8

2.1K 429 121
                                    

HomeDelapan

Drrrrtt..

Kurasakan handphone disakuku bergetar, segara aku mengambilnya.

"Loui" nama itu tertera di layar handphoneku, segera aku menslide tombol hijau, dan mendekatkan benda itu ke telingaku,

Hallo? Louis?

Olivv! Lo dimana?

Gue lagi di perpus, disuruh nyimpen buku

Oh oke, lo balik kapan?

Bentar lagi, kenapa?

Um.. Gimana ya ngomongnya...

Apaan?

Lo balik naik taxi lagi gak apa-apa? Gue bareng Megan lagi Liv

O-ohh i-iya gak apa apa

Duh sorry ya gue jadi gak enak

Gak enak gimana sih hahahahha gak apa apa kok gue

Okedeh, kabarin gue kalo lo udah sampe rumah ya

Iya

*click*

Dengan itu, aku kini bergegas menyelesaikan pekerjaanku dan kembali ke kelas untuk mengambil barang-barangku.

Saat aku dan yang lainnya berhamburan keluar kelas, aku memutuskan untuk pergi ke toilet untuk sekedar mencuci mata dan tanganku.

Belum sempat aku masuk ke toilet,mataku tertuju pada kedua sosok di depan pintu toilet.

Louis? Megan?

Mereka ngapain?

Pegangan tangan?

Louis? Ko Louis makin deket?

Cup!

Louis mencium bibir Megan.

Sontak aku bersembunyi di balik tembok yang akan menghalangi pendangan mereka kalau-kalau mereka melihat kehadiranku.

Aku menutup mulutku dengan tanganku, tiba-tiba cairan bening keluar dari mataku. Aku langsung menyekanya dengan punggung tanganku.

Louis?

Sakit. Ini benar-benar sakit. Masih untung aku hanya melihat Louis mencium bibir Megan, bagaimana kalau lebih dari bibir?

Aku tidak yakin aku bisa menahan lagi sakitnya.

Aku merasa seperti hatiku ditusuk-tusuk, entah kenapa tapi ini begitu menyakitkan.

Aku berlari dari tempat persembunyianku, tak tentu arah, yang jelas aku tidak ingin melihat mereka untuk saat ini.

Rooftop.

Itu satu-satunya tempat yang akal sehatku masih bisa pikirkan.

Aku menangis, memeluk kedua lututku, dan membenamkan kepalaku diantaranya.

"Louis!" ucapku, bahkan mungkin kini aku berteriak.

"Kenapa sih lo kayak gini?"

"Tunggu, kenapa sih gue kayak gini?"

"Apa yang terjadi sama gue?"

"Kenapa ini sakit banget ya Tuhan," ucapku sekali lagi, lalu kembali menangis.

Tangisanku seketika berhenti ketika tiba-tiba tangan seseorang mendarat di kepalaku, mengelusnya lembut,

"Udah udah.. jangan nangis dong," ucap orang itu, aku masih tetap dengan posisiku tadi.

Aku mendongak, lalu mendapati Luke duduk disebelahku, dan tersenyum padaku.

"Luke? Lo ngapain disini?" tanyaku.

Dia hanya tersenyum, "Gue paling gak tega liat anak orang nangis,"

Aku memukul lengannya pelan, "Ihhh lo ditanya serius juga,"

"Ihhh sakit bego," ucap Luke, meringis lalu mengusap-usap lengannya.

Aku terkekeh, "Idie apaansi, lebay orang gue mukulnya pelan juga,"

"Nah gitu dong, ketawa. Jangan nangis ah, lo udah jelek kalo nangis makin jelek coeg," ucapnya, mengusap bekas air mata di pipiku.

Ya Tuhan. Ko aku jadi deg-degan sih?

"Emang gue gak cantik kok!"

"Iya, udah chubby, pesek, item, idup lagi!" ledek Luke, menjulurkan lidahnya.

Luke, untung lo cakep.

Aku mengerucutkan bibirku, lalu melipat kedua tanganku di depan dada.

"Yeeehh ngambek,"

Luke mencubit pipi kananku, "Gue becandaaa Oliv, lo cantik kok! Cantik banget.. cuma sayang..." Luke menggantungkan kalimatnya.

"Sayang apa?" tanyaku.

Luke nyengir, "Sayang lo sukanya sama Louis."

Deg.

»»»«««


Haaai! Baru update lagi hehehe,

Biarin kan lama juga kaga ada yang nunggu ini bhaQ:'(

BTW CEK WORKS GUE DONG GUE POST FF BALU FF SUAMI GUE ZAYN HEHEHEH KALO YG MAU BACA MAKACI YAW! MWA

Much Loves,

home » lwtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang