'Apa lo bener-bener punya perasaan terhadap dia?'
Semakin Andrea pikirkan, ia semakin bimbang.
Maksud Gerald bilang begitu apa sih? Pikir perempuan tersebut.
Dia cuma salah paham.
Benar.
"WOI!" Suara nyaring yang terdengar lantang itu membuat siapapun yang mendengarnya akan menutup telinganya rapat-rapat.
"Apa sih?!" Ujar Andrea tak kalah lantang.
"Lo aneh sih. Nih, gue kasih tau ya. Lo itu udah gue panggil LIMABELAS KALI. Siapa yang bakal tahan dikacangin limabelas kali berturut-turut?!"
"Elo." Ujar Andrea tenang dan menatap Nata yang sudah mencapai puncak emosinya. Tawanya pun akhirnya pecah seketika.
"Lagian lu mikirin apaan sih sampe gak denger gitu dipanggil LIMABELAS KALI?" Ujar perempuan tersebut dengan penekanan di dua kata terakhir.
"Lo tau? Kemarin kebetulan Gerald ngelewatin rumah gue dan saat itu juga dia muncul tiba-tiba di jendela kamar gue." Ujar Andrea ketus.
"Terus?"
"Dan setelah basa-basi dikit, dia nanya pertanyaan yang gak jelas banget." Lanjutnya dengan raut yang kesal.
"Emang dia nanya apa?"
"Tentang perasaan gue ke Aldo. Dia kayak menganggap gue ga serius sama Aldo gitu. Dan itu membuat kepala gue berputar-putar. Mikirin pertanyaan tuh orang. Buat apa coba dia nanya hal itu?" Ujar Andrea dengan kedua telapak tangan yang menyentuh kepalanya.
Baru saja Nata akan membuka mulut, namun terpotong oleh Pak Widodo yang melangkahkan kakinya memasuki kelasnya, lalu segera memulai pelajaran.
Di sisi lain, seseorang yang mendengarkan percakapan kedua perempuan tersebut dari awal hingga akhir menahan emosinya.
***
"Apa tujuan lo?" Lelaki tersebut mencoba untuk terlihat lebih tenang. Meskipun dalam hati emosinya sudah menumpuk.
"Maksud lo? Kalo mau ngomong itu yang bener." Ujar Gerald dengan ekspresi datar yang selalu ia gunakan itu. Lelaki yang mengajaknya bicara itu terlihat menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Buat apa lo nanyain Andrea tentang perasaannya ke gue?-- Lelaki itu mencoba menetralkan emosinya. "Kenapa? Berharap kalo perasaan Andrea ke gue itu cuma semata-mata pura-pura?---
"Gue ingetin sekali lagi, Andrea milik gue. Dan gak ada satupun yang boleh mengganggu hubungan gue sama dia." Lanjut Aldo dengan nadanya yang ketus.
Gerald tersenyum sinis mendengar pernyataan Aldo. "Selama kalian belum menikah, gue masih punya kesempatan." Lalu lelaki tersebut segera meninggalkan Aldo yang menggeram kesal.
Andrea POV
KRINGG
Waktu menunjukkan pukul 16:20, pertanda selesainya waktu belajar di SMA Trisakti. Setiap murid dalam kelas segera berlarian ke luar kelasnya.
"Weh, lo pulang sama siapa?" Gue segera menoleh ke sumber suara. Gue pun mengangguk-anggukkan kepala menjawab pertanyaannya.
"Paling sama Aldo."
"Sip. Karena gue ada acara abis ini, jadi sopir udah nunggu di depan sekolah. Gue duluan ya, bye!" Sahut Nata lalu meninggalkan gue yang melambaikan tangan ke arahnya.
Gue melangkahkan kaki ke luar kelas dan menunggu Aldo yang batang hidungnya belum kelihatan sama sekali.
"Weh, anterin gue pulang boleh kan?" Ujar gue langsung setelah Aldo berjalan keluar kelas dan menghampiri gue. Raut wajah Aldo entah kenapa terlihat.. bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#1] Cool Girl vs Cold Boy✔
Ficção AdolescenteAndreana Gabrielle, murid baru yang selalu mengandalkan sorot matanya yang tajam untuk menutupi sifat aslinya. Di masa SMA-nya ini, Andrea bertemu dengan dua lelaki yang kemudian menjadi teman dekatnya. Siapa sangka? Ternyata ketiganya memiliki masa...