Bugh!
Suara bagasi mobil tertutup terdengar. Dua orang laki-laki bernama Zidane dan Fathur kembali berdiri tegak setelah selesai meletakkan barang-barang mereka ke bagasi mobil. Mereka berdua mengalihkan pandangan ke teman cowok sepantaran mereka yang berlari kecil ke arah mereka.
"Lega gue udah nyetor," kata cowok itu sambil mengelus perutnya.
Fathur terkekeh sedangkan Zidane menggeleng-geleng kepala. Tanpa menjawab ucapan cowok itu, mereka berdua langsung berpencar. Fathur berjalan menuju pintu bangku pengemudi sedangkan Zidane menghampiri keempat gadis yang masih bersiap-siap.
"Udah siap belum?" tanya Zidane sambil bersedekap. Menatap Rahma, Riri, Kharisma dan Achi dengan wajah tengilnya.
Riri menyampirkan tas ranselnya. Dengan mulut masih mengunyah permen karet, dia menjawab. "Udah. Bentar lagi," katanya dengan ekspresi jengkel. Gadis dengan rambut hitam ikal itu memang selalu sebal melihat ekspresi jengkel Zidane.
"Sok ganteng banget lu. Jijik, ew," cibir Rahma sambil melipat kedua tangan di dada. Ekspresi juteknya semakin jutek. Gadis ini memang yang paling ketus di antara yang lain.
"Sakit ati abang, Dek," Zidane memasang wajah memelas. Walaupun dia sering menjadi bahan ledekan teman-temannya, dia tidak pernah marah. Itulah yang membuat teman-temannya gencar meledeknya.
Mendengar itu, Rahma tersenyum miring sedangkan Riri terkekeh. Tidak lama, terdengar helaan napas Achi dan suara bagasi yang ditutup. Gadis yang tubuhnya lebih pendek dari Rahma, Riri dan Kharisma itu berjalan menghampiri keempat temannya bersama Rayhan, si cowok blasteran Indonesia-Australia.
"Udah selesai belom sih?" teriak Fathur, wajahnya terlihat jengkel dan tangan kanannya menyanggah pada jendela mobil.
"Udah, Bang. Sabar dikit dong," sahut Rayhan sambil terkekeh. Cowok itu mulai berjalan beriringan Zidane ke mobil sedangkan keempat gadis yang lainnya mulai masuk ke dalam mobil merah milik Kharisma.
Fathur menghela napas berat. Lalu kepalanya kembali menghadap ke depan dan kaca jendelanya tertutup perlahan. Setelah semua sudah memasuki kedua mobil, Fathur dan Kharisma mulai menjalankan mobilnya masing-masing.
Dalam hati, mereka sama-sama berdoa agar liburan mereka kali ini akan menyenangkan seperti yang mereka harapkan.
***
Mobil Fathur mendadak berhenti.
Zidane, Hafidz dan Rayhan langsung terbangun dari tidur mereka. Sedikit terkejut karena tubuh mereka hampir terjungkal ke depan dan menabrak jok bangku di hadapan mereka. Zidane yang duduk di samping Fathur langsung menoleh ke samping. Menatap heran Fathur yang napasnya terengah-engah dengan pandangan kosong ke depan.
Ragu-ragu, Zidane perlahan menyentuh pundak Fathur. Laki-laki bertubuh agak gempal itu langsung terlonjak kaget, yang otomatis membuat Zidane ikut terlonjak.
"Kenapa sih?" tanya Zidane.
Fathur menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. "Enggak. Gak pa-pa," jawabnya di sela-sela napasnya yang terengah-engah.
"Bohong?" Zidane memberikan tatapan mengintimidasi ke Fathur. Laki-laki itu memilih tidak menghiraukan Zidane dan kembali menatap ke depan. Sebenarnya sejak tadi sudah terdengar suara klakson dari mobil di belakang, yang tak lain mobilnya Kharisma. Membuat Fathur sempat meringis kesal dan langsung menjalankan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔
Terror{COMPLETED} Grup Pemecah Misteri seri 1 Kisah 8 orang anak yang ingin berlibur ke sebuah desa namun tanpa mereka sadari, mereka memasuki sebuah hutan yang terlarang. Mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang misterius, meminta tolong kepada mere...