Kringg.... Kringg
Bel berbunyi menunjukan pergantian jam pelajaran ke 5 dan 6 --pelajaran terakhir--
Setelah guru masuk kelas, ada tiga orang kakak kelas cewek yang masuk juga kekelas dan meminta izin sebentar ke guru. Mereka perwakilan dari ekskul Irmas --Ikatan remaja masjid-- yang ingin meminta sumbangan dana untuk anak yatim piatu."Pssstt.. Dinn.. Psstt"
"Apaan?"
"Woii.. Nathan"
"Apaan?" "Ohh.. Yang itu" lanjutnya
"Ohh.. Yang pake kacamata mi" dengan nada yang ditekan
Lalu mereka bertiga tertawa-tawaAku tidak menghiraukan keadaan dibelakang ku saat ini yang terus-menerus menekankan kata-kata 'yang pake kacamata' dan arah matanya menunjukan salah satu kakak kelas yang saat ini berdiri didepan kelas.
Cowok-cowok kok ngerumpi.. Ucap batin ku, lalu melanjutkan catatan yang diberi guru tadi sebelum kakak kelas itu masuk.
"Eh fahmi sekarang sama kak sekar? Hah.. Seriusan lu din? Demi apa?" Tanya chairmate ku itu, terkejut.
"Dehh, demi dahh" dengan logat betawi nyaKarna tempat duduk Chaeruddin persis tepat dibelakang ku, otomatis aku mendengar. Seketika itu juga aku berhenti menulis, shock.
"Beneran Fahmi sekarang sama kakak kelas yang tadi itu, yang namanya sekar-sekar itu?" Tanya ku kediri sendiri. Masih nggak percaya, padahal seminggu sebelum nya dia bilang kalau dia mau balik kaya dulu lagi yang ngedeketin --walaupun dengan cara nya bisa dibilang Blak blakan--
Walupun saat ini aku sedikit ngedown mau tidak mau aku harus menyelesaikan catatan ini, dari pada nanti pas mau ulangan berabe.
Karna tempat duduk disebelah ku kosong --karna memang chairmate ku yang satu ini nggak bisa diem alias pecicilan-- akhirnya ditempatin sama Mila. Diantara kesunyian yang kami ciptakan, akhirnya aku yang membuka pembicaraan "Mil, ohh jadi itu g-e-b-e-t-a-n baru nyaa.. Maniss juga"
"Hah? Yang manaa? Yang tadi pake kacamata?"
"Iya" jawab ku singkat
"Ehh din emang bener fahmi sekarang sama kak sekar?"
"Iyaa mil"
"Ihh.. Bisa juga tuh orang"Aku hanya senyum mengernyit.
"Ehh mil balik ketempat asal lo sana, gue mau duduk"
"Bentarr.. Bentar, tanggung nih"
"Ahh buru" sambil menarik-narik tangan mila
"Iyaa..iyaa, sakit tau"Lalu putri menghempaskan badan nya di kursi sebelah ku, yang kulihat dari ekor mata ku.. Dia sedang memperhatikan ku dengan seksama, ketika aku menoleh dan ternyata benar di sedang memperhatikan ku.
"Kenapa?" Tanyaku sambil tersenyum jahil
"Fake smile gituu yaa" sambil senyum-senyumm jahil terus jerit-jerit nggak jelas
"Sttt, ngapain jerit-jerit sih ntar dimarahin miss Eka lagi"
"Lagian pake fake smile segala, gue udah tahu semuanya"
"Manaa fake smile sih, lagian ngapain juga."
"Halah.. Segala bohong sama gue, keliatan lagi"
"Ahh tau ah, terserah lo aja"
"Yahh.. Masa gitu doang ngambek"Kringg.. Kringg.. Kringg
Bel pulang berbunyi"Don't forget your homework ya, see you next week" ucap miss eka mengakhiri pelajaran.
"See you miss"Ahh.. Males banget hari ini piket segala. Keluh ku
Satu menit..
Dua menit...
Enam menitt..Akhirnya kelas bersih juga, "jess, gue duluan yaa" jessica hanya menggangguk sambil tangan nya menandai 'dahh'
Saat menyusuri lorong sekolah yang lumayan membuat keringetan, seketika jalan ku terhenti.
"Lepasin gue"
"Gue mau ngomong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be
Teen Fiction"Dia itu punya segala nya yang aku ingin kan di dalam 'pacar yang sempurna' sayangnya, dia saat ini belum berani ambil resiko buat ngelangkah lebih maju" - Lexara Amartha "Aku mencintai mu dalam setiap tegas perlakuan ku, aku mencintai mu dalam perl...