Kamu tetap nomor satu

2K 172 10
                                    

Sedangkan AL merasakan seperti jantungnya dihujam beban berat mendengar perkataan Yuki. Perempuannya itu telah mencintai seseorang...
"Aku jatuh cinta padanya, AL" aku Yuki pelan. Wajahnya nampak sendu saat mengatakan itu karena ia sadar akan banyak kesedihan juga yang harus ia telan ketika ia menjalani sebuah hubungan diatas hubungan yang masih terjalin. Ia menyenderkan kepalanya dipundak AL. Tanpa ia sadari, AL mengeluarkan airmata mendengar pengakuan Yuki. Hatinya seolah hancur. Ribuan jarum seakan menancap dihatinya. Dia yang telah lama menunggu didepan pintu hati Yuki, tapi bukan dirinya justru orang lain yang masuk kedalam hati Yuki saat dia membuka pintu hatinya.

Seharian Stefan menemani Natasha pemotretan, sudah lama ia tak menemani Natasha. Natasha memaksanya untuk ditemani. Stefan menurut saja karena ia malas beradu mulut dengan Natasha. Stefan terlihat gelisah, ia terus saja memikirkan Yuki. Gadis itu benar-benar telah menguasai otaknya.
"Sayang gimana tadi pose-pose aku? Bagus kan?" Tanya Natasha antusias.
Stefan tersadar dari lamunannya, ia mengangguk dan tersenyum pada Yuki. Tak berapa lama jepretan kamera pewarta hiburan mengabadikan kemesraan Stefa dan Natasha. Stefan sendiri merasa risih dengan hadirnya wartawan-wartawan itu.

"Ohh iya AL, kemarin katanya lo mau ngomong sama gue? Mau ngomong apa?" Tanya Yuki menatap AL.
"Kalopun gue ngomong, percuma Yuk. Semuanya udah terlambat. Lo udah terlanjur mencintai orang lain" batin AL.
AL hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Matanya terlihat memerah menahan perih yang ia rasakan. Sekuat mungkin ia menahan butir bening dari matanya agar tak jatuh.
"Ngga, gapapa ko. Ga penting" jawab AL.
Yuki tersenyum dan kembali menyenderkan kepalanya dibahu AL.
"Aku kangenn kamu, Stef" batin Yuki, ia memejamkan matanya tak terasa airmata jatuh disela-sela matanya. AL sendiri sibuk dengan perasaannya, gadis disampingnya ini memang sangat dekat dengannya tapi tak demikian dengan hatinya yang sangat jauh darinya.
"Andai melupakanmu semudah aku jatuh cinta padamu,Yuk" benak AL, kini airmatanya tak bisa lagi tertahan.. Ia segera mengusapnya agar Yuki tak mengetahuinya.
"Siapa pria beruntung itu" tanya AL tiba tiba, suaranya terdengar sedikit bergetar. Yuki menatap kearah AL. "Stefan.. Pemilik radio tempat gue kerja" ucap Yuki pelan.
"Tapi yuk,, bukannya dia sudah.." Ucapan AL terpotong dengan kata-kata Yuki.
"Iya dia sudah memiliki pacar.." Ucap Yuki memalingkan wajahnya dari AL.
"Tapi melupakan seseorang sama sulitnya seperti mengingat orang yang tidak pernah kita kenal. Ini Tentang Hati AL, tentang perasaan gue. Hati ini tulus telah memilih dia, dan ini ga mudah buat gue ngejalaninnya" ucap Yuki, ia menundukan kepalanya. Menyembunyikan kesedihannya dari AL.
"Tapi lo bakal sakit hati yuk" ucap AL khawatir, dia tak ingin melihat Yuki bersedih. "Sekarangpun gue udah ngerasain sakitnya AL tapi akan lebih sakit lagi gue ninggalin dia. Gue ga bisa" ucap Yuki terisak. AL mengepalkan tangannya, ini bukan lagi masalah kecemburuannya tapi lebih tentang kekhawatirannya pada Yuki yang berani mencintai orang yang sudah terikat oleh hati lain.

Stefan terlihat semakin gelisah. Seharian ini Natasha terus saja tak ingin jauh darinya.
"Sayang kamu ga mau ke radio dulu?" Tanya Natasha kepada Stefan yang sedang mengemudikan mobilnya.
"Ngga usahlah. Ga ada yang harus di check juga" jawab Stefan, ia sengaja tak ingin pergi ke radio karena ia tau Natasha pasti juga akan mengikutinya. Ia tak ingin Yuki sakit hati melihat kebersamaannya dan Natasha. Natasha terus saja memperhatikan wajah Stefan yang terlihat serius mengemudikan laju mobilnya. "Aku masih pengen sama kamu Stef" ucap Natasha manja seraya bergelayut dilengan Stefan.
"Nat, ini udah malem kamu harus istirahat. Aku ga mau kamu sakit,okee.." Ucap Stefan halus. Stefan akhirnya mengantar Natasha pulang.

Yuki terlihat tak bersemangat malam itu, seharian ini ia tak menjumpai Stefan. Sekedar berkirim kabar melalui pesan pun tak ada.
"Sesibuk itu yah dia sama Natasha" batin Yuki.
Woii...bengong mulu" Chika mengagetkan Yuki yang sedari tadi melamun.
"Lo kenapa sih? Daritadi kita siaran, gue perhatiin lo tuh murung terus" tanya chika khawatir.
"Gue gapapa ko, perasaan lo doang kali Chik" elak Yuki. "Hmmmm..gue tau nih, pasti mikirin si Bule itu kan?" Goda Chika.
"Iih sotoy dah lo..." elak Yuki. "Ehem...ada yang ngomongin gue nih kayanya" tiba tiba suara itu mengagetkan Yuki dan Chika. Terlihat Stefan tengah berdiri tak jauh dari mereka, dengan senyumnya ia berjalan mendekat pada Yuki.
"Wah..kayanya gue udah harus pulang nih" ucap Chika seraya melihat jam ditangannya kemudian pamit pulang.
"Ehh Chik tunggu.." cegah Yuki bangkit dari duduknya tapi Stefan dengan cepat memaksanya untuk duduk kembali. Sorot matanya begitu tajam. Stefan perlahan membungkukan badannya, kedua tangannya bertumpu pada pijakan tangan yang ada di kursi yang diduduki Yuki sehingga sulit bagi Yuki untuk menghingar. Yuki menundukan wajahnya, ada rasa takut saat menatap mata Stefan. Perlahan Stefan mengangkat dagu Yuki, ia masih tak mengeluarkan suara. Matanya tajam menelusuri setiap titik wajah Yuki. Ia semakin mendekatkan wajahnya pada Yuki dan berbisik halus ditelinga Yuki "I love you" ungkap Stefan singkat. Ia kemudian tersenyum menatap Yuki dan mencium mesra kening Yuki. Untuk yang kedua kalinya Stefan mengungkapkan perasaannya pada Yuki dan kali ini Yuki mendengarnya. Seperti sebuah kesejukan ditengah terik yang menyengat, kata-kata itu terdengar sangat indah bagi Yuki. Jantungnya berdecak kencang, darahnya pun berdesir hebat. Tak terasa pipinya terasa hangat oleh cairan bening yang menetes dari mata indahnya. Ia tersenyum manis pada Stefan. Stefan bangkit dari duduknya. Ia menatap Yuki. Stefan mengusap lembut pipi Yuki yang basah. "Kamu kemana aja, aku seharian nungguin kabar kamu" ucap Yuki seraya memainkan kancing baju Stefan. Stefan tersenyum melihat tingkah Yuki yang terlihat manja itu.
"Kamu kangen yah sama aku" tanya Stefan sambil membelai lembut wajah Yuki. Yuki tak menjawab, ia langsung berhambur di pelukan Stefan. Stefan menyambut hangat, ia mendekap erat Yuki menuangkan rindu yang tertahan.
"Kamu jahat.." Ungkap Yuki sambil memukul pelan dada Stefan. Stefan tersenyum dan mempererat pelukannya.
"Aku kangen banget, banget sama kamu Yuk" ucap Stefan. Yuki tersenyum dan semakin membenamkan wajahnya di dada Stefan.

Perjuangan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang