Kejutan

296 2 0
                                    

Author POV

Sekarang Claire sedang duduk di balkon rumahnya yah begini lah aktivitas claire jika sedang suntuk duduk di balkon rumahnya sambil melihat bintang bintang di langit claire menghela nafas panjang dan...
'TES' setetes air mata lolos dari pelupuk mata nya claire lelah, Claire lelah menghadapi masalah hidupnya yang rumit Claire hanya ingin hidupnya seperti remaja lain tapi kenyataan pahit harus dia telan karena tidak mungkin hidupnya seperti remaja lain yang dikelilingi oleh keluarga yang menyayanginya.

"Hai bunda, gimana kabar bunda Claire kangen bunda "claire menatap langit malam dan berharap ibunya dapat kembali padanya tapi kenyataan pahit harus di telan 'lagi' karena ibunya tidak akan kembali padanya karena ibunya telah berada di langit tidak terasa setetes air mata jatuh mengenai pipi nya yang diikuti oleh air mata lainnya Claire menangis bahunya bergetar ia merengkuh lututnya dengan tangannya dan menundukan kepalanya, tidak ada yang mengerti penderitaan yang dialami claire bukan- bukan tidak mengerti tapi tidak mau mengerti mereka hanya tahu jika claire yang mereka lihat hanya gadis yang dingin dan acuh tapi mereka tidak tahu jika di balik topengnya claire gadis yang rapuh yang membutuhkan rengkuhan

"Tok.. tok..tok.." claire mengusap air matanya gusar dan segera memakai topengnya kembali claire kembali menjadi claire yang dingin dan acuh

"Masuk" ujar claire dengan menegakan tubuhnya dan bersikap layaknya tidak terjadi apa apa

'Ceklek' pintu kamar claire terbuka dan masuk lah seorang pelayan wanita

"Nona muda makam malamnya sudah siap nona mau makan sekarang atau.." sebelum pelayan wanita itu menyelesaikan ucapan nya claire sudah memotongnya

"Aku akan turun sebentar lagi pergilah"

"Nona muda emm..."

"Ada apa? kenapa kau belum pergi ? apa ada yang lain" Claire mengerutkan keningnya mendengar ucapan pelayannya

"Ehm.. nona muda tu-tuan "

"Cepat katakan" ujar claire geram dan menatap tajam pelayannya itu

"Tu- Tuan besar sedang di ruang makan dia sedang menunggu noda muda di bawah" ujar pembantu dengan lancarnya dan keringat bercucuran di dahinya

'Deg' Claire tertegun ini suatu kejutan untuk claire, ia mengepalkan tangannya kuat kuat sehingga buku buku tangan nya terlihat ia memejamkan matanya dan mencoba meredam kemarahannya claire tidak menyangka dia harus bertemu dengan orang yang dibencinya dan dijauhinya selama ini, tapi kenapa disaat claire mulai tenang lelaki itu datang.

"Keluar" ujar claire menunjuk pintu kamar nya

"Tapi nona muda..."

"Kubilang keluar" Claire membentak pelayan wanita itu dan tanpa bicara lagi pelayan itu keluar dari kamar Claire dengan keringat yang bercucuran di dahinya.

Claire mengusap kepalanya dia bingung harus bagaimana, Claire belum siap untuk bertemu lelaki itu lagi, Claire takut hidupnya akan menjadi lebih kacau jika pria itu kembali.

"Aahhh, kenapa dia harus kembali" ia duduk di tepi tempat tidur dan memijat pelipisnya. Claire mengambil ponselnya dia atas nakas dan segera mencari kontak seseorang

"Halo! "

"Halo, claire kenapa kau menelfonku"

"Halo maura bagaimana kalau kita pergi ke mall nya sekarang"

"Kenapa terburu- buru claire, kita bisa melakukan nya besok"

"Kurasa lebih baik sekarang, aku akan menjemputmu"

"Ok, aku tunggu di depan rumahku see you"

"See you"

*******

Di ruang makan terdapat 3 orang yang sedang menunggu seseorang untuk makan malam mereka adalah ayah nya claire ibu dan saudara tiri claire karena ayahnya claire menikah lagi tidak lama setelah bundanya claire meninggal.

"Bi', kenpa bibi berkeringat dimana claire bukan nya saya sudah nenyuruh claire untuk turun kebawah" tanya Wiliam (Ayah nya Claire) dengan mengkerutkan kening nya.

"Nona muda... dia..." ujar si pelayan gelagapan

"Katakan yang jelas bi' kemana claire"ujar Tari (Ibu tirinya claire)

"Nona muda ia..." sebelum pelayan itu menjawab seorang gadis turun dari tangga menggunakan t- shirt kotak kotak celana jeans serta sepatu nike warna biru yah itu adalah Claire, penampilan claire memang terkesan cuek tapi Claire masih terlihat cantik dengan pakaian biasa dan tidak terkesan berlebihan.

"Claire kamu mau kemana? Kamu gak mau nyambut kedatangan ayah kamu,kamu gak laper sayang" ujar william dengan senyum tercetak di wajah tua nya

"Kalian aja yang makan, aku mau pergi nikmati hidangannya" ujar claire dengan senyum dipaksakan

"Emang kamu mau kemana sayang"

"Heh sayang, gak usah sok manis deh manggil sayang-sayang, emang kau pernah peduli dengan hidupku hemm" tanyan Claire dengan nada mengejek

William berdiri dari kursinya dan menghampiri claire"apa maksudmu Claire ayah tidak mengerti"

"Gak ngerti, ayah , sejak kapan kau jadi ayahku ha?! Sejak kau meninggalkanku dalam keterpurukan itu maksudmu" Claire menyentak ayah nya ia terpaksa melakukan ini karena ia terlanjur sakit hati kepada ayahnya

"Claire jaga bicaramu " ucap ayahnya dengan geram

"William sudah biarkan dia.." ujar tari

"Cukup tari biarkan aku berbicara dengan anak ini"

"Kau dengar apa yang dikatan ISTRIMU lepaskan aku" Claire sengaja menekan kata 'istri' pada kalimatnya, claire bersiap untuk pergi saat ia hendak pergi william mengcekal tangan claire, claire ingin berontak tapi tenaga nya tidak kuat untuk melepaskan tangannya.

"Kenapa kau berubah sayang" william menatap sendu putrinya, dia sangat menyesal putri kecilnya sekarang menjadi anak yang acuh

"Kenapa aku berubah hah?! Kau yang telah membuatku berubah,kau yang telah membunuh ibuku"

'PLAK' sebuah tamparan mendarat mulus di pipinya, claire tersentak ternyata ayahnya memang tidak peduli dengan nya'TES' sebutir air mata mendarat di pipinya, semua orang menatap kaget kedua orang itu

"Kau puas telah menamparku hah?! Kau puas telah mempermalukanku didepan semua orang hah " saat dirasa cekalan william sedikit renggang claire menggunakan kesempatan ini untuk melepaskan tangannya, sementara william ia tidak menyangka ternyata dirinya bisa menampar putrinya dan membuat putrinya menangis ia begitu menyesal telah menyakiti putrinya tetapi saat ingin meminta maaf dia melihat claire pergi dari hadapannya, dia melihat putrinya pergi menjauhinya.

"Maafkan ayah sayang" ujar william parau dan kembali untuk makan malam.




.............

Hai! Terlalu drama yah! Maaf ideku mentok ^-^

SEJUTA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang