RANI POV
Aku membuka mataku saat bunyi jam weker ku yang sangat nyaring masuk ke telingaku. Jam 06:00, aku tau. Tidak perlu aku lihat jam aku sudah tau sekarang jam enam karena aku menyetel jam weker ku segitu.
Aku membuka mataku pelan. Menatap ke langit kamar dengan pandangan kosong. Semalam aku tidak bisa tidur. Setelah pulang dari rumah Rafka aku terus kepikiran tentang apa yang terjadi antara aku, Rafka dan Stecy. Menyebalkan. Aku tau itu. Aku tidak bercerita pada putri. Entah kenapa sekarang tentang masalah yang aku hadapi aku ingin menyimpannya sendiri saja.
Aku bangun dan berjalan ke kamar mandi. Mumpung sekarang masih jam enam aku bisa sedikit lebih lama mandinya. Air dingin mungkin bisa mengurangi sedikit pusing kepalaku.
Aku menyalakan shower dan menyiram tubuhku dari kepala. Air dingin ini membuatku segar.
Tak lama aku keluar dan melihat ke jam sudah jam setengah tujuh. Selama itu kan aku mandi? Kok nggak berasa ya di dalam. Dari pada aku telat aku lebih memilih memakai baju sekarang dan siap siap.
Aku turun ke bawah dan mengambil gelas. Menuangkan air putih dan meminumnya. Udah jam tujuh kurang lima belas menit. Biasa lah.. Kalau perempuan dandan itu kan butuh waktu yang lama. Aku dandan lima belas menit itu udah termasuk cepet loh. Aku nggak sempet sarapan, jadi cuma minum air putih aja.
Aku keluar rumah dan mengunci pintu. Saat aku berbalik aku melihat motor ninja david. Aku tersenyum lebar. Untung aja david jemput aku, jadi nggak bakal telat. Yah walaupun david jemput aku setiap hari sih.
"Dav!" Aku berlari menghampiri david yang duduk di atas motor dan sibuk dengan ponselnya "udah lama?"
David tersenyum manis memandangku. Aku yakin muka ku sudah memerah sekarang "Hahaha... Pagi pagi udah merah aja tuh muka"
Aku membuang muka ku. David itu ngga ngerti banget kalau orang malu ya. Ish ngeselin
"Udah sih nggak usah ngambek. Tambah cantik kalo ngambek. Nanti gue ke goda nih" apa apaan ucapan david itu "Nggak kok baru aja. Baru juga gue mau telpon lo"
"Ya udah sih" aku membalasnya ketus
"Ya udah naik"
Aku naik ke atas motornya sambil berpegangan pada bahunya "udah"
"Sip" ucap david dan mulai menjalankan motornya "Ngomong ngomong muka lo kenapa deh?"
Aku mengernyit bingung. Emang muka aku kenapa? "Kenapa gimana?"
"Ya kayak kusut gitu. Nggak tidur lo emang semalam?"
Oh itu. Aku sudah menduga kalau wajahku akan terlihat kusut. Saat aku bercermin saja sudah ketahuan tadi
"Nggak papa. Iya semalam nggak bisa tidur. Ya udah gue baca novel. Udah mana novelnya sedih banget. Ya udah sekalian aja nangis" aku tau alasan yang aku buat terdengar aneh, iya kan?
"Hahaha kenapa nggak telpon gue aja. Gue juga nggak bisa tidur semalam. Kan kalo lo telpon gue jadi nggak perlu nangis"
Aku tersenyum mendengar ucapan david. Ingin rasanya aku berteriak pada david bahwa aku menyayangi nya
"Tapi gue udah telponan sama putri"
Dan lagi aku tau itu hanya harapan belaka. Untuk apa putri telponan sama david. Ya aku tau putri banyak disukai orang. Tapi putri tau kalau aku suka dengan david. Apa putri juga suka dengan david. Tapi sepertinya tidak mungkin. Putri bukan orang yang suka menusuk temannya dari belakang. Aku percaya pada putri. Dan putri juga masih suka dengan reyhan
.
.
.
Aku duduk di bangku ku dan memandang ke luar jendela. David juga sudah duduk di belakang aku. Putri sudah datang dan dia menatapku dengan senyum jahil. Aku menatapnya heran
