Bab 10

2.3K 97 0
                                    

♤♤♤
Pagi hari tidak pernah secerah ini dalam hidupku,aku seperti sedang berada di surga dunia,napasku tak perlu kutahan lagi dan detak jantungku kembali keirama asalnya walau bunyinya berbeda Jodha Jodha Jodha, bahkan terdengar lebih indah. Aku sedang berada di kamarku di kediaman Saktivarsad tentunya, karena my Viper sudah kembali maka mulai sekarang aku akan menetap di rumah lagi, dimana ada Jodha disana harus ada Jalal. Aku sudah rapi dan handsome, walau sekarang masih pagi buta aku ingin secepatnya bertemu ayank Jodhaku. Aku bergegas menuju rumah sebelah tempat kekasihku dirawat yang kebetulan rumah keluarga kandungnya, sampai di rumah Sharmavarsad aku di sambut Guldaban yang sekarang selalu tersenyum bahagia, senyum yang 18 tahun ini menghilang dari wajahnya

"selamat pagi bibi, apakah Jodha sudah bangun?"

"Jodha sudah bangun dan berusaha untuk keluar dari kamarnya karena bosan, dan sekarang orang tuanya dan Mansing berusaha menyuruhnya tetap di tempat tidur,kau bisa dengarkan keributannya dari sini" jawab Guldaban geli

"waduh kukira mereka mengobrol karena bahagia hingga terdengar sampai kemana-mana eehhh ternyata si Bossy mulai buat ulah" aku langsung berlari kecil kelantai atas untuk ikut bergabung

"aku sudah baik Ibu, kenapa kalian ingin aku berdiam di kamar saja, walau aku baru sadar kemaren tapi saat aku tak sadar itu aku sudah cukup mengistirahatkan tubuhku, sekarang waktuku untuk beraktifitas ringan, kenapa sih dengan kalian, aku akan tinggal di apartemen Jalal kalau kalian terus memperlakukan aku seperti ini"

Sampai di ambang pintu aku mendengar omelan Jodha sambil mengancam pada ayah ibu angkat, ayah Ibu terkejut dengan ancaman Jodha dan berjanji tidak akan terlalu overprotected

"pagi semua, Jodha sayang kenapa pagi-pagi sudah marah-marah, awal bertemu kau tidak seperti ini kenapa sekarang sifat aslimu keluar lagi, apakah kau sudah ingat masa kecilmu 18 tahun yang lalu" aku menyapa mereka dan langsung duduk di samping tempat tidur sebelum mencium kening kekasihku tercinta yang melihatku senang tapi masih menampakkan wajah manyunnya

" haii Jalal untung kau datang, aku juga tidak mengerti kenapa adikku ini kembali jadi anak kecil, padahal ayah ibu dan aku sangat senang saat tahu Malika adalah si kecil Jeni, saat itu kan dia adalah wanita baik,ramah,bijaksana dan tidak menyusahkan kenapa sekarang jadi begini?, jangan-jangan dia lupa kalau sudah dewasa" kata Mansing tersenyum jahil begitupun ayah dan ibu

"hei kakakku Mansing kau ingin aku tambah murka ya dengan komentarmu itu, aku masih Jodha yang seperti kau sebutkan itu hanya saja kalian yang membuatku seperti anak kecil lagi, dan kau baby kenapa baru kesini? Dari subuh aku ga bisa tidur dan berusaha menghubungi ponselmu tapi malah ga aktif" kata Jodha sambil mempelototiku

"jam segitu kan aku bobo sayang, dan hp lagi lowbat, maaf ya....memangnya jam segitu kamu mau kemana?" duhh kekasihku mulai deh bikin ulah

"padahal ibu sudah menemaninya tidur tapi dia malah mau kerumahmu pindah tidur karena takut katanya" kata ibu Meina menggeleng-gelengkan kepalanya geli

"iya ibu aku minta maaf, bukannya aku tidak ingin di temanin sama ibu aku hanya......ehmmm ayah ibu Mansing bisakah kalian tinggalkan kami sebentar..ada yang mau kukatakan pada Jalal" kata Jodha berubah serius, aku sampai takjub melihat perubahan moodnya yang berganti seperti kilat yang menyambar

"baiklah sayang kami akan keluar dan berusaha tidak masuk lagi karena kerinduan kami masih belum terobati jadi kau masih tidak boleh kemana-mana apalagi berniat keluar dari pekarangan rumah, ayah tidak mau ambil resiko karena Lazaro dan Manojeksa masih berkeliaran" ayah Bharmal berkata sambil mencium kepala Jodha di ikuti oleh Ibu dan Mansing

Setelah mereka keluar kamar, wajah Jodha langsung terlihat sedih, ia menunduk sambil memainkan selimut di pangkuannya,aku membelai rambutnya dan menariknya kepelukanku

Two Person That I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang