Chapter 3

73 8 0
                                    

‘dan, inilah kisah awal ku dengan seorang yang aku cintai. Skandar Pradipta’
---------------------------

Sejak kejadian disaat hujan tadi siang, aku menjadi sangat sangat mencintai hujan. Hujan adalah salah satu kebahagiaan terbesar dalam hidupku. dan aku sangat mencintai hujan.

'dan juga mencintainya, Skandar Pradipta'

memikirkan kejadian itu membuat ku hanya tersenyum sendiri. Melihat rintik rintik air yang jatuh dari langit, melihat betapa indahnya hujan. karena setelah hujan akan terlihat pelangi, tanah yang tadinya kering menjadi subur, bunga yang tadinya layu menjadi mekar, serta hati yang tadinya terluka menjadi begitu bahagia.

Hujan bukan sekedar kebahagiaanku saja. namun hujan adalah kebaikan untuk semua makhluk di dunia ini.

Terlalu asik dengan hujan sampai aku tak sadar handphone ku bergetar. segera ku buka hp ku dan ku lihat ada sebuah pesan disana.

'Skandar Pradipta'

nama itu yang tertera di layar handphone ku saat ini. dengan semangat aku segera membuka pesan darinya

Skandar Pradipta: Rara?

Niara: iyaa??

Skandar Pradipta: Makasih ya

Niara: samasama kak. makasih juga yaa

Skandar Pradipta: Iyaa sama sama ra

dan chat itu pun berlanjut hingga tengah malam..

_______________________________________

"RARAAA BANGUNN!! MAU SEKOLAH JAMBER SIH LU. TELAT GA GUA ANTER LU. NGESOT SENDIRI SONO.BODO AMAT" teriak bang anan

aku yang maaih tertidur lelap langsung terbangun mendengar suaranya yang hampir menyamai toa mesjid di daerah rumah ku

"5menit lagi deh. cape bet sumpah bang" kataku memelas

"5menit apaan.ga gaada. bangunn cepetan mandii abis itu beres beres raraa"

"abanggg, masa gitu sih sama adek tercintanya" kataku membujuknya

"gue beresin deh buku lo, baju lo. tapi bangun yaaa, mandi cepetan. ntar telat rara"

"benerr yaa?? yaayyyy. makasii abangkuu" aku segera bangkit dan memeluknya.

Aku memang anak paling manja dirumah, berbeda dengan bang anan. Dia sangat mandiri, rajin, semua kelebihan ada di dia. Dengan paras tampan yang hampir menyamai Andrew Garfield serta ketaatannya dalam urusan ibadah. Mungkin kalau aku bukan adiknya, dengan segera aku menjadikannya pacar ku!

"Rara nanti sholat duluu yaa. abang tunggu diluar" teriaknya

'tuh kan bener. padahal baru aja dibilangin!'

"iyaaa abang kuhh"

tak butuh waktu yang lama untuk aku mandi, sholat, dan bersiap siap. cukup 20menit untuk melakukan itu semua.

"pagii semuaa. kakak udah siap dong. gimana? udah cantik kan?" kataku

itu merupakan kebiasaan yang aku lakukan disetiap pagi, karna kebiasasaan itu membuat keluargaku setiap pagi menyumbangkan senyum bahagianya melihat tingkahku

"ga. lo jelek" kata bang anan singkat

"kalo gue jelek, lu juga jelek dong.he" kataku meledek

"ehh kalian ini apaansi pagi pagi kok berantem" kata ayah melerai kami

Fracture HepatisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang