"Sekarang apa rencanamu, Fa?" tanya Kevin semakin mendesakku. Aku diam, masih berpikir.
"Fa?" Kevin semakin geram.
"Shhh... jangan ganggu dia dulu!" kini Laila yang bersuara. Melerai kami berdua yang siap meledak.
Kami baru saja mendengar berita bahwa serum penyembuh kami dicuri. Berita paling mengejutkan kedua dalam dua minggu ini. Penjaga lab yang memberitahukannya pada kami di tengah-tengah rapat, sambil terengah-engah.
Dunia sudah benar-benar rusak. Orang-orang di masa lalu pasti berpikir bahwa dunia akan sangat maju di tahun 2115. Namun kenyataannya tidak. Lingkungan kami benar-benar hancur. Polusi di mana-mana, air bersih adalah barang langka, udara disekitar adalah udara yang telah berjampur dengan puluhan racun.
Muncullah penyakit-penyakit aneh yang melanda masyarakat karena polusi tersebut.Maka, tim lab kami yang beranggotakan empat orang inti-Aku, Kevin, Laila, dan Renata- ini merilis sebuah alat bernama Moving Ball. Alat ini berbentuk bola besar dengan bahan seperti plastik yang bisa digunakan untuk transportasi dan melindungi manusia dari polusi. Kami juga mengisolasi rumah-rumah dan gedung-gedung penting agar penyakit tidak menjalar lebih cepat.
Celakanya, saat hujan turun untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Renata yang sangat menyukai hujan itu menghambur keluar dari lab kami yang telah terisolasi dan melupakan Moving Ballnya. Udara kotor yang bercampur polusi menyentuh kulitnya, masuk ke paru-parunya.
Lebih celaka lagi, kami terlambat tahu. Pasukan Martha, sang presiden, lebih dulu mengetahuinya. Membawa Renata yang sekarat ke tempat rehabilitasi bersama puluhan warga lain yang terinfeksi. Kami baru tahu satu jam setelahnya. Ini berita pertama paling mengejutkan dalam dua minggu ini.
Aku begitu geram saat itu. Bagaimana keteledoran semacam ini bisa terjadi. Meskipun tim lab kami adalah kaki-tangan Presiden Martha, aku merasa sesuatu yang ganjil sedang terjadi. Lalu, dalam kondisi kalut, demi menyembuhkan teman seperjuangan sekaligus sahabat kami, kami tergesa-gesa menyelesaikan serum penyembuh kami yang sudah kami rancang selama tiga bulan.
"Kita harus mengambilnya kembali," aku mulai bersuara. "Aku yakin Martha pasti di balik semua ini," kataku dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Ribu Seratus Lima Belas
Science FictionPersahabatan, Loyalitas, kepercayaan, pengorbanan, apakah mereka nyata?