Chapter One - RUN

414 18 4
                                    

HOTEL HARRIS, fX LIFESTYLE X'NTER
Koridor Lantai 10

"Tersangka melarikan diri. Tampaknya dia tidak membawa banyak barang," ujar seorang polisi berumur sekitar 30 tahun bernama Agus kepada rekan-rekannya.

"Siapa sebenarnya dia? Mengapa kita selalu kehilangan jejaknya?" keluh polisi kedua bernama Bambang yang terlihat lebih tua dari Agus

"Entahlah, tim sebelumnya bilang bahwa dia mampu menyamar menjadi siapa pun. Itulah yang membuat dia sangat mudah menghilangkan jejak," tambah polisi lain yang bernama Joko yang tampaknya paling tua karena rambut ubannya yang cukup banyak.

"Menyamar bagaimana? Seperti agen-agen di film-nya Tom Cruise gitu?"

"Saya kurang tahu. Yang jelas, sudah 3 tim sebelum kita yang berusaha menangkapnya, tetapi dia selalu dapat lolos dengan penyamaran dan cara yang tidak diduga," jelas Bambang.

"Info yang saya dapat, dia dapat mengubah penampilan dirinya menjadi siapapun. Bagaimana caranya dia bisa melakukan hal itu, belum ada yang mengetahuinya. Yang jelas kita jangan lengah, sekali kita lengah, bukannya tidak mungkin dia akan menyamar menjadi salah satu dari kita.

Joko dan Bambang tampak mengerti dengan penjelasan Agus. Sekalipun Agus jauh lebih muda dari mereka, tetapi karisma kepemimpinan Agus mampu membuat mereka menghormatinya sebagai kapten tim dalam setiap investigasi kasus.

Tidak lama terdengar suara lift berhenti, ketiga polisi tersebut langsung berlari ke arah lift dan melihat seorang nenek berbaju cardigan ungu dengan terusan dress berwarna putih. Ia tampak berjalan kepayahan karena punggungnya terlihat digerogoti osteoporosis.

Ketiga polisi tersebut tergerak hatinya dan membantu sang nenek memasuki lift.

Sesampainya di dalam lift, nenek itu meminta tolong untuk ditekankan tombol menuju ke lobby basement hotel. Mereka bertiga memutuskan untuk ikut turun ke lobby basement menemani sang nenek. Tidak satu kata pun yang keluar selama lift menuju ke lobby utama.

Wanita tua ini kok menggunakan parfum laki-laki ya? Kenapa wanginya maskulin sekali? - pikir Agus curiga.

Ia pun kemudian memulai pembicaraan saat angka lift menunjukkan lantai 7, "Bu, sendirian saja? Tidak bersama-sama dengan anak atau cucunya?"

Sang nenek hanya tersenyum tanpa menunjukkan giginya dan tidak bersuara.Kedua rekan Agus sempat bingung dengan pertanyaannya. Namun setelah melihat kode darinya, Joko dan Bambang pun langsung paham yang dimaksud oleh Agus.

"Ibu senang pakai parfum pria ya? Wanginya enak, bu. Merk parfumnya apa ya kalau saya boleh tahu?" tambah Agus

Joko dan Bambang mengambil posisi untuk membekuk sang nenek. Secara tiba-tiba tubuh renta tersebut menegak dan bertambah tinggi hendak menampakkan wujud seorang pemuda berumur 20-an dengan tinggi 175 cm dan berbadan langsing. Sementara metamorfosis terjadi, pemuda tersebut meloncat dan menendang Joko dan Bambang. Kemudian dengan satu gerakan dia melumpuhkan Agus.

Setelah ketiga polisi itu terkapar, pemuda bernama Alfa itu menyentuh Agus dan berangsur-angsur mengubah penampilannya serta baju yang saat itu sedang digunakan oleh Agus. Tubuhnya menjadi lebih tinggi dan lebih berisi. Suaranya terasa lebih berat dan rambutnya menjadi sangat pendek.

"Sialan. Nih orang pake nanya segala lagi. Itu nenek-nenek kan Cuma gue tiru penampilannya, mana gue tahu suaranya kayak apa," keluh Alfa dalam suara dan penampilan Agus.

Kemudian pintu lift terbuka dan Alfa langsung berlari keluar. Beruntung tidak ada seorang pun di lobby. Ia pun menekan tombol pintu dan keluar melewati koridor ATM, secepat mungkin ia melarikan diri sebelum kondisi ketiga polisi yang terkapar pingsan itu diketahui oleh orang lain.

Hexa MagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang