Sara menatap sosok didepannya itu seperti menatap objek yang benar benar membosankan.
Ya, wajah orang itu memuakkan bagi sara
"Apa lagi?"
"Well, beberapa hari lalu dia mengunjungimu kan?"
"Apa urusanmu jika aku menjawab ya atau tidak" ucap sara dengan kata kata yang cukup menyakitkan hati
Wanita didepannya menahan emosinya untuk tidak menonjok sara
"Dia suamiku" kata olivia dengan penuh penekanan
Sara memberikan tatapan meremehkan
"Aku tidak peduli. Ambil saja suamimu itu dan bawa dia pergi. Toh,bukan aku yang memintanya kesana"
Olivia memutar bola matanya malas mendengar ucapan sara. Jika ada definisi baru untuk orang munafik, ia akan menjawab sara
Olivia menatap keluar jendela. Melihat awan yang suram diluar
"Berhenti mengganggu suamiku" ujar olivia dengan senyum sinisnya, seakan bangga jika matt menjadi miliknya.
Bukan sara
Sara memberi tatapan tajam nya, ia tidak bisa dan tidak mau direndahkan seperti itu
"Bangga?"
Olivia tertawa memaksa. Ia menggelengkan kepalanya mendengar jawaban sara yang sepertinya menyulut emosi sara
"Tentu. Kau, orang yang selama ini mati matian mendekati matthew dan menyukainya sepenuh hati. kalah denganku, orang yang tidak pernah mencintainya" gumam olivia bangga
Sara membelalakkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan
Itu keluar dari mulut olivia sendiri. Istri dari matt sendiri
"Tidak pernah mencintainya? Apa maksudmu?"
"Ya, aku bohong jika aku bilang aku mencintai matt. Aku hanya ingin kalian berpisah. Karena matt harusnya bahagia denganku"
"Tidak akan pernah ia bahagia dengan wanita yang tidak pernah ia cintai bodoh"
"At least, he tryna to love me now" ucap oliv dengan senyum pura pura manisnya
"Wanita brengsek"
Plakk
Sara menampar pipi mulus olivia kemudia berlalu. Muak dengan wajah itu
***
"Apa?!"
Sara mengangguk dengan yakin sementara orang didepannya menatap sara tidak percaya
"Jadi olivia selama ini bohong?"
"Menurutmu?"
Hening antara keduanya. Perasaan sara masih campur aduk tidak percaya
"Tahu definisi tai?"
"Tidak"
"Olivia" sara menahan ketawanya. Ya gadis di depannya itu memang mengerti perasaan sara
"Grace, ku pikir kita harus memberitahu ini pada matt" ucap sara serius
Grace mengangguk, mengiyakan perkataan sara. Selama temannya itu benar, ia akan terus mendukung dan membelanya.
***
"We need to talk"
"About what"
"Something that probably u dont know"
Laki laki itu duduk dibangku taman dengan muka yang malas.
'Pasti berhubungan dengan sara'. Batinnya
"Matt" panggil seseorang dari belakang. Kedua orang yang sedang duduk di sana menoleh ke sumber suara
"I have to go. See ya" ucap grace lalu berdiri meninggalkan dua insan itu
"Apa? Bukannya kau tidak mau melihatku?"
"Kalau bukan karena aku punya perasaan denganmu, aku tidak akan memberitahu mu"
Jantung sara berdegup cukup keras ketika ia mengatakan sebagian isi hatinya
Sementara dahi matt mengerut "tentang apa?"
"Olivia..."
"Olivia tidak benar benar mencintaimu" jelas sara dengan muka serius
Matthew menaikkan alisnya mendengar perkataan sara
Namun beberapa detik kemudian ia tertawa pahit
"Aku tidak percaya" gumam matthew. Sara membelalakkan matanya tidak percaya
Ia berusaha jujur pada matt namun matt memilih untuk membela olivia.
Like, what the fuck did he thinking about?
"Dia yang memberitahuku sendiri!" Ucap sara tersulut emosi. Matanya memancarkan kekecewaan
"Aku tidak akan percaya.."
"Kecuali istriku yang berbicara sendiri"
Disitu, jantung sara seperti dihantam dengan sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✖ Matthew Espinosa
Fanfiction"should i smile because we are friend? or should i cry because that's the only thing we can ever be?"