Sejak mengetahui berita itu, David gelisah. Ia ingin segera sembuh dan segera ke sekolah agar bisa melihat perempuan muslim yang di anggap teroris oleh teman-teman sekolahnya itu. Ia ingin segera membantu Jordan mengusir perempuan berkerudung itu dari sekolahnya.
Sejak peristiwa bom 9/11 di gedung putih, semua warga Amerika mem-black list umat muslim, tak terkecuali David, ia menganggap semua mualim adalah teroris***
Di ruang kelas, Maryam duduk sendiri di bangku paling depan. Ia bingung kenapa semua murid di kelas tak ada yang masuk. Ia baru saja pindah bersama keluarganya di kota New York. Awalnya Maryam tak mau ikut pindah, namun ia tak punya pilihan lain, ayahnya yang terpilih sebagai Duta Besar Uni Emirat Arab untuk wilayah New York harus membawa istri dan anak satu-satunya itu ke kota tersebut. Karena masih disibukkan dengan urusan kedutaan, ia terpaksa memasukkan Maryam ke sekolah yang mayoritas siswanya adaH nonmuslim.
Seorang guru perempuan tiba-tiba muncul. Ia sedikit terkejut ketika hanya melihat satu murid di kelasnya. Maryam menunduk"Good morning, Maryam. Are you ready for today?" Sapa Bu Violen yang sudah tahu namanya.
Matyam merasa bangga melihat gurunya sudah hafal namanya. "Good morning, Maam. Kenapa teman-teman di kelas ini tidak hadir?" Tanya Maryam yang masih belum begitu sempurna bahasa inggrisnya. Logat bahasa arabnya masih kental sehingga mempengaruhi ucapan bahasa inggrisnya. Sebenarnya dari kecil Maryam sudah di kursuskan bahasa inggris oleh ayahnyansehingga dia tidak begitu kesulitan dalam bahasa tersebut, hanya logatnya saja yang kadang terdengar belum pas.
"Ibu belum begitu mengerti, tapi menurut desas desus yang ibu tahu dari perbincangan mereka, mereka pikir kamu seorang teroris, padahal ibu sudah menjelaskan panjang lebar bahwa kamu anak seorang duta besar dari Uni Emirat Arab. Tapi jangan khawatir, mereka akan ibu urus. Walau hanya kamu sendiri yang hadir di kelas ini, kegiatan belajar mengajar harus tetap berlangsung," ucap ibu Violen sambil tersenyum menjelaskan pada Maryam. Guru berkulit hitam dan berambur keriting itu terlihat sangat bijak.
Maryam sedikit sedih, namun ia berubah menjadi semangat ketika bu Violen terlihat begitu antusisan mengajarinya pagi itu
***
A/n : yang di mulmed itu Maryam :)
31st of oct '15e
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Your Father That I am a Moslem
Random"jika kau memelukku, maka butuh waktu empat puluh tahun bagi Tuhanku untuk mengampuniku. Biarkan kita sedekat ini. hanya sebatas ini." -Maryam "aku mencintaimu. apakah juga butuh waktu empat puluh tahun untuk mengampunimu jika aku mencintaimu?" - Da...