Bagian 19

8.9K 140 33
                                    

Wanita mampu menyembunyikan rasa cintanya bertahun-tahun tapi tak sanggup menyembunyikan rasa cemburu walau hanya sesaat

*******

Sherina berkacak pinggang melihat situasi mobilnya, bam belakang mobilnya kempes. Dia menghela napas pelan

"Ini kenapa bisa bocor begini sih? Sebelum ke Mall ini tadi baik - baik aja. Aku harus menelpon Lenno"

Sherina merogoh tasnya dan menelpon Lenno suaminya. Setelah sekian lama akhirnya panggilannya terangkat juga

"Halo Lenno?" sapa Sherin

"kenapa sayang?"

"Mobilku kempes, bisakah kau menjemputku?" tanya Sherina. Lenno terdiam sesaat "Maaf Sayang, jika kau mau menunggu sekitar 3 sampai 4 jam aku bisa menjemput, aku ada operasi. Atau kau pulang dengan taxi saja"

Sherina menghela napas "Baiklah. Aku akan menelpon taxi. Bye sayang" Sherina menutup panggilannya dan mencoba mencari nomer telpon taxi. Tapi sebuah suara merdu membuatnya menoleh

"Sherina?"

"Syahnaz?" Sherina tersenyum dan berjalan menghampiri teman barunya itu

"Panggil aku Anaz saja, kamu sedang apa di sini?"

"Habis belanja perlengkapan setiap bulan, aku mau pulang tapi ban mobil kempes" Syahnaz melirik ban mobil Sherina.

"Ah aku akan mengantarmu pulang, mobilmu biar di ambil sopirku untuk diperbaiki"

"Apa aku tidak merepotkanmu?"

"Tentu tidak, berbahaya jika kau berada di sini berlama - lama, banyak orang jahat. Ayo" Ajak Syahnaz.

Sherina duduk di kursi penumpang dan Syahnaz melajukan mobilnya menembus jalanan ibu kota yang sedikit macet, karena ini jam pulang kantor.

Syahnaz memberhentikan mobilnya di parkiran coffe shop

"Pesen kopi?" tanya Anaz Sherina menggeleng

"Hot Chocolate aja"

"Oke. hot Chocolate dua ya terima kasih" ujar Anaz kepada waitresnya

"Tadi kau sudah mendengar semua tentangku, aku ingin mendengar tentang dirimu Nona Syahnaz Syafira" ujar Sherina

Anaz tertawa "Tidak ada yang special dari diriku sendiri, aku seorang model dulu aku menetap di Amerika dan sekarang aku kembali ke Indonesia"

Sherina mengangguk paham "Kenapa kau pindah ke Amerika? Pada akhirnya kau kembali ke Indonesia"

"Cinta. Aku mencintai seorang laki - laki sejak duduk di bangku SMP, tapi laki - laki itu malah meninggalkanku dan menikah dengan wanita lain"

"Oh, wanita itu sungguh tidak tahu diri, dia merebut kekasihmu? Dan kekasihmu itu benar - benar tidak mengerti, ada wanita yang begitu mencintainya"

Syahnaz tertawa "Mungkin dia bukan jodohku, aku bisa apa? Aku hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan semuanya"

"Apa kau masih mencintai pria itu?" Syahnaz mengangguk kuat. Pandangannya keluar menatap jalanan ibu kota

"Masih, Dia selalu hidup di hatiku, tapi aku bahagia melihatnya bahagia dengan istrinya. Tau tidak, aku rela menjadi semua yang dia inginkan. Aku berusaha menjadi pacar yang baik untuknya, bahkan mahkotaku sendiri aku berikan kepadanya" Ujar Syahnaz menahan air mata yang mendesak keluar dari matanya. Sherina menepuk pundak wanita yang kini di klaim sebagai sahabatnya.

