Pagi itu Kazuko terbangun seperti biasa. Ia menyingkap tirainya. Membiarkan cahaya mentari menerobos masuk. Ia lalu menyeduh kopinya dan mengambil kameranya. Mengambil potret-potret menarik yang dapat ia ambil.
Ia menyesap kopinya perlahan dan mulai mengambil gambar. Ia lalu melihat ke blok apartemen di seberangnya. Terlihat seseorang menyingkap tirai pintu kaca yang menhubungkan ruangan apartemen dengan balkon.
Penghuni barukah?Terlihat seorang pria keluar. Pria itu tampak asing. Ia lalu menopangkan tangannya di birai balkon dan tersenyum ke arah mentari pagi. Kazuko terpaku menatap pria itu.
Senyum itu...
Entah kenapa Kazuko menyukai senyuman itu. Senyuman yang terksesan hangat...namun misterius. Ia bahkan tak bisa berhenti menatap senyuman itu.Pria itu lalu masuk kembali ke apartemennya lalu kembali lagi dengan membawa pot berisi bunga matahari dan pot-pot lainnya lalu menyusunnya dengan rapi di rak yang ia letakkan di sudut kiri balkon dan mulai menyiraminya. Tanpa berpikir panjang, Kazuko langsung mengambil kameranya dan memotret pria itu. Ia lalu tersenyum. Senyum pria itu terus melekat di benaknya. Entah kenapa ia menyukainya. Kazuko pun lalu menghabiskan kopinya yang sudah mulai dingin dan bergegas untuk bersiap menuju lokasi pemotretan hari ini.
~~~~
Kazuko menjalani harinya seperti biasa. Mandi, siap-siap, turun ke basement, mengendarai mobilnya menuju lokasi, dan melakukan sesi pemotretan. Dulu. Namu sekarang, ada sesuatu yang membuat hari-harinya berbeda. Senyuman itu.
Tanpa ia sadari, ia mulai melakukan sebuah rutinitas baru. Ya. Mengambil potret pria tersebut. Ia selalu menyukainya. Setiap detik ia mengamati pria itu. Setiap kali ia mengambil potret pria itu. Ia menikmati setiap detik itu.
Malam harinya, ia mencuci foto-foto tersebut. Ia menjemurnya lalu melihat hasilnya dengan senyum puas dan kagum. Ia lalu mematikan lampu kamar gelapnya dan keluar. Bergegas untuk tidur.
Akankah dia datang ke dalam mimpiku?~~~~
Keesokan paginya, Kazuko terbangun dengan penuh semangat. Ia lalu bergegas mengambil kameranya dan membuka jendela kamarnya. Menunggu pria itu keluar. Ia menunggu dengan gelisah dan mulai memain-mainkan kameranya.
Penantiannya pun berbuah manis. Yang ditunggu akhirnya menampakkan sosoknya. Seperti biasanya. Ia memejamkan matanya, menarik napas panjang untuk menghirup aroma embun pagi dan kemudian mendongak dan tersenyum ke arah mentari pagi. Kazuko lalu memotretnya. Tanpa ia sadari, pria di seberang sana memperhatikannya. Kazuko lalu menyembunyikan kameranya dengan sigap. Pria itu menatapnya lalu tersenyum.
Kazuko membeku menatap senyuman itu. Senyuman itu...
Entah mengapa seketika rasa hangat menjalar ke sekujur tubuhnya. Sebuah energi asing terasa masuk ke tubuhnya. Pria itu lalu masuk ke dalam apartemennya dan meninggalkan Kazuko yang masih membeku. Dia...tersenyum padaku...Ya! Dia tersenyum padaku!~~~~
Malam itu, Kazuko berbaring di ranjangnya dengan perasaan tak menentu.
Sial! Kok jadi begini sih?!Ia tak bisa tidur. Senyuman itu masih membekas di pikirannya. Senyuman itu...benar-benar membuatnya gila!
Kazuko lalu memutuskan keluar mencari angin dengan membuka lebar jendelanya sekaligus melihat bulan purnama. Ia mengambil kameranya untuk memotret langit malam.
Sedang asyik-asyiknya ia memotret langit malam, ia lalu melihat ke seberangnya. Ternyata pria itu juga ada di sana!
Pria itu mendongak menatap bulan dan tersenyum.
Kazuko mematung melihat pemandangan di depannya. Entah kenapa pria itu terlihat...sendu di bawah langit malam dengan sinar bulan purnama yang cerah. Kazuko lalu mengambil potret pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Window
Fanfica fanfic for celebrating this #OHNOvember :D Kazuko Ninomiya, seorang fotografer muda professional sangat suka mengambil inspirasi dari jendelanya. Suatu ketika, sesuatu mengubahnya. Sebuah senyuman yang menyilaukan di balik jendela... Ninomiya Kazu...