Chapter 4

98 9 0
                                    

"RARA SAMA KA SKAN YAA SEKARANGG"

'MATI GUE DAH. KAN TADI GUE SAMA INDAH SAMA LANI.BUKAN SENDIRI' batinku panik.

Aku segera menoleh kebelakang dan tersenyum layaknya kuda

"engga kok.hehe"

___________________

"eh ra lo jadian sama kak skan?"

"ra, sejak kapan lo deket sama kak skan?"

"eh demi apa rara sama kak skan?"

"emang kak skan mau apa sama rara?"

"kak skan bego apa gimana si mau sama rara"

"kak skan matanya lagi siwer kali"

"yaelah gamungkin mereka jadian"

Semua pertanyaan dan perkataan itu terlontar begitu saja oleh bibir anak anak yang lain. Entah apa yang telah aku lakukan sehingga merubah segalanya. Biasanya aku yang selalu mendapat senyuman hangat disetiap langkahku kini berganti tengan tatapan sinis.

'mengapa bisa berubah secepat ini?'

"nae...." suara itu....

"ICUULLL GUE BUTUH LOO. AAAAAA" teriakku dibalik tangisan ku.

Aku tak bisa sama sekali menerima semua keadaan ini, bagaimana bisa semuanya berubah karena kedekatanku dengan kak Skan. kini yang ku punya hanya beberapa teman kelas dan 3 orang sahabat ku.

"ra, udah apa jan nangis ih" kata awa.

Awa, salah satu sahabat ku juga. Diinah Salwa Kamiilah itu lah nama panjangnya. mungkin dia yang mempunyai otak paling pintar diantara aku, Tita, dan Icul. Ia selalu masuk unggulan dan peringkatnya selalu 5besar.

"ahelah ra udah apa jan nangis. brisik bego. lu nangis gua ikutan nangis yak biar paduan suara kita" celetuk Tita

"lucu lu kambing" jawabku singkat

"udah ih udah. mending balik. kita kita pada kerumah lu dulu dah, gimana?" tanya Icul.

ah, icul memang paling mengerti keadaanku

"tapi gue gabisa lama lama nih, biasa ada jadwal les" kata awa

"sok kepinteran lu ah.yodah ayok" seru tita.

Tak lama setelah sampai dirumah ku, aku menjelaskan semuanya kepada mereka, kedekatanku yang baru baru ini bisa membuat geger satu sekolahan. bagaimana tidak? seorang siswi yang baru masuk bisa dekat dengan siswa yang menjabat sebagai anggota OSIS dengan julukan patung berjalan itu dan merubah si patung menjadi sosok orang yang jauh lebih ceria dari biasanya. yang biasa menampakkan wajah dinginnya kini kehangatan mulai menjalar di tubuhnya.

"keren lo ya. bisa secepet itu" seru mereka bertiga heran

"orang cantik mah beda coy" kataku sambil menyombongkan diri

"muka kea pantat kudanil ae mau sombong lo yak" seru Tita sambil menyentil jidatku

"HAHAHAHAHHA. SUKA BENER LO YAK TA" tawa icul dan awa memenuhi kamar ku

Fracture HepatisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang