Verly POV

49 3 0
                                    

Namaku verly aku hanyalah seorang remaja biasa. Aku menpunyai teman, pacar dan mantan (tentunya) yang sekarang audah tiada. Namun tentunya orang yang kini ku panggil pacar telah, entahlah aku hanya merasa sekarang dia bukan orang yang kusgbut sebagai pacar lagi. Soni lebih banyak sibuk dan hampir tidak pernah berkomunikasi denganku. Aneh memang namun aku kali ini akan diam, jujur saja sejak dia menjadi panitia lomba akhir semester ini dia jarang memberikan kabar padaku. Namun aku sudah lelah , lelah untuk bertanya mengapa.

"Verly kau tidak pulang?" Tanya Tia padaku, Aku menggeleng

"Nanti saja" kataku,

"Mau aku temani?" Tanya Tia

"No thanks urus saja ekstra PMR lo, lusa kan mau lomba"

"Baiklah baik baik ya" kata Tia lalu pergi.

Dan disinilah diriku, menunggubseseorang yang tidak jelas kapan datangnya, yang entah mengapa mulai mengabur dari pandanganku.

Seseorang membuka pintu, Aku bangkit dari kursiku. Sedangkan dia diam, tidak mengatakan apapun hanya memandangku. Aku mendekatinya.

"lo capek ya? Gue bawain air sama cemilan untuk Lo" kataku sambil memberikan sebuah palstik padanya yang berisi air mineral serta beberapa cemilan. Dia hanya memandangku lalu berjalan menuju bangkunya tanpa memperdulikan diriku.

"Soni" panggilku dia menoleh,

" ada apa?" Tanya Soni

"Lo berubah" jawabku

"Kamu juga berubah" sahutnya

"Lo berubah! Ada apa denganlo? Apa yang membuat lo seperti ini?"

"Tidak ada" jawab Soni

"Sejak Lo menjadi terkenal Lo tak pernah memberikan gue kabar!" Kataku dengan nada tinggi,

"Kamu yang mulai duluan, kamu ngekang aku!"

"Gue nggak pernah ngekang Elo ! Nggak pernah!"

"Truss kemarin itu apa?"

"Gue cemburu kalo Lo deket sama mereka"

"Dan rasa cemburumu yang ngekang aku! Aku juga manusia aku juga ingin bebas, emangnya aku pernah melaeangmu jalan sama teman temanmu terutama temen cowokmu?!"
Kata karanya tang menyakitkan menusuk nusuk dadaku.

"Gue cemburu, dan gue ini cewek Son!"

"Iya kamu cewek dan Aku cowok puas?!" Katanya lalu menyambar tasnya dan dengan langkah keras dan cepat meninggalkan diriku.

Aku hanya diam memandangnya, hanya karna aku cemburu kamu marah seperti itu? Aku yang selama ini berusaha untuk menjaga hubungan ini selama 1 tahun, aku yang paling sering berusada untuk tidak cemburu. Kau tau bagaimana rasanya jika melihat pacarmu setiap hari di kelilingi oleh cewek yang selalu berusaha untuk mengambil hati pacarmu? Aku berusaha untuk menahan rasa itu berhari hari. Kau hampir tak pernah menanyakan kabarku dan hampir tidak pernah memberikan kabarmu padaku, coba kau pikir bagaimana sakitnya saat semua usahamu tak dianggap.

Dengan langkah pelan aku berhalan keluar dari dalam kelas, sekarang ini aku tidak mau memikirkan masalah itu. Aku menghirup nafas dalam dalam lalu menghembuskannya. Mengeluarkan semua pikiran yang tidak baik dalam hidupku.

"Senior!" Suara tersebut dapat dan sangat kukenali, Ceo adik kelas sekaligus juniorku di ekskul drama di belakangnya Eka mengekor.

"Senior very bisa membantuku menyunting cerita ini?" Tanyanya

"Kamu jalannya cepet banget, pelan pelan donk!" Kata Eka lalu menepuk bahu Ceo hingga cowok itu mengaduh kesakitan.

"Segitu aja udah sakit dasar lemah!" Kata Eka sambil menyenggol Ceo membuat Cowok tersebut hampir terjatuh.

"Menyunting teks untuk drama?"tanyaku sambil mengambil kertas yang diserahkan oleh Ceo.

"Benar kak! Seminggu lagi kami akan ikut berlomba" kata Eka

"Kalo begitu kalian berdua harus semangat oke?" Kataku sambil tersenyum dan mengelus kepala kedua juniorku itu.

"Kak Verly cantik ya waktu tersenyum" kata Eka

"Nggak juga kali" kataku sambil tertawa walau sesungguhnya aku ingin menangis.

Aku lalu membantu mereka menyusun teks drama, dari tempat ini aku dapat memperhatikan Soni yang sedang bermain bola voly sendirian.

Aku ingin menyapa dan berjalan mendekatinya, memberikan semangat padanya. Cowok memang susah untuk dimengerti.

***

Aku sangat senang hari ini, karna hari ini Soni mengajakku untuk jalan jalan. Ya jalan jalan, kami sudah diem dieman selama 3 hari dan tentunya hari ini merupakan  suatu kemajuan dari hubungan kami. Aku bergegas menuju taman kota.  Tia sampai memperingatiku untuk berhati hati karna hari ini hujan. Ya dia teman yang baik.

Aku melihatnya di bawah pohon mangga di tepi taman. Aku mempercepat langkahku agar segera sampai disana.

"Sory lo lama ya nunggu?" Tanyaku

"Nggak baru sebentar" katanya dia lalu menyodorkan sebuah minuman panas. Aku menerimanya. Kami diam untuk beberapa menit. Gerimis mulai turun, kami diam disana, masing masing sudah membawa payung.

"Aku mau ngomong sesuatu" kata Soni

"Ngomong aja" kataku

"Sory kita putus ya?"

Aku diam sebentar lalu tertawa berusaha untuk santai.

"Kamu lucu" kataku

"Aku serius" kata Soni

"..." aku tidak tau harus bagimana.  Kukira hari ini akan berjalan dengan baik.

"Kenapa kok putus?" Tanyaku menahan tangis

"Nggak tau kepengen aja" jawabnya, dia lalu memelukku mungkin untuk yang terakhir kalinya. Lalu dia berjalan pergi meninggalkanku.

Air mata meleleh di kedua pipiku, kehangaatan minuman yang kubawa tidak terasa lagi, bahkan dinginnya hujan tidak kuperdulikan lagi.

Yang ada hanya rasa sakit.

Namun aku tersenyum menatap kepergiannya. Entah mengapa perkataan Dimas terlintas di kepalaku.

"Kalo kamu sedih bayangkan saja aku ada di sampingmu dan sedang memelukmu"

Waktu itu dia mengatakannya sambil tertawa, aku tidak tau kalau itu adalah salah satu wasiatnya sebelum pergi.

Dan sekarang orang yang sangat penting bagiku telah pergi meninggalkanku.
Meninggalkan aku sendiri disini.

Tersenyum Sambil MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang