**Prolog**
Angin musim dingin berhembus pelan namun kuat, membuat gadis itu merinding kecil. Ia lalu merapatkan jaket kulitnya yang hangat, lalu menerawang ke langit. Salju pertama turun menitik di ujung hidungnya.
Ya Tuhan, bisakah aku mendapatkannya kembali? Tanya gadis itu dalam hati. Matanya mulai berkaca-kaca, siap menitikkan air Mata penuh kepedihan yang selalu ditahan. Segera diusapnya dengan punggung tangannya yang tertutupi sarung tangan tebal.
Aku tidak boleh menangis! Teriaknya dalam hati. Aku sudah berjanji kepadanya.
Gadis itu lalu pergi, meninggalkan tempat kelam yang telah mengubah hidupnya. Selamanya.
~~~