"Maafkan aku ya udah mengungkit luka lama mu"

"Tidak apa. Ohya, kau belum cerita kenapa kau melamun saat itu? Katanya mau berbagi cerita denganku? Kau sudah bilang bahwa aku menjadi dewi penolongmu dan akan menjadi sahabatmu bukan?" Sherina mengangguk

Dia ikut menatao jalanan ibu kota, hatinya hampa saat mengingat mertuanya menginginkannya merelakan Lenno untuk di bagi dengan wanita lain walaupun sebelah hatinya memaksa untuk ikhlas

"Aku.... Mertuaku.. Mertuaku ingin aku menikahkan suamiku dengan wanita lain" ujar Sherin lemah

"Apa? Apa kau rela membagi suamimu?" tanya Syahnaz dengan wajah simpatinya

"Aku.. Aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suami dan keluarganya. Jadi aku akan merelakan suamiku menikah dengan wanita lain"

"Apa kau yakin? Lalu wanita itu apa mau?" tanya Syahnaz

"Entahlah, Mama mertuaku sedang mencari calon menantunya. Jika sudah ada calonnya, aku akan menentukan pilihan wanita yang terbaik untuk suamiku"

Syahnaz tertunduk diam menghela napasnya berkali - kali "aku tidak tau hatimu terbuat dari apa, sampai rela berbagi suami"

Sherina tersenyum "Ini takdirku, mungkin jodoh Lenno bukan hanya denganku. Dalam ajaran agama kan memperbolehkan laki - laki berpoligami. Aku rela" ujar Sherina mengusap air mata yang keluar dari matanya. Syahnaz memeluknya mengusap punggung Sherina

"Sabarlah sayang, wanita yang akan menjadi madumu adalah orang yang sudah kau klaim sebagai sahabat barumu. Aku pasti akan menjadi madu yang baik untukmu"

***

"Dari mana saja kau?" tanya Veni menatap Syahnaz dengan tajam

"Kau seperti ibuku saja!" cibir Syahnaz

"Aku ini managermu, kau ada banyak janji pemotretan saat sunset tadi kau tau! Aku mencoba menelponmu tapi sibuk!!"

"Aku sudah menjalankan rencanaku Veni sayang" ujar Syahnaz tersenyum

"Setelah kemarin kau meminta orang hampir menabrak Sherina dan membuat dirimu menolongnya membahayakan kulit mulusmu, apa lagi yang kau lakukan?"

Syahnaz tertawa "Aku hanya mencari simpati Sherina bodoh itu! Setelah kemarin aku sempat menyelamatkan hidupnya, tadi lagi - lagi aku berjasa karena mengantarkannya pulang?"

"Biar ku tebak, kau membuat mobilnya mogok?" Syahnaz menggeleng

"Aku membuat ban mobilnya kempes dan mau tidak mau aku menawarkan diri mengantarnya" tawa Syahnaz

"Otakmu benar - benar licik! Lalu? Kemana kau ajak dia? Membunuhnya ke jurang?"

"Tidak! Aku tidak sejahat itu. Aku hanya mencoba menarik simpatinya, agar menyukaiku. Aku menceritakan segala hal tentang aku dan Lenno"

"Ah baiklah aku mendukungmu saja. Asal jangan sampai kau patah hati dengan semua ini. Eh. tante Sarah mencarimu"

"Ohya?" Syahnaz bangkit dari duduknya dan memasang wajah sumringah Veni mengangguk

"Aku pergi dulu"

"Kemana?" tanya Veni sedikit berteriak

"Rumah tante Sarah.. Bye"

"Semoga kamu tidak terluka dengan permainanmu sendiri. Aku selalu berharap kau bahagia"

***

Sarah menatap Syahnaz dengan intens, meneliti wajah tenang yang Syahnaz tunjukkan juga dengan senyum manisnya. Sarah meneliti sekali lagi dan memutuskan Syahnazlah yang tepat mendampingi Lenno

"Kenapa Tante mengajakku kedokter kandungan? Dan melakukan tes kesuburan ini?" Sarah menggeleng pelan

Saat ini mereka dalam perjalanan pulang setelah melakukan tes kesuburan di sebuah klinik dokter specialis kandungan. Setelah di nyatakan subur dan sehat Sarah semakin membulatkan tekadnya untuk menikahkan Syahnaz dengan Lenno

"Syahnaz, tante mau bicara sesuatu" ujarnya dengan menggenggam tangan Syahnaz. Anaz menatapnya bingung

"Maukah kau menikah dengan Lenno?"

"Apaaa????"

Hari ini aku update dua, soalnya aku lama g bisa update hehe semoga suka yaa
Anaz bikin greget dehh

CINTA KEDUA (Second Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang