Rainbow Over the Night

116 12 8
                                    

"Malam itu, hujan turun bersamaan dengan terpaan angin kencang yang dingin menusuk tulang. Hanya ada aku seorang di rumah, ditemani bunyi rintik hujan yang terdengar seperti alunan musik yang menenangkan di telingaku."

Aku beranjak dari tempat tidurku ketika aku mendengarkan seseorang mengetuk pintu rumahku. "Ada orang dirumah?" Itulah pertanyaan yang di lontarkan oleh orang yang mengetuk pintu rumahku itu. Ketika aku sampai di depan pintu, aku segera melihat keluar melalui sela sela jendela. "Hi, ini aku, biarkan aku masuk," kata wanita itu kepadaku. Aku sendiri masih belum dapat mengenali raut wajahnya karena mukanya yang tertutupi oleh payung & topi bundarnya yang nyaris tidak menampakkan mukanya. Sesaat setelah kebingunganku akan wanita misterius itu, aku teringat akan janji yang aku katakan dua minggu yang lalu kepada seseorang. "Oh, Seulgi, silahkan masuk!" Ucapku sembari mengingat janji yang aku katakan dua minggu lalu itu. Ya, dua minggu yang lalu, aku berjanji dengan Seulgi untuk bertemu di rumahku untuk berbincang seputar hubungan kami yang baru mulai terjalin sebulan yang lalu. Sebenarnya aku sendiri lebih memilih untuk membicarakan tentang hal ini di rumah Seulgi, tetapi karena banyak sanak keluarga di rumahnya, kami pun memilih untuk membicarakan nya di rumahku.

"Seulgi, mari duduk, akan ku buatkan secangkir teh hangat untuk menghangatkan tubuhmu," kataku sembari menuju ke dapur untuk membuatkannya secangkir teh hangat. "Sini biar aku bantu, kamu kan orangnya ceroboh, biar aku saja yang membuatkan secangkir teh untuk kita berdua," ucapnya sembari bangkit dari tempat duduknya.

Ya, mungkin ini saatnya aku memberikan informasi tentangku, namaku Seunghyun, teman temanku biasanya memanggil ku Tabi, aku duduk di kelas 2 SMA. Aku tinggal dengan orang tua ku, tapi karena urusan pekerjaan mereka yang super padat, aku jarang sekali bertemu mereka terlebih karena mereka hanya pulang  disaat pagi hari ketika aku telah berada di sekolah.
"Tidak usah repot repot! Aku memang ceroboh, tapi kalau cuma membuat secangkir teh untuk kita berdua, itu bukanlah perkara yang sulit!" Ucapku sambil menyiapkan secangkir gelas sambil menuangkan air panas. Setelah aku membuatkan teh untuk kami berdua, aku pun kembali ke ruang tamu dimana Seulgi sedang duduk sambil sibuk dengan handphone nya."Seulgi, ayo minum, teh nya sudah jadi." Kataku sembari memberikan secangkir teh kepadanya."Tabi, ada suatu hal yang ingin ku katakan padamu." Ucapnya sembari menunduk melihat ke arah teh yang aku buat. "Ada apa Seulgi? Apakah ada masalah?" Tanyaku secara spontan. "Tabi, kita memang sudah berpacaran selama satu bulan ini, tapi ada suatu hal yang seharusnya kita lakukan layaknya sepasang kekasih lainnya," ujarnya sambil menghadap kepadaku. "Aku tau, kita memang belum pernah pergi berkencan, ini bukan karena aku tidak menyukaimu atau apa, aku hanya tidak ingin memberikan kesan yang buruk kepadamu. Sejujurnya aku ingin Mengajakmu berkencan hari ini, tapi hujan yang sangat deras ini tidak memungkinkan untuk memberikan kesan kencan pertama yang terbaik." Ucapku sambil melihat ke arah jendela. "Aku mengerti akan apa yang kamu ingin pikirkan, mungkinkah kita dapat pergi berkencan esok hari?" Katanya sembari tersenyum kepadaku. "Aku tidak bisa memastikannya, tapi jika besok adalah kencan pertama kita, akan kuusahakan yang terbaik untuk hari esok," ucapku sambil membalas kembali senyumannya dengan senyumanku.

*keesokan hari nya*

Tepat pukul 18.30, hari mulai gelap, diriku sedang mempersiapkan segalanya yang terbaik demi kencan pertama ku dengan Seulgi. Namun seketika petir menghentakkan kaki nya ke bumi dan seketika hujan pun turun. Aku benar benar panik waktu itu, aku segera menghubungi Seulgi. "Seulgi, apa yang harus aku lakukan? Dapatkah kita pergi berkencan di hujan yang selebat ini?" Tanya ku sambil menggaruk garuk kepala. "Ahh, hujan yang lebat, hujan ini tidak memungkinkan kita untuk pergi berkencan," ujarnya. "Maafkan aku, Seulgi. Sungguh hari yang tidak menguntungkan bagi kita," ucapku dengan nada yang gelisah. Namun kegelisahanku kini telah berubah menjadi senyum ketika aku melihat hujan mulai mereda menjadi gerimis. "Seulgi, bersiaplah, aku akan menjemputmu sekarang," ucapku sembari berjalan menuju garasi untuk menghidupkan motor. "Kau yakin Tabi? Ini masih gerimis loh?" Tanyanya kepadaku sambil kebingungan. "Aku punya ide yang bagus, bersiaplah Seulgi," ucapku yang kini sudah akan menuju ke rumah Seulgi tinggal.

Sesampainya disana, aku segera memanggil Seulgi untuk pergi berkencan, perasaanku agak gugup karena ini adalah kencan pertama kami. Ketika Seulgi sudah siap, kami langsung berangkat menuju tempat kencan pertama kami, yaitu taman kota, aku tau hujan masih merintik dengan perlahan lahan, namun tampaknya itu bukanlah masalah yang besar mengingat aku membawa payung yang cukup untuk melindungi kami berdua dari hujan. Sesampainya disana, banyak waktu yang kami habiskan bersama, seperti menikmati secangkir teh hangat sembari duduk di kursi taman. Bahkan yang paling mengesankan, pelangi di malam hari.

-TAMAT-

Rainbow Over the NightWhere stories live. Discover now