoga ga pada bosan ya pantengin kelanjutan cerita Can I Say I Love You
Aku masih newbie nih, jadi pengen tahu gimana pendapat kalian tentang ceritaku ini
Ditunggu ya vote sama kritiknya :D
Enjoy it...
Andra POV
Aku terus saja memandangi jendela luar kelas dengan gelisah. Otakku tidak dapat mencerna apa yang dikatakan Pak Baruno tentang integral parsial. Aku benar – benar tidak bisa mengerti apa yang dia ucapkan karena pikiranku melayang jauh keluar ruangan.
Aku berdiri dari bangku, membuat bapak botak yang berdiri dihadapanku kini mengerutkan dahinya. Sementara para murid secara serentak menatapku dengan tatapan bingungnya.
" Ada apa?" suara berat akhirnya keluar dari mulut bapak botak dengan kumis tebalnya.
" M-maafkan aku pak, kurasa aku sakit perut." Ucapku tanpa sadar dan membuat kerutan didahi pak Baruno semakin dalam.
" Kenapa kau mendadak sakit perut?" tanyanya datar sementara matanya menatap tajam kearahku dan berakhir pada perutku," kurasa perutmu tidak bermasalah."
Sial. Bagaimana ini. Aku buruk dalam berbohong. Lagipula Pak Baruno adalah guru yang tahu betul ketika muridnya berbohong atau tidak.
" Awww," kataku bohong sementara aku membungkukkan badanku sementara satu tanganku aku letakan diatas perut.
Pak Baruno berjalan mendekat dengan matanya yang masih melotot sementara para murid kini menatapku dengan tatapan ' hahai kau buruk dalam berakting'. Aku mengutuk setiap pasang mata yang menatapku seperti itu.
"Awww, kurasa maaghku kambuh." Bohongku membuat Pak Baruno yang kini berdiri disebelahku mengangkat satu alisnya.
Sial. Kenapa sibapak malah mengangkat alisnya. Apa karena aktingku yang baik, memukau atau malah buruk?. Owh astaga bagaimana ini. Apa aku akan dihukum? Ah pasti iya, mengingat betapa baiknnya bapak Baruno ini.
" Tadi kau bilang sakit perut, dan beberapa detik yang lalu kau bilang sakit maagh." Ucapnya yang membuatku menelan ludah dengan susah payah.
Bego. Kenapa aku bisa berbicara plin plan seperti tadi. Ah, kurasa aku benar – benar tidak berbakat dalam berbohong. Dan untuk pertama kalinya aku mengutuki diriku yang selalu mencela para artis yang selalu berakting buruk. Aku menarik kataku – kataku kembali. Ternyata berakting tidak mudah. Ini lebih sulit dibandingkan dengan mengerjakan soal olimpiade Matematika tahun lalu.
"Jadi, sebenarnya kau sakit apa?" Tanya Pak Baruno membuatku diam.
Sial. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan.
"Kenapa kau diam?" tanyanya dibuat sedatar mungkin sementara wajahnya tidak berekpresi sesuai dengan suaranya. Dia memasang wajah yang lebih menakutkan dibandingkan dengan hantu- hantu yang sering ditonton Sandra jika kalian ingin tahu betapa horrornya beliau.
" A-aku sakit maagh," ucapku terbata sementara otakku bekerja untuk mencari setiap kata selanjutnya.
Pak Baruno mengangkat satu alisnya lagi,"dan jika m-maaghku kambuh akan berakibat pada pencernaanku sehingga aku akan mengalami sakit perut." Ucapku begitu lancar kemudian aku mengangguk lemah.
Untuk bagian yang ini aku tidak berbohong, karena aku pernah membaca dalam majalah kesehatan yang sering dibaca Dad. Jika penyakit maagh pada kasusnya akan mempengaruhi pencernaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say Love you
Ficción GeneralAndra : Cerdas, pintar, selalu menjadi juara kelas dari kelas satu sampai sekarang, selalu menjadi mahluk transpan dimanapun dia berada, anti sosial, selalu kena bulli disekolah. Tapi semua berubah ketika dia berguru pada sahabatnya Nathan untuk men...