-final.

928 49 6
                                    

Marriage life, Fluff, Romance



.



Remember It



.



Wanita itu terus berlari, sesekali tersandung kecil karena langkahnya yang terlampau tergesa - gesa. Dan juga berkas - berkas yang direngkuhannya sangat membuatnya kesal.


"Ah kenapa ini berat sekali" Rancau wanita itu kesal.


"Sepatu heels sialan" Wanita itu merancau tidak jelas.


Sesampainya diruangan yang dituju dia segera menaruh berkas - berkas tersebut diatas meja. Lalu menunduk pasrah. Dia tau dia menaruh berkas - berkas tersebut diatas meja bosnya.


Bosnya memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah lalu menggelengkan kepala-nya. Tidak lama, bosnya melihat berkas yang sebelumnya dia bawa, lalu membolak balik berkas - berkas itu.


"Miyoung-ah. Mana stample-nya? Bagaimana aku mau tanda tangan kalau tidak ada stample?"



Ah iya! Stample. Miyoung lupa akan itu.



Setelahnya Miyoung berlari lagi keluar ruangan bos-nya menuju ruangannya yang bisa dibilang lumayan jauh. Setelah mendapatkan stamplenya Miyoung kembali berlari menuju ruangan bos-nya.


"Ini bos." Miyoung terengah - engah. Lelah sungguh. Dia memperhatikan bagaimana tuan Shim itu menanda tangani berkas - berkas itu. "Sudah, kau bisa kembali keruangan-mu, Miyoung-ssi. Ah ya jangan lupa nanti kau ikut dengan ku ke pertemuan dengan perusahaan Kim, okay." Miyoung mengangguk. "Siap pak."


Miyoung keluar ruangan bos-nya lalu menghela nafas-nya sembari memejamkan mata, mulut-nya berulang - ulang mengucapkan 'jangan lupa nanti ikut pertemuan.'


Miyoung duduk diruangannya, secara langsung mendudukan dirinya di kursinya, dan langsung memfokuskan diri pada komputer di hadapannya. Mulai mengetik pekerjaannya, tetapi dering ponsel membuatnya memberhentikan pekerjaannya. Saat di lihat layar-nya Miyoung tersenyum selebar mungkin dan tak dapat menunggu untuk menerima telepon tersebut. "Yes, daddy."



"Mom, pulang larut hari ini?" Miyoung tersenyum kecil lalu mengingat - ingat apakah ada yang harus dilakukannya atau tidak.



Seingatnya tidak ada.



"Tidak, dad. Why?" Miyoung tahu apa yang dimaksud si penelepon. "Candle Light Dinner with me, mrs. Horvejkul?" Miyoung tertawa kecil. "Aku tidak menolaknya."

Remember It [KhunFany]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang