Murid Baru dan Mrs. Elleanor Gritwen

13.5K 448 2
                                    

3. Murid Baru dan Mrs. Elleaor Gritwen

Gadis itu melangkah pergi meninggalkan ruangan Kepala sekolah bersama lelaki tadi yang terus membuntutinya. Dia sebenarnya ingin protes dengan sikap posesive dari lelaki itu, namun tidak bisa. Karena sekali saja lelaki itu mendengar protes darinya, maka lelaki itu akan semakin mengekangnya.

"Aku heran dengan sikapmu akhir-akhir ini. Kau sudah bosan kepadaku, huh?" lelaki itu mencekal pergelangan tangan gadis di depannya, sehingga gadis itu berhenti dan membalikkan tubuh ke arah lelaki tersebut.

"Daniel jangan coba-coba, kita sedang dalam tugas. Apa kau ingin terkena hukuman karena sikap tak profesionalmu?" gadis itu tampak jengah dengan lelaki yang dipanggilnya Daniel.

Daniel memutar kedua bola matanya, dia tidak peduli jika harus mendapatkan hukuman karena ingin berduaan dengan gadis yang notabene adalah kekasihnya sendiri. Cukup untuk minggu-minggu kemarin, di mana dia tidak bisa menemui gadis itu karena tugas yang mengharuskannya jauh darinya.

"Aku merindukanmu, Sarah. Apa kau tidak merindukanku juga?" ucap Daniel. Dia menarik pergelangan tangan gadis itu agar tubuh mereka saling beradu.

Sarah tampak tersenyum, namun sesasat. Setelahnya gadis itu menggelengkan kepala sembari melepaskan diri dari belitan tangan Daniel. Dia hanya ingin menggoda lelaki itu. Dan benar saja setelah apa yang dilakukannya membuat eksperesi wajah Daniel tampak lucu di matanya.

Daniel mengerutkan keningnya. Dia terus menatap gadis di depannya, "Jangan-jangan kau sudah menemukan lelaki yang lebih tampan daripada aku?"

Sarah tak tahan lagi untuk tertawa. Seketika tawa yang begitu renyah keluar dari bibirnya. Dia tidak bisa berhenti walaupun wajah Daniel sudah terlihat memerah. Entah karena malu ataupun marah.

Sarah mendongakkan kepalanya. Dia merasa sedikit bersalah, lalu mengelus pipi lelaki itu. Namun tidak ada respon dari Daniel. Lelaki itu bergeming. Tatapan matanya terlihat tak terbaca.

"Apa kau marah kepadaku? Kalau begitu aku minta maaf, aku mohon," ucap Sarah. Sembari menangkupkan Kedua tangannya berharap apa yang dilakukannya bisa membuat hati lelaki itu luluh dan mau memaafkanya.

Daniel tampak memejamkan kedua matanya. lelaki itu berusaha mengabaikan apa yang dilihatnya. Namun raut wajah gadis di depannya begitu sangat menggemaskan bahkan menggodanya untuk menarik tubuh ramping itu ke dalam pelukannya kembali.

"Ayolah maafkan aku. Aku janji akan melakukan apapun yang kau mau, asal kau mau memaafkanku," bujuk Sarah. Bahkan dia menggoda lelaki itu dengan sentuhan tangannya--membingkai rahang lelaki itu dengan kedua tangannya.

Daniel tidak tahan lagi dengan sentuhan lembut itu. Dia dengan ganas menarik pinggang gadisnya dan membenamkan bibirnya di atas bibir Sarah. Ciuman singkat, namun memabukkan. Membuatnya tak rela untuk melepaskan belitan tangannya di tubuh gadis itu.

"Aku sangat merindukanmu. Dan kuharap kau akan menepati janjimu, untuk menuruti semua kemauanku." Daniel mendesis, seperti menahan sesuatu di dalam dirinya. "Aku ingin mengunjungimu," lanjutnya.

Sarah bukan gadis polos lagi. Diumurnya yang ke-21 tahun, dia tak lagi menyandang sebagai gadis perawan. Karena Sarah dan Daniel sudah sering malakukan hubungan intim, bahkan kegiatan itu sudah menjadi kebiasaan mereka selama mereka menjadi pasangan kekasih.

"Akan kupertimbangkan," ucap Sarah. Dia melepaskan diri dari kungkungan tangan besar Daniel dan melangkah mendahulinya.

***

Sarah tampak masih mengantuk ketika kedua kaki jenjangnya melangkah melewati gerbang tinggi sebuah sekolah berasrama. Ya, sekolah itu akan menjadi tempatnya sekarang, dan dia harus menyamar sebaik mungkin tanpa ada yang curiga terhadapnya. Namun, di hari pertama tugasnya dia harus bangun kesiangan, dan itu karena ulah Daniel. Lelaki itu terus-menerus membuatnya terjaga samapi pagi, bahkan kini tulangnya serasa remuk semua.

The Psycho Killer ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